Newsletter

Usai Panas Dingin Debat Capres, RI Dibuat Was-Was Amerika

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
13 December 2023 06:00
Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo saat debat Capres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Foto: Ketua The Fed Jerome Powell. (AFP/SAUL LOEB)

Pergerakan pasar keuangan Tanah Air hari ini nampaknya akan bergerak lebih volatile karena pasar masih dalam sikap wait and see menanti hasil kebijakan moneter the Fed terakhir tahun ini.
Namun, melandainya inflasi AS menjadi kabar gembira dan diperkirakan bisa menjadi suntikan positif bagi IHSG, rupiah, dan IHSG hari ini.

Inflasi AS Melandai, Pasar Masih Was-Was dengan The Fed?

Semalam, Selasa (12/12/2023) dari negeri Paman Sam kedatangan rilis data inflasi atau Consumer Price Index (CPI) periode November 2023 yang tercatat 3,1% (yoy). Inflasi lebih rendah dibandingkan yang tercatat pada Oktober 2023 yakni 3,2% serta sesuai ekspektasi pasar yakni 3,2%. 
Inflasi November menjadi yang terendah sejak Juni 2023. Laju inflasi juga sudah jauh melandai dibandingkan puncak tertingginya pada Juni 2022 yang tercatat 9,1%.

Sementara untuk inflasi inti tumbuh 4% yoy, relatif tak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Realisasi inflasi dan inflasi inti kali ini sesuai dengan harapan pasar, tetapi masih cukup jauh dari target the Fed yang mengharapkan inflasi melandai ke kisaran 2%.

Secara bulanan, inflasi naik ke 0,1% pada November 2023 dari 0% pada Oktober 2023. Inflasi lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni 0%.

Data inflasi yang rilis semalam cukup melegakan pasar setelah mendapat guncangan pada akhir pekan lalu dari data pasar tenaga kerja AS yang kembali memanas pada November.

Sebagaimana diketahui, tingkat pengangguran turun menjadi 3,7% di November dari 3,9% pada bulan sebelumnya. Perekonomian juga menambah 199.000 lapangan kerja di luar pertanian, angka tersebut sedikit lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones sebesar 190.000 dan jauh melampaui penambahan 150.000 lapangan kerja di bulan Oktober.

Kendati demikian, pasar meyakini sikap the Fed paling tidak di pertemuan terakhir penghujung tahun ini akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga. Pasalnya inflasi telah melandai sesuai harapan, apalagi di tengah musim high season dari natal dan tahun baru (nataru) biasanya akan membuat pemangku kepentingan lebih menjaga momentum daya beli masyarakat agar perekonomian bisa terakselerasi positif.

Perhitungan CME FedWatch memproyeksikan the Fed akan mempertahankan suku bunga sudah kian meningkat, mencapai lebih dari 98%. The Fed  menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) kemarin dan hari ini. Hasil keputusan akan diumumkan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari pukul 02:00 WIB.

Sebagai informasi, sejak Maret 2022 The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali atau setara 550 basis poin (bps) ke level 5,25% - 5,50%.

Hasil keputusan The Fed menjadi kabar yang paling ditunggu bukan hanya oleh pelaku pasar Indonesia tetapi juga dunia. Dengan status sebagai ekonomi terbesar di dunia maka apapun keputusan The Fed akan berdampak besar terhadap ekonomi global.

Jika The Fed melunak maka ada harapan rupiah akan menguat kencang dan IHSG juga bergerak positif serta SBN kembali diburu investor. Pasalnya, dana asing diperkirakan akan mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia.

Sebaliknya, jika The Fed masih galak maka ada risiko capital outflow dari Indonesia. Perekonomian global juga rawan macet jika The Fed masih galak karena suku bunga masih bisa bertahan tinggi sehingga ongkos pinjaman mahal.

Hari ini AS akan mengumumkan data indeks harga produsen (PPI) untuk November. Pelaku pasar berekspektasi jika PPI aakn melandai ke 2,2% (yoy) pada November dari 2,4% pada Oktober 2023.

Debat Capres, Politik Makin Panas?

Semalam juga telah berlangsung debat perdana capres-cawapres yang akan mengikuti gelaran konstelasi pemilu 2024 mendatang. Debat perdana semakin memanas dengan Tema yang akan diangkat meliputi Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi.

Suasana politik yang memanas tentunya akan menjadi gairah bagi pergerakan pasar keuangan Tanah Air. Biasanya akan menjadi berdampak positif bagi beberapa emiten/sektor yang terlibat seperti media, konsumsi, retail, penyedia layanan telekomunikasi, dan lain-nya.

Namun, kondusifitas dari perayaan pesta demokrasi ini tetaplah harus dijaga oleh setiap elemen masyarakat guna momentum positif politik bisa terakselerasi lebih optimal dalam mendukung perekonomian domestik tetap resilient.

Sejumlah isu dibahas dalam debat semalam mulai dari isu demokrasi, kebebasan berpendapat, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), pengangguran, hingga korupsi. 

Bagi pelaku pasar keuangan, debat menjadi penting karena setidaknya bisa memberi petunjuk kemana arah kebijakan masing-masing bacapres. Hal ini akan berdampak besar terhadap kebijakan ekonomi Indonesia ke depan.

Seperti pada debat-debat periode sebelumnya, debat akan menjadi bahan perbincangan masyarakat karena mereka ingin mengetahui visi dan misi bacapres sekaligus melihat kemampuan bacapres dalam menguji gagasan.

(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular