
Harga Batu Bara Ambles Nyaris 4%, Terendah dalam Tiga Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara ambruk hingga menyentuh level terendah dalam tiga bulan. Pelemahan harga si pasir hitam terjadi akibat penurunan konsumsi energi dan perkiraan kenaikan produksi tenaga angin di Eropa.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak November ditutup di posisi US$ 134,65 per ton atau terkoreksi 3,72% pada perdagangan Selasa (24/10/2023). Harga tersebut adalah yang terendah sejak 17 Juli 2023 atau tiga bulan terakhir. Penurunan ini menjadikan kinerja batu bara sepanjang Oktober ambles 13,88%.
Harga batu bara telah terkoreksi dua perdagangan beruntun dengan koreksi signifikan di atas 2%. Penurunan ini memosisikan harga batu bara di bawah level psikologis US$135 per ton.
Di tengah amblesnya harga batu bara, International Energy Agency (IEA) baru saja merilis perkiraan memuncaknya harga komoditas pada 2030.
Permintaan bahan bakar fosil dunia akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 seiring dengan semakin banyaknya mobil listrik yang beredar di pasaran dan perekonomian Tiongkok tumbuh lebih lambat dan beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan, kata Badan Energi Internasional (IEA), meremehkan alasan kenaikan harga bahan bakar fosil. investasi.
Pelemahan harga batu bara terjadi karena perkiraan permintaan batu bara termal di Asia yang stabil, dikarenakan Tiongkok memesan pengiriman untuk musim dingin, dan India menumpuk persediaan menjelang hari raya. Peningkatan produksi batu bara di Tiongkok dan India juga mengurangi permintaan global.
Sebagai konsumen batu bara terbesar di dunia, permintaan yang stabil dari Tiongkok mendorong pemasok untuk tetap mempertahankan tingkat produksi yang lebih tinggi, yang diyakini akan mempengaruhi permintaan impor dan harga global.
Pada September 2023, produksi batu bara Tiongkok meningkat sebesar 0,4% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 390 juta ton. Secara keseluruhan, produksi batu bara Tiongkok meningkat sebesar 3% dibandingkan tahun sebelumnya untuk periode Januari hingga September 2023, total mencapai 3,44 miliar ton.
Sementara itu, India mengalami peningkatan pasokan batu bara harian yang melebihi rata-rata konsumsi harian, dan ini mengakibatkan tren penumpukan stok batu bara, seperti yang diungkapkan oleh Kementerian Batubara India.
Menurut laporan The Hindu Business Line, stok batubara kumulatif di seluruh India telah tumbuh lebih dari 18% menjadi 71,35 juta ton pada tanggal 21 Oktober. Peningkatan pasokan dari India akibat produksi yang tinggi menyebabkan penurunan tingkat impor.
Perlu diperhatikan bahwa selama periode ini, impor batu bara telah turun sebesar 35% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 13,5 juta ton. Penurunan ini berlaku khusus untuk batu bara yang akan digunakan untuk pencampuran, sebagaimana disampaikan oleh Kementerian.
"Mengikuti musim hujan yang panjang di awal Oktober di negara-negara produsen batu bara, produksi telah meningkat dalam 10 hari terakhir. Total produksi dari semua sumber selama 10 hari terakhir mencapai lebih dari 26,57 lakh ton per hari, jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Dalam seminggu terakhir, tren stok batu bara di pembangkit listrik tenaga panas berbalik arah. Saat ini pasokan batu bara harian melebihi rata-rata konsumsi harian, dan ada tren penumpukan stok batu bara," demikian tambahan informasi.
Menurut Portal Energi Nasional, di 165 pembangkit listrik berbasis batu bara (PLTU) dalam negeri, stok batu bara India pada PLTU dengan kapasitas 190 gigawatt (GW) mencapai 17,36 juta ton, dengan kontribusi impor hanya sebesar 1,21 juta ton, dan tingkat konsumsi harian sekitar 2,6 juta ton.
Tingginya pasokan ini mengakibatkan tingkat persediaan yang lebih tinggi daripada permintaan yang stabil, sehingga harga batu bara mengalami koreksi.
Di sisi lain, sentimen di dalam negeri belum cukup kuat untuk mendorong kenaikan harga batu bara. Keterlambatan dalam menyetujui kuota produksi tambahan dan masalah logistik di salah satu pelabuhan muatan di Indonesia diperkirakan akan memberatkan pasokan batu bara. Sayangnya, dua konsumen terbesar batu bara di dunia masih belum mampu mendorong kenaikan harga batu bara.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
