CNBC Indonesia Research

Waspada! Perilaku FOMO Kembali Intai Bursa Saham

Riset, CNBC Indonesia
14 November 2023 08:15
Foto Friderica di Nasdaq/Doc.Nasdaq
Foto: Foto Friderica di Nasdaq/Doc.Nasdaq

Jakarta, CNBC Indonesia - Reli di indeks saham acuan S&P 500 di bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, membawa optimisme baru. Apakah fenomena fear of missing out (FOMO) alias takut ketinggalan mulai membayangi kiblat pasar saham global tersebut?

Indeks S&P500 sukses melonjak sembilan kali dari 10 hari terakhir dan melonjak 7,2% ke posisi 4.415,24 dalam dua pekan terakhir, rekor tersendiri selama setahun ini. S&P 500 sendiri sukses rebound usai turun ke 4.117,37 pada 27 Oktober lalu.

Kendati Nasdaq melemah 0,22% ke posisi 13.767,74 pada perdagangan Senin (13/11/2203) tetapi banyak investor yang mulai pede reli tersebut akan berlanjut.

Banyak pihak yang memangkas taruhan bearish terhadap indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq-100 yang sarat saham teknologi, karena takut akan terjebak jika kenaikan besar terus berlanjut.

Indeks Volatilitas, atau VIX, yang dikenal sebagai "pengukur ketakutan" Wall Street, telah jatuh dari level tertingginya di bulan Oktober, dan baru-baru ini merosot selama delapan sesi berturut-turut. VIX sempat di level 23,08 pada 23 Oktober 2023 sebelum per 10 November berada di 15,12.

Hal tersebut adalah tanda bahwa para trader meninggalkan kontrak-kontrak seperti asuransi yang akan melindungi mereka dari jatuhnya saham dalam beberapa minggu mendatang, atau memperkirakan pasar akan tetap tenang.

"Orang sedang mencoba mengambil posisi untuk reli akhir tahun pada saat ini," kata Zhiwei Ren, manajer portofolio di Penn Mutual Asset Management, dikutip Wall Street Journal, Minggu (12/11).

Ren mengatakan dia mengambil sikap hati-hati di pasar hampir sepanjang tahun ini, karena khawatir resesi akan segera terjadi.

Kemajuan di pasar saham telah mendorong Ren untuk memikirkan kembali pendekatannya. Baru-baru ini, dirinya mengambil beberapa taruhan bullish yang terkait dengan S&P 500 di pasar opsi (options) untuk mendapatkan keuntungan dari keuntungan lebih besar yang mungkin terjadi pada akhir tahun. Aktivitas jual beli opsi tersebut mencapai salah satu rekor tertinggi di November.

Saham dan obligasi memang mendapat dorongan ganda dari Washington awal bulan ini.

Departemen Keuangan AS meningkatkan jumlah lelang utang jangka panjang dengan jumlah yang lebih kecil dari perkiraan banyak orang, dan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan, kemungkinan besar pihaknya tidak akan menaikkan suku bunga lagi pada tahun ini.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah atau kerap disebut US Treasuy, yang telah memicu sebagian besar volatilitas baru-baru ini, turun setelah menembus 5% untuk pertama kalinya dalam 16 tahun pada Oktober, memberikan amunisi bagi kenaikan saham. S&P 500 memperoleh keuntungan sebesar 15% untuk 2023, sedangkan Nasdaq Composite naik 32% setelah mencatat hari terbaiknya sejak Mei pada Jumat pekan lalu.

Dengan tinggal beberapa minggu lagi di 2023, prakiraan 'hari kiamat' perekonomian yang dimasuki Wall Street pada tahun ini tampaknya tidak berjalan dengan baik.

Charles Shriver, seorang manajer portofolio yang mengelola aset sekitar US$50 miliar, mengatakan dia menyimpan sebagian besar portofolionya dalam bentuk tunai (cash) hampir sepanjang tahun dan mengambil keuntungan dari kehebohan pasar pada Oktober untuk memasukkan sebagian darinya ke dalam pasar saham. Shriver memperkirakan saham akan terus meningkat.

"Kami akan mencari peluang untuk menambah saham," kata Shriver, kepada Reuters.

Exchange-traded fund (ETF) di bursa saham dan reksa dana AS menarik dana sekitar US$4,2 miliar dalam pekan yang berakhir 8 November. Ini menjadi salah satu penarikan terbesar pada musim gugur ini yang membatasi aliran masuk selama tiga minggu, menurut LSEG Lipper Global Fund Flows.

Sementara itu, optimisme di pasar terlihat juga dari taruhan bearish oleh hedge fund dan pengelola keuangan lainnya terhadap S&P 500 baru-baru ini yang turun ke level terendah sejak Juni 2022, menurut data dari Commodity Futures Trading Commission. Taruhan terhadap Nasdaq telah merosot ke level terendah sejak Maret.

Dan banyak orang mengatakan, demikian mengutip Wall Street Journal, mereka semakin optimis terhadap saham.

Jumlah investor yang mengatakan mereka memperkirakan harga saham akan naik dalam enam bulan ke depan melonjak menjadi 43% pada minggu lalu, peningkatan tajam dari 24% pada minggu sebelumnya, menurut survei yang dilakukan oleh American Association of Individual Investors.

Sedangkan, jumlah yang mengatakan mereka bearish hampir setengahnya menjadi 27%.

Jan Hatzius, ekonom Goldman Sachs Group yang termasuk orang paling optimis di Wall Street mengenai perekonomian AS, mengatakan dalam sebuah catatan baru-baru ini kepada kliennya bahwa kinerjanya bahkan lebih baik dari perkiraannya. Dia memperkirakan inflasi akan terus turun pada tahun depan.

'The Magnificent Seven' alias Tujuh saham raksasa teknologi AS--Alphabet, Amazon, Apple, Meta, Microsoft, Nvidia and Tesla-juga memiliki performa ciamik akhir-akhir ini.

Saham-saham telah memainkan peran yang sangat besar dalam reli tahun ini, dan menopang sebagian besar kenaikan S&P 500.

"Jika kita berada di puncak [dalam hal suku bunga The Fed], maka ada masa depan yang baik" untuk saham, kata Dev Kantesaria, pendiri Valley Forge Capital Management, yang mengelola aset sekitar US$3 miliar.

"Saya pikir untuk menjadi investor ekuitas yang hebat, Anda harus optimis," imbuh Kantesaria.

Pasar Domestik

Sementara, efek optimisme dari Wall Street masih belum begitu terasa di pasar saham RI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih minus 0,54% dalam sepekan dan turun 0,79% dalam sebulan.

IHSG masih minim katalis. Apalagi, investor asing juga masih mencatatkan penjualan bersih (net sell). Dalam sepekan terakhir, net sell asing mencapai Rp1,79 triliun di pasar reguler.

Dalam beberapa hari mendatang, investor akan mencermati data inflasi terbaru ketika angka indeks harga konsumen (IHK) dan indeks harga produsen (IHP) AS dirilis pada Selasa dan Rabu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation