Newsletter

Anies-Prabowo-Ganjar Blak-Blakan Hari Ini Adu Gagasan Ekonomi

Revo M, CNBC Indonesia
08 November 2023 06:00
Foto kolase Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. (CNBC Indonesia)
Foto: Foto kolase Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. (CNBC Indonesia)
  • Pasar keuangan Indonesia mengakhiri perdagangan di zona merah dengan IHSG dan rupiah ambruk sementara yield SBN naik
  • Wall Street kembali melanjutkan tren positif dengan menguat
  • Pidato Powell serta pernyataan capres diperkirakan akan menggerakkan pasar keuangan Indonesia hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar keuangan Indonesia akhirnya kompak mengakhiri perdagangan di zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah melemah. Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) sedikit naik yang berarti mulai dijual investor.

IHSG pada hari ini diharapkan tidak bergerak terlalu volatile mengingat cukup minimnya sentimen hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen penggerak pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (7/11/2023), IHSG ditutup turun 35,04 poin atau 0,51% ke posisi 6.843,79.

Sebanyak 193 saham menguat, 340 saham melemah sementara 226 bergerak stagnan. Nilai perdagangan yang tercatat kemarin mencapai Rp29,94 triliun dan melibatkan 26,33 miliar saham. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp419,04 miliar di semua pasar.

Dari sisi nilai tukar, rupiah ditutup di angka Rp15.625/US$ atau melemah 0,58% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini memutus tren penguatan yang terjadi tiga hari beruntun.

Pelemahan rupiah ini terjadi pasca cadangan devisa (cadev) Indonesia diumumkan kembali turun hingga neraca dagang China yang surplus namun semakin menyempit.

Kemarin (7/11/2023), Bank Indonesia (BI) telah merilis data cadev yang hampir sesuai dengan proyeksi pasar. Posisi cadev Indonesia pada akhir Oktober 2023 tercatat sebesar US$133,1 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2023 sebesar US$134,9.

Penurunan posisi cadev tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai langkah antisipasi dampak rambatan sehubungan dengan semakin meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Kekhawatiran pasar semakin meningkat karena posisi cadev saat ini merupakan yang terendah di sepanjang 2023. Jika penurunan ini terus berlanjut, maka kemampuan pemerintah dalam membayar utang luar negeri serta menstabilkan mata uang Garuda akan semakin terbatas.

Sementara neraca dagang China pun mengalami penurunan menjadi US$56,53 miliar meskipun masih tetap surplus. Posisi ini merupakan yang terlemah sejak Februari 2023. Hal ini menjadi perhatian investor mengingat China merupakan mitra dagang utama Indonesia.

Sebagai mitra dagang Indonesia, kondisi di China menjadi sangat berpengaruh terhadap perekonomian domestik. Dengan turunnya neraca dagang China dan tingginya impor, maka hal ini sedikit banyak berpengaruh terhadap kondisi rupiah kemarin.

Dari pasar Surat berharga Negara (SBN), imbal hasil mulai sedikit mengalami kenaikan yang menandai turunnya harga obligasi karena imbal hasil berbanding terbalik dengan harga obligasi.

Melansir data dari Refinitiv, SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) naik tipis menjadi 6,717% pada perdagangan kemarin. Imbal hasil ini lebih tinggi dibandingkan Senin (6/11/2023) yang berada di angka 6,691%.

Dari pasar saham Amerika Serikat, bursa Wall Street kembali mengakhiri perdagangan di zona hijau. S&P 500 dan Nasdaq naik pada hari Selasa untuk mencatat kemenangan beruntun terpanjang mereka dalam hampir dua tahun dan melanjutkan reli di bulan November.

S&P 500 naik 0,28% menjadi ditutup pada 4.378,38, sedangkan Nasdaq melonjak 0,9% menjadi berakhir pada 13.639,86. Rata-rata Industri Dow Jones naik tipis 56,74 poin, atau 0,17%, di angka di 34.152,60.

S&P 500 menguat selama tujuh hari berturut-turut untuk pertama kalinya sejak kenaikan delapan hari berturut-turut yang dicapai pada November 2021, sementara Nasdaq membukukan kenaikan delapan hari berturut-turut untuk pertama kalinya sejak kenaikan beruntun 11 hari berakhir pada November 2021. Dow naik untuk sesi ketujuh berturut-turut yang merupakan rekor terpanjang sejak Juli.

Saham-saham teknologi bergerak lebih tinggi seiring penurunan imbal hasil, dengan imbal hasil US Treasury 10-tahun yang terakhir diperdagangkan sekitar 9 basis poin lebih rendah pada 4,573%.

Beberapa perusahaan yang memperoleh keuntungan besar termasuk Amazon dan Salesforce, yang masing-masing naik lebih dari 2%, sementara Apple, Microsoft, dan Platform Meta memperoleh sekitar 1%. Semiconductor stocks Advanced Micro Devices, Broadcom dan Intel naik menjelang peluncuran pendanaan dari Chips Act.
"Ketika imbal hasil bergerak lebih rendah, kita cenderung mendapatkan rebound yang lebih besar di pasar yang sedang tumbuh," kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi senior di Edward Jones, dikutip dari CNBC International.

Wall Street terus menilai apakah reli minggu lalu dapat berlanjut setelah ketiga indeks menyelesaikan minggu terbaiknya pada 2023. Sepanjang bulan ini, semua indeks rata-rata utama berada pada jalur kenaikan, dengan Dow naik 3,3%. S&P dan Nasdaq masing-masing melonjak 4,4% dan 6,1%.
Di tempat lain, Wall Street menunggu komentar lebih lanjut dari ketua bank sentral AS (The Fed), termasuk Ketua The Fed Jerome Powell. Hasil triwulanan dari Disney, Resor Wynn dan Occidental Petroleum yang akan keluar minggu ini.

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen yang menjadi penggerak pasar keuangan hari ini baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Menghijaunya Wall Street diharapkan bisa menjadi salah satu penggerak positif pasar keuangan Tanah Air pada hari ini.

Dari dalam negeri, sentimen akan datang dari Bank Indonesia yang akan merilis keyakinan konsumen serta acara Sarasehan 100 Ekonom 2023 yang ditujukan untuk mendorong pilpres yang berbasis gagasan serta program yang nyata manfaatnya bagi rakyat.

Sementara dari luar negeri, sentimen lainnya akan datang pidato Ketua bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada Rabu waktu AS atau Kamis malam waktu Indonesia.

Indeks Keyakinan Konsumen

Bank Indonesia (BI) akan merilis Laporan Survei Konsumen periode Oktober yang mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi.  Survei Konsumen BI pada September 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi ada di level 121,7. Indeks melandai ke level terendah sepanjang tahun ini.

Menarik disimak apakah Indeks Keyakinan Konsumen yang tercermin melalui Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) akan tetap menyusut sejalan dengan melandainya ekonomi.

Perlu dicermati juga apakah kondisi politik yang memanas sudah mulai mempengaruhi keyakinan konsumen. Sebagai catatan, suhu politik Indonesia memanas pada Oktober karena sejumlah pengumuman penting mulai dari calon wakil presiden Mahfud MD dan Gibran Rakabuming Raka.
Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengizinkan kepala daerah berusia di bawah 40 tahun untuk maju pemilihan presiden (pilpres) juga terjadi pada Oktober.

Survei Bank Indonesia (BI) terkait indeks ekspektasi enam bulan ke depan atau dengan kata lain pasca terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden baru terlihat cukup pesimis.

Kondisi ekonomi yang diperkirakan cukup menantang dan sulit di tahun depan alhasil menurunkan minat masyarakat secara serentak baik yang memiliki pengeluaran Rp1-2 juta hingga yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp5 juta.

Sementara IEK untuk masyarakat yang memiliki pengeluaran di bawah Rp5 juta terlihat mengalami penurunan setelah pemilu digelar. Hal ini berbeda dengan masyarakat yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp5 juta yang mengalami kenaikan tipis sebesar 0,8% menjadi 143,6.

Ini mengindikasikan bahwa masyarakat cenderung untuk menurunkan minat dalam usaha/bisnis atau dengan kata lain masyarakat akan menahan ekspansi usaha/bisnis.

Sementara survei yang dilakukan Trading Economics memproyeksikan IKK Indonesia kembali turun ke angka 121,1 atau turun 0,6 poin dari periode sebelumnya. Jika hal ini terjadi, maka IKK ini akan menjadi yang terendah sejak Desember 2022 atau hampir satu tahun terakhir.

Sarasehan 100 Ekonom 2023

Para capres dan cawapres pun akan mempromosikan diri mereka melalui visi dan misinya demi menjaring suara dari masyarakat Indonesia dan terpilihnya menjadi Presiden serta Wakil Presiden untuk masa kepemimpinan 2024-2029.

Tugas berat menanti presiden Indonesia ke delapan untuk mengoptimalkan bonus demografi menuju Indonesia emas 2045 khususnya dari sisi ekonomi.

Di sisi lain, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2025-2045 menargetkan Indonesia untuk menjadi negara maju berpendapatan US$ 30.300 pada 2045 dengan tiga hal pokok yang menjadi acuan pembangunan Indonesia, yakni stabilitas bangsa yang terjaga, keberlanjutan dan kesinambungan, serta sumber daya manusia yang berkualitas.

Maka dari itu, CNBC Indonesia bersama dengan Institute for Development of Economics of Finance (INDEF) menggelar Sarasehan 100 Ekonom 2023 di Ballroom Menara Bank Mega lantai 3, pada Rabu, 8 November 2023. Mengusung tema "Akselerasi Menuju Ekonomi Indonesia Yang Hijau, Inklusif, dan Unggul", forum ini akan menghadirkan para capres dan cawapres Pemilu 2024.

Sarasehan 100 Ekonom 2023 bertujuan untuk mendorong pilpres yang berbasis gagasan serta program yang nyata manfaatnya bagi rakyat. Tiga bakal capres (bacapres) akan langsung memaparkan visi dan misinya yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Pemaparan ketiganya sangat ditunggu karena jarang sekali digelar dalam satu tempat.  Menarik disimak bagaimana visi dan misi Anies, Ganjar, dan Prabowo di sektor ekonomi. Terutama didalamnya adalah target pertumbuhan, upaya menekan angka kemiskinan dan pengangguran, serta harga pangan.
Sarasehan bisa disimak di  
CNBC Indonesia TV melalui siaran TV digital channel 40 untuk wilayah Jabodetabek Banten, dan Transvision channel 805.

Pidato Jerome Powell

Pada Rabu (8/11/2023) malam hari, Powell akan memberikan pidato pembuka untuk acara merayakan seratus tahun Divisi Riset dan Statistik.

Divisi Penelitian dan Statistik (R&S) dibentuk pada tahun 1923 ketika Divisi Analisis dan Penelitian dikonsolidasikan dengan Divisi Statistik. Divisi R&S telah lama bertanggung jawab untuk memberikan dukungan penting kepada Dewan Direksi dan Federal Open Market Committee (FOMC) dalam berbagai masalah ekonomi dan keuangan.

Divisi ini juga menghasilkan beberapa survei dan rilis statistik Dewan, termasuk Survei Keuangan Konsumen, Neraca Keuangan Amerika Serikat, dan Indeks Produksi Industri. Selain itu, staf R&S menghasilkan penelitian akademis yang meningkatkan pemahaman masyarakat tentang inflasi, pengangguran, perkembangan keuangan, dan banyak topik lainnya.

Konferensi pada tanggal 8 November akan fokus pada masa lalu, masa kini, dan masa depan divisi ini. Pembicara unggulan termasuk Ketua Powell, Wakil Ketua Jefferson, dan Presiden dan CEO Federal Reserve Bank of New York, John C. Williams.

Para pelaku pasar menunggu informasi perihal kebijakan yang akan di ambil The Fed dan menjadi patokan bank sentral negara lainnya untuk mengambil keputusan termasuk investor. Sebagai catatan, The Fed menahan suku bunga acuan untuk kedua kalinya pada awal November ini di level 5,25-5,50%.

Pernyataan The Fed terakhir pada pekan lalu mengatakan jika indikator terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi AS masih kuat pada kuartal III-2023 tetapi data tenaga kerja sudah bergerak moderat meski masih dalam fase yang kuat. Tingkat pengangguran juga masih rendah dan inflasi masih tinggi.

"Komite tetap menetapkan target inflasi di kisaran 2%. Dalam menetapkan kebijakan moneter, komite akan mempertimbangkan dampak kumulatif dari pengetatan moneter, dampak ekonomi, dan perkembangan sektor keuangan," tulis The Fed dalam keterangan resminya.

Sementara hingga saat ini, Powell mengingatkan bahwa The Fed belum membuat keputusan apapun terkait suku bunga untuk Desember mendatang. Semua keputusan akan sangat bergantung pada perkembangan data.

"Proses untuk menurunkan inflasi ke kisaran 2% masih jauh dari selesai. Kami akan menentukan kebijakan dari pertemuan ke pertemuan," tutur Powell, dikutip dari CNBC International.

Namun demikian, Peter Cardillo, kepala ekonom market Spartan Capital Securities, menilai pernyataan The Fed lebih dovish dan jika demikian maka siklus kenaikan suku bunga memang sudah berakhir.

Agenda ekonomi

* Cadangan Devisa Jepang Oktober (06:50 WIB)
* Keyakinan Konsumen Indonesia Oktober (10:00 WIB)
* Inflasi (IHK) Jerman Final Oktober (14:00 WIB)
* Neraca Dagang Perancis September (14:45 WIB)
* Pidato Jerome Powell (21:15 WIB)

Agenda korporasi:

PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) akan melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering)

* RUPST PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI)
* RUPST PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
* IPO PT Ikhaparmindo Putramas Tbk (IKPM)
* RUPSLB PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA)
* IPO PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI)
* IPO PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS)

* RUPSLB PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)

* Tanggal Cum Date Cash Dividend PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO)

Berikut indikator perekonomian terbaru:

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev) Next Article Maaf, Belum Ada Kabar Baik! Investor Mesti Waspada Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular