CNBC Indonesia Research

Saham Nikel Kurang Gairah, Bantuan China Ditunggu

trp, CNBC Indonesia
26 October 2023 08:55
A worker uses the tapping process to separate nickel ore from other elements at a nickel processing plant in Sorowako, South Sulawesi Province, Indonesia March 1, 2012. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten tambang nikel cenderung lesu akhir-akhir di tengah minimnya katalis positif dan jebloknya harga kontrak berjangka (futures) komoditas acuannya.

Saham emiten Grup Saratoga PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ambles 5,62% dalam sepekan dan anjlok 21,67% sebulan. Saham emiten yang terafiliasi MDKA, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), juga jeblok hingga minus 7,19% dalam seminggu dan ambruk 16,47% dalam sebulan.

Kabar terbaru, MBMA menginvestasikan sekitar US$77,5 juta untuk meningkatkan haul road yang menghubungkan Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP); dengan selesainya peningkatan haul road, SCM mulai mengirim bijih saprolit ke pengolahan RKEF MBMA di IMIP sejak Agustus 2023 lalu.

MBMA juga mengejar penyelesaian proyek AIM di IMIP dengan total investasi di 1H 2023 sebesar US$ 117juta; proyek AIM ditargetkan mulai commissioning akhir 2023.

Demikian pula, saham emiten BUMN PT Timah Tbk (TINS) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang masing-masing turun 12,42% dan 5,16% dalam sebulan terakhir.  Saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) bergerak berbeda dengan yang lainnya dengan lonjakan hingga 78,53% dalam sebulan.

Harga kontrak nikel di London Metal Exchange (LME) ambles 39% sejak awal tahun (YtD) ke US$18.087 per ton.

Harga nikel masih dalam fase downtrend kendati harga sebagian besar logam dasar naik lebih tinggi pada Rabu (25/10) karena prospek permintaan cerah setelah konsumen utama komoditas tersebut China menyetujui obligasi negara senilai 1 triliun yuan (US$137 miliar) untuk mendukung perekonomian.

Stimulus baru yang dikeluarkan oleh parlemen tertinggi Tiongkok, seperti yang dilaporkan oleh media pemerintah pada hari Selasa, akan digunakan untuk membangun kembali zona bencana dan meningkatkan infrastruktur, yang merupakan konsumen utama logam industri.

Tembaga tenor tiga bulan di LME naik 0,4% menjadi US$8.085 per metrik ton pada Rabu, sedangkan kontrak tembaga Desember yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange naik 1,2% menjadi 66.980 yuan per ton.

Menurut analis, dikutip Reuters, Rabu (25/1), peningkatan stimulus fiskal menunjukkan komitmen para pemimpin negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bahkan ketika target pertumbuhan PDB setahun penuh sebesar 5% hampir tercapaiLogam lainnya, aluminium LME naik 1% menjadi US$2,212 per ton, timah bertambah 0,6% menjadi US$25,250.

Prospek Sektor Nikel
Dalam upaya global mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil dan mendukung peralihan energi ke sumber energi terbarukan, nikel memiliki potensi menjadi salah satu komoditas strategis di masa depan.
Indonesia dianggap akan memiliki peran penting dalam rantai pasok nikel dunia karena cadangan nikel yang besar dan potensi pasokan nikel di Indonesia.

Menurut laporan Woodmac pada Desember 2022, total pasokan nikel Indonesia ke pasar global sekitar 1,5 juta ton, sedangkan permintaan nikel global sekitar 3,1 juta ton. Tambang nikel Indonesia tersebar di tujuh provinsi, yaitu Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Potensi nikel yang besar di Indonesia mendorong Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri nikel di dalam negeri dan menerapkan larangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020 melalui Peraturan Menteri ESDM No. 11 Tahun 2019.

Prospek nikel memang sangat ditentukan oleh China dan Indonesia, dengan kedua negara tersebut saat ini menguasai 70% pasokan dan permintaan logam global. Indonesia menyumbang 55% dari pasokan global saat ini dan diperkirakan akan tumbuh lebih dari 70% dalam lima tahun ke depan.

Meskipun kebijakan larangan ekspor bijih nikel dianggap melanggar aturan World Trade Organization (WTO), Pemerintah Indonesia tetap mendorong hilirisasi industri nikel domestik yang akan berdampak positif pada perekonomian.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah peningkatan jumlah pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Saat ini, terdapat 15 smelter nikel di seluruh Indonesia, dan rencananya akan ditambahkan 7 smelter dalam beberapa tahun mendatang.

Diperkirakan pasokan produk nikel olahan akan tetap diminati baik di dalam negeri maupun di luar negeri karena kebutuhan akan baja tahan karat dan pengembangan kendaraan listrik yang mengandung nikel.

Di dalam negeri, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) dalam transportasi jalan.

Selain itu, dalam Rencana Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), pengembangan industri otomotif periode 2020-2035 menjadi prioritas, termasuk pengembangan kendaraan listrik dan komponen utamanya seperti baterai, motor listrik, dan inverter.

Pemerintah menargetkan produksi kendaraan listrik mencapai 600 ribu unit untuk kendaraan roda 4 atau lebih pada tahun 2030, serta 2,45 juta unit untuk kendaraan roda 2. Produksi kendaraan listrik diharapkan mencapai 400 ribu unit pada tahun 2025 dan 5,7 juta unit pada 2035.

Menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA) dalam Southeast Asia Energy Outlook 2022, permintaan nikel untuk teknologi energi bersih diperkirakan akan meningkat pesat hingga 20 kali lipat antara tahun 2020-2040.

Laporan Wood Mackenzie juga menyatakan bahwa konsumsi nikel dunia untuk kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi baterai pada tahun 2020 diperkirakan masih di bawah 200 ribu ton per tahun, dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 300 ribu ton per tahun pada tahun 2026 dan mencapai 550 ribu ton per tahun pada 2030.

Prospek nikel memang menggiurkan bagi pemegang saham emitennya di Tanah Air, tetapi untuk dalam jangka pendek, saham-saham tersebut masih tertekan dan membutuhkan katalis baru. Yang terang, dalam waktu dekat, investor akan menantikan rilis kinerja keuangan per kuartal III-2023 nama-nama di atas.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(RCI/RCI)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation