polling CNBC Indonesia

Harga Cabai Makin Pedas, Inflasi November Panas

mae, CNBC Indonesia
30 November 2023 16:15
Harga cabai rawit merah di Pasar Anyar Bogor, Jawa Barat terus mengalami kenaikan harga. Bahkan, harga bumbu dapur pedas itu kini sudah tembus Rp100.000 per kg. (CBNC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Harga cabai rawit merah di Pasar Anyar Bogor, Jawa Barat terus mengalami kenaikan harga. Bahkan, harga bumbu dapur pedas itu kini sudah tembus Rp100.000 per kg. (CBNC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia diperkirakan melonjak pada November tahun ini karena melesatnya sejumlah harga barang pokok. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi November 2023 pada Jumat (1/12/2023).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi November 2023 akan mencapai 0,24% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm).

Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan berada di angka 2,72% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 1,92%.

Sebagai catatan, inflasi pada November 2023 tercatat 2,56% (yoy) dan 0,17% (mtm) sementara inflasi inti mencapai 1,54% (yoy).

Dalam catatan BPS, inflasi secara bulanan memang biasanya meningkat mulai November dan terus akan meningkat di akhir tahun. Sepanjang periode 2018-2022 atau lima tahun terakhir, inflasi (mtm) November mencapai 0,23%.
Inflasi November tahun ini juga diprediksi akan kencang karena melonjaknya sejumlah harga bahan pangan.

Ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman, memperkirakan inflasi akan naik karena meningkatnya sejumlah harga pangan, terutama gula, cabai rawit merah, bawang putih, rokok.
"Komoditas utama penyumbang inflasi adalah beras, telur, dan cabai rawit merah," tutur Juniman, kepada CNBC Indonesia.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menjelaskan inflasi secara tahunan akan naik karena rendahnya basis perhitungan tahun lalu.
"(Inflasi) masih terdampak dari harga pangan yang sedikit meningkat di November," tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.

Sementara itu, Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukkan bahan pokok yang mengalami lonjakan harga adalah cabai merah keriting, cabai rawit merah, dan gula pasir.

Rata-rata harga cabai rawit merah keriting pada November mencapai Rp 65.631 per kg, naik 39,7% dibandingkan Oktober.
Harga cabai rawit merah keriting melonjak 39% pada November menjadi Rp 82.318/kg. Di sejumlah wilayah, harga cabai rawit bahkan menembus lebih dari Rp 120.000 per kg.
Harga gula naik 5,13% menjadi Rp 16.968 per kg pada November 2023.

Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian perdagangan (Kemendag) menunjukkan, sejumlah harga bahan pangan pokok bahkan sudah mengalami kenaikan 90% lebih.

Berikut perbandingan harga bahan pangan pokok tanggal 24 November 2022 vs 24 November 2023menurut catatan Kemendag:

- beras medium naik 24,77% dari Rp10.900 ke Rp13.600 per kg

- beras premium naik 17,83% dari Rp12.900 ke Rp15.200 per kg

- gula konsumsi naik 18,88% dari Rp14.300 ke Rp17.000 per kg

- cabai merah keriting naik 97,36% dari Rp34.100 ke Rp67.300 per kg

- cabai rawit merah naik 79,25% dari Rp47.700 ke Rp85.500 per kg

- bawang putih Honan naik 41,86% dari Rp25.800 ke Rp36.600 per kg.

Harga tersebut bersumber dari harga eceran di 90 kota di Indonesia.

Bila harga cabai rawit dan gula melonjak maka sebaliknya harga bahan bakar (BBM) non-subsidi turun. Penurunan ini diharapkan ikut menekan inflasi November.

PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis non subsidi di seluruh SPBU mulai 1 November 2023 ini. Terdapat empat jenis BBM non subsidi yang mengalami penurunan harga diantaranya yakni Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

Sebagai contoh harga BBM non subsidi Pertamina di DKI Jakarta. Harga BBM Pertamax mulai 1 November Rp 13.400 atau turun dibandingkan periode Oktober sebesar Rp 14.000 per liter.

Sementara itu, Pertamax Turbo juga turun menjadi Rp 15.500 per liter dari sebelumnya Rp 16.600 per liter. Untuk harga Dexlite per 1 November 2023turun menjadi Rp 16.950 per liter dari sebelumnya Rp 17.200 per liter.

Adapun harga Pertamina DEX juga turun jadi Rp 17.750 per liter dari sebelumnya Rp 17.900 per liter. Terakhir, Pertamax Green 95 turun Rp 15.000 per liter dari sebelumnya Rp 16.000 per liter.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation