
Kinerja Bank Masih Lesu, Ini Deretan Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan Indonesia masih menjalani periode berat. Pertumbuhan kredit perbankan hingga dana pihak ketiga (DPK) turun jauh bila dibandingkan akhir tahun lalu.
Kenaikan suku bunga, perlambatan ekonomi global, pelemahan harga komoditas membuat kinerja perbankan menyusut.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pertumbuhan kredit per September 2023 tercatat 8,96% (year on year/yoy). Sepanjang tahun ini (year to date/ytd, pertumbuhan kredit mencapai 6,44%. Pertumbuhan tersebut jauh di bawah akhir tahun lalu di mana kredit menembus 11,35%.
Pertumbuhan DPK juga masih lesu. Dana yang terkumpul dari masyarakat per September 2023 mencapai 6,545 (yoy). DPK bahkan terkontraksi sebesar 0,08%.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan akhir Desember 2022 di mana DPK masih tumbuh 9.01%.
Sebagai catatan, Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga secara agresif sejak Agustus tahun lalu. Suku bunga melonjak 250 basis points (bps) dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 6,00% per Oktober 2023.
Dengan suku bunga yang tinggi maka ongkos pinjaman makin mahal sehingga perusahaan memilih menahan investasi. Perlambatan ekonomi global dan melemahnya harga komoditas juga membuat pendapatan banyak perusahaan menyusut. Kondisi ini berimbas pada kebijakan perusahaan untuk tidak melakukan ekspansi bisnis sehingga kredit pun turun.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata laju investasi sebesar 3,77% pada setahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan investasi pada 2018-2019 sebesar 5,25%.
Masih lesunya kinerja perbankan Indonesia juga tercermin dari indikator lain.
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalahrasio kecukupan modal perbankan ada di posisi 27,41% per September 2023. Angkanya melandai dibandingkan per Agustus 2023 sebesar 27,61%.
CAR mencerminkan kemampuan sebuah bank dalam mengatasi risiko kerugian. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.
Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) dan Rasio Alat Likuid atau Non-Core Deposit (AL/NCD) juga turun.
AL/DPK per September 2023 tercatat 25,83% per September 2023, jauh dibandingkan per akhir Desember 2022 sebesar 31,20%. AL/NCD tercatat 115,37% per September 2023, jauh lebih rendah dibandingkan per Desember 2022 sebesar 137,67%.
Kendati turun, angkanya masih jauh di atas ambang batas ketentuan yakni AL/NCD sebesar 50% dan AL/DPK sebesar 10%.
Rasio gagal bayar atau non-performing loan (NPL) juga masih bergerak di kisaran 0,7%.
NPL neto perbankan tercatat 0,77% per September 2023, naik jika dibandingkan per Desember 2022 yakni 0,71%.
Melemahnya kinerja perbankan pernah terjadi pada 2018 di mana tingkat suku bunga global juga terus merangkak naik. Suku bunga BI juga naik 175 bps dari 4,25% pada Maret 2018 menjadi 6,0% per November 2018.
Kredit perbankan mulai melandai sejak kuartal II-2018 dari 13,09% pada Oktober 2018 menjadi hanya 6,6% setahun setelahnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)