CNBC Indonesia Research

Minggir! Ini 5 Raja Saham RI di November, Ada BREN

trp, CNBC Indonesia
16 November 2023 08:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang mengalami momentum pembalikan arah di bulan ini usai sempat terpuruk selama Oktober. Namun, kenaikan IHSG terutama ditopang oleh lonjakan segelintir saham konglomerat.

Situasi selama November memang cenderung membaik dibandingkan bulan lalu. Teranyar, pasar saham global berpesta pada Rabu (15/11/2023) usai data inflasi teranyar Amerika Serikat (AS) yang mendingin yang memicu reli di Wall Street hingga obligasi pemerintah AS alias US Treasury.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,40% ke 6.958,20 pada Rabu (15/11/2023). Selama November, IHSG melonjak 3,05%.

Selama bulan ini, saham emiten geotermal milik taipan Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan emiten tembaga dan emas milik konglomerat Grup Salim dan Keluarga Panigoro PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi pendorong IHSG.

Kedua saham tersebut merupakan 'anak baru' bursa dan mencatatkan kinerja fantastis sejak melantai (listing) di bursa. AMMN debut pada 7 Juli 2023, sedangkan BREN pada 9 Oktober 2023 atau baru sebulan lalu.

Tidak hanya selama November, selama 2023, bahkan BREN dan AMMN juga menjadi movers urutan pertama dan kedua IHSG. Berkat harga saham yang meroket hingga to the moon, yakni AMMN sebesar 326,3% sejak debut dan BREN 634,0%, keduanya berkontribusi masing-masing 141,19 poin dan 191,60 poin untuk kenaikan IHSG sepanjang tahun.

Apabila digabungkan, baik BREN maupun AMMN menyumbang 332,79 poin untuk IHSG.

Artinya, apabila tanpa BREN dan AMMN, IHSG saat ini berada di level 6.625,42 atau minus 3,3% sepanjang tahun ini. IHSG sendiri sudah naik 1,57% selama 2023.

Kenaikan BREN dan AMMN, dan belum lagi emiten batu bara Prajogo lainnya PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang meroket 3.025,0% selama tahun ini, cukup riskan untuk IHSG karena valuasi saham-saham tersebut sudah kelewat mahal.

Suatu saham mungkin akan lama diperdagangkan dalam valuasi yang mahal alias overvalued. Namun, akan ada masanya saham-saham tersebut menyusut mengikuti harga wajarnya apabila kinerja keuangan tidak seiring dengan harga saham di masa depan.

Menggunakan metrik populer, price-to earnings ratio (PER), saham BREN diperdagangkan 452,55 kali di atas laba perusahaan. Ini sangat mahal dan jauh di atas aturan umum yang hanya 10-15 kali.

Demikian pula, PER CUAN yang mencapai 228,18 kali dan AMMN 404,52 kali, yang juga overvalued.

Valuasi ketiga saham tersebut tentu kontras dengan big cap tradisional IHSG, macam BBRI yang memiliki PER hanya 13,57 kali, BBCA 22,97 kali, atau BMRI 10,62 kali.

Prajogo saat ini resmi menjadi orang terkaya di Indonesia versi ForbesBahkan, posisi Prajogo menggeser posisi Low Tuck Kwong selaku konglomerat pemilik emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN), hingga Robert Budi Hartono dan Michael Hartono (Duo Hartono), pemilik Grup Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Berdasarkan laporan Forbes Real Time Billionaires, kekayaan Prajogo mencapai US$ 39,9 miliar. Menyalip Low Tuck Kwong yang memiliki harta mencapai US$ 26,3 miliar. Hal Prajogo berada di peringkat 1 daftar orang kaya di RI sekaligus orang paling kaya ke-29 di dunia.

Kekayaan Prajogo mengalami peningkatan yang sangat besar usai sejumlah perusahaannya melantai di bursa saham Indonesia, terutama CUAN dan BREN, sebagaimana disinggung di atas.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(RCI)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation