Harga Batu Bara Ambles 2% Lebih, Permintaan India-China Suram

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
24 October 2023 08:10
FILE PHOTO: A worker walks past coal piles at a coal coking plant in Yuncheng, Shanxi province, China January 31, 2018. Picture taken January 31, 2018.  REUTERS/William Hong/File Photo
Foto: REUTERS/William Hong

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara ambruk, hingga berada di bawah level psikologis US$ 140 per ton. Pelemahan harga si pasir hitam terjadi akibat penurunan konsumsi energi dan perkiraan kenaikan produksi tenaga angin di Eropa.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak November ditutup di posisi US$ 139,85 per ton atau terkoreksi 2,2% pada perdagangan Senin (23/10/2023). Penurunan ini menjadikan kinerja batu bara sepanjang Oktober ambles 10,5%.

Pelemahan harga batu bara terjadi akibat permintaan batu bara termal di Asia diperkirakan akan stabil karena Tiongkok telah memesan pengiriman untuk musim dingin, dan pembeli India menimbun persediaan menjelang hari raya. Kenaikan produksi si China dan India juga membuat permintaan global akan melambat.

Sebagai konsumen batu bara terbesar dunia, permintaan China yang stabil akan menyebabkan pemasok telah bersiaga dengan tingkat produksi yang lebih tinggi. Hal ini disinyalir dapat menyebabkan permintaan impor sekaligus harga global.

Produksi batu bara China meningkat 0,4% (yoy) pada September 2023 menjadi 390 juta ton. Secara keseluruhan, produksi batu bara Tiongkok meningkat 3% (yoy) pada Januari-September 2023 menjadi 3,44 miliar ton.

Beralih ke India, Negeri ini terpantau mengalami peningkatan pasokan batu bara harian melebihi rata-rata konsumsi harian dan ada tren penambahan stok batu bara, kata Kementerian Batubara India.

Melansir The Hindu Business Line, Stok batubara kumulatif Pan-India tumbuh lebih dari 18% menjadi 71,35 juta ton per 21 Oktober. Kenaikan pasokan India yang berasal dari tingginya produksi mengakibatkan penurunan tingkat impor.

Perlu dicatat lebih lanjut bahwa selama periode ini, impor batu bara turun 35% menjadi 13,5 juta ton secara tahunan (year on year/yoy). Penurunan ini terjadi pada batu bara yang akan digunakan untuk tujuan pencampuran, kata Kementerian.

"Setelah musim hujan yang panjang pada awal Oktober di negara-negara penghasil batu bara, produksi telah meningkat selama 10 hari terakhir. Total produksi dari semua sumber selama 10 hari terakhir mencapai lebih dari 26,57 lakh ton per hari, jauh lebih tinggi. Selama sepekan terakhir, tren stok batu bara di TPP berbalik arah. Saat ini pasokan batu bara harian melebihi rata-rata konsumsi harian dan ada tren penambahan stok batu bara," tambahnya.

Menurut National Power Portal, di 165 pembangkit listrik berbasis batu bara (DCB) dalam negeri, stok batu bara India pada PLTU dengan kapasitas 190 gigawatt (GW) mencapai 17,36 juta ton dengan kontribusi impor hanya sebesar 1,21 juta ton dan tingkat konsumsi harian sekitar 2,6 juta ton.

Tingginya pasokan akan menyebabkan sisi persediaan yang lebih tinggi dibanding permintaan yang stabil, sehingga harga batu bara terkoreksi.

Di sisi lain, sentimen dalam negeri masih belum begitu kuat untuk mendorong harga batu bara. Keterlambatan persetujuan kuota produksi tambahan dan masalah logistik di salah satu pelabuhan pemuatan Indonesia diperkirakan akan membebani pasokan batubara.

Sayangnya, permintaan dua konsumen terbesar batu bara dunia masih belum mampu mengangkat kenaikan harga si pasir hitam.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]



(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation