
RI Mulai Kebanjiran Dana Asing, Siap-Siap Pesta Lagi Nih?

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen di pasar keuangan baik yang datang dari dalam ataupun luar negeri. Sentimen terbesar kemungkinan masih datang dari keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan bulan ini. Dari laur negeri, sentimen bisa datang dari pengumuman inflasi Jepang untuk Oktober.
BI Menahan Suku Bunga, Kebijakan BI Akan Dipengaruhi Ekonomi AS
Seperti ekspektasi pasar, BI menahan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate pada level 6% dalam pertemuan November 2023.
Perry menjelaskan, keputusan ini tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor atau imported inflation, sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan keputusan suku bunga acuan BI ke depan akan bergantung pada beberapa hal. Terutama situasi Amerika Serikat (AS) serta respons Bank Sentral Federal Reserve (Fed).
"Jadi dinamika risk on risk off sangat uncertainty karena di AS ekonominya masih cukup kuat, inflasi sudah turun tapi lelet," ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (23/11/2023)
BI memperkirakan ekonomi AS kuartal III-2023 masih tetap kuat. Sementara inflasi, meskipun terakhir ada penurunan ke posisi 3,2%, namun pada akhir tahun diperkirakan belum akan menyentuh 2%.
BI juga kembali mengumumkan instrument baru untuk meningkatkan pasokan dolar yakni penerbitan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) Sebelumnya, BI juga sudah mengeluarkan 'senjata' sebagai strategi operasi moneter yang "pro-market" untuk efektivitas kebijakan moneter, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI).
SRBI sudah mulai diterbitkan BI sejak 15 September 2023. Pada tahap awal SRBI diterbitkan dengan tenor 6, 9, dan 12 bulan. Minimal nominal transaksinya adalah senilai Rp 1 miliar dengan kelipatan nominal penawaran Rp 100 juta. Per 22 November 2023 outstanding transaksinya sudah mencapai Rp 178,8 triliun, dan 30% sudah diperdagangkan di pasar sekunder.
Secara nilai, transaksi SRBI di pasar sekunder yang sebesar 30% itu sekitar Rp 50 triliun, dengan besaran porsi dari investor asing mencapai 15,2% atau senilai Rp 27 triliun. Artinya, aliran modal asing yang masuk ke instrumen investasi pasar uang itu kata dia sebesar Rp 27 triliun.
Prospek Ekonomi dan Perbankan Masih Kuat
Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2023 akan tetap baik seiring dengan keyakinan konsumen akan ekspektasi penghasilan dan pertumbuhan manufaktur.
"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan dalam kisaran 4,5%-5,3%," papar Perry dalam konferensi pers, Hasil RDG BI, Kamis (23/11/2023).
Dari bacaan ini, BI meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan tetap tumbuh didorong oleh tetap baiknya keyakinan konsumen dengan adanya Pemilu dan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). Sebagai catatan, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 hanya tumbuh 4,94%.
BI juga memperkirakan kredit perbankan bisa tumbuh 9-11% pada tahun ini sejalan dengan perbaikan ekonomi.
Kredit perbankan tumbuh 8,99% secara tahunan (year on year/yoy) per Oktober 2023. Secara sektoral pertumbuhan kredit ditopang oleh industri jasa dan pertambangan.
Pertumbuhan kredit Oktober naik tipis dibandingkan per September 2023 sebesar 8,96% (yoy).
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi relatif stabil pada Oktober 2023 dengan pertumbuhan 11,3%, sebulan sebelumnya 11,5%. dengan mayoritas pembiayaan masih dipenuhi dari bank umum (36,3%). Selain perbankan, sumber pembiayaan lain yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi (19,4%) dan leasing (15,5%).
Inflow Terus Masuk
Capital inflow mulai masuk ke pasar keuangan Indonesia, termasuk di pasar bursa. Investor asing sudah mencatatkan net buy sebesar Rp 940,96 miliar. Kabar ini menjadi angin positif mengingat asing mencatat net sell sebesar Rp 31,61 miliar di seluruh pasar pada Rabu dan net sell sebesar Rp 338,26 miliar di seluruh pasar pada Selasa pekan ini.
Bank Indonesia juga mencatat pasar keuangan domestik masih menarik di mata investor asing . Dari awal tahun hingga 21 November 2023, BI mencatat net inflow mencapai Rp 40,46 triliun. kendati demikian, pasar keuangan sempat babak belur karena investor asing menjual aset rupiah mereka pada periode Oktober.
(mza/mza)