
Gila-Gilaan! Harga Nikel Tembus US$ 20.000, Rekor Tertinggi Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas nikel menembus level psikologis US$ 20.000 per ton, pecah rekor tertinggi sejak awal tahun. Hal ini potensi menjadi berkah bagi emiten yang punya bisnis di komoditas ini.
Melansir data London Metal Exchange (LME), pada penutupan perdagangan Kamis (16/4/2024) harga nikel kontrak 3 bulan berada di harga US$ 20.054 per ton atau sekitar Rp 320,46 juta (kurs US$1=15980), melonjak 2,50% dalam sehari dan menandai penguatan dua hari beruntun.
Selama sebulan terakhir harga nikel kokoh dalam tren penguatan nyaris 10%. Saat ini harganya sudah mencapai level tertinggi 2024 dan mendekati posisi tertingginya yang pernah diuji pada pertengahan September 2023.
![]() Harga Nikel Kontrak 3 Bulan LME |
Harga Nikel Naik, Deretan Emiten Ini Dapat Berkah
Seiring dengan kenaikan harga nikel, average selling price (ASP) juga akan meningkat. Hal ini tentu saja akan menjadi berkah bagi emiten-emiten yang punya bisnis di segmen nikel.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjadi emiten yang paling terdampak positif, pasalnya bisnisnya hanya terfokus di satu segmen yakni pertambangan dan pengolahan nikel di Indonesia. Seluruh produk juga dijual berdasarkan kontrak penjualan jangka panjang pada pihak-pihak berelasi yang ada di Kanada dan Jepang.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) juga serupa dengan INCO lantaran punya bisnis 100% pada pengolahan dan penambangan nikel. Namun, ada perbedaan tujuan penjualan, berdasarkan laporan keuangan 2023, NCKL menjual nikel mayoritas ke Tiongkok, kemudian sebagian ke dalam negeri, lalu dua negara lainnya yaitu Swiss dan Swedia.
Berikutnya ada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mendapatkan berkah dari kenaikan harga nikel. Hal ini karena segmen nikel menyumbang sekitar 73% dari total pendapatan, berdasarkan perhitungan laporan keuangan 2023.
Terakhir, ada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ikut mendapatkan implikasi positif lantaran punya porsi pendapatan dari nikel mencapai 31,35%. Hal ini didapatkan dari gabungan penjualan bijih nikel dan feronikel.
JIka membandingkan berdasarkan analisis sensitivitas, kenaikan harga 1% pada komoditas nikel akan mengimplikasi kenaikan paling besar pada INCO hingga 1%, diikuti NCKL 0,9%, lalu MDKA dan ANTM. Berikut perbandingannya :
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.