CNBC Indonesia Research

Suku Bunga BI Naik! Ini Bocoran Kinerja Kredit Bank Kakap RI

Putra, CNBC Indonesia
25 October 2023 09:15
kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian
Foto: kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan mengejutkan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan 25 basis points (bps) menjadi 6% pada pekan lalu berpotensi memiliki dampak tertentu pada pertumbuhan kredit perbankan.

Mengutip BI, kredit perbankan per September 2023 tumbuh 8,96% secara tahunan (year on year/yoy), melambat dari bulan sebelumnya (9,06%). Meski demikian, BI optimistis dengan menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini berada di kisaran 9%-11% dan akan meningkat pada 2024.

Sebagai informasi, angka pertumbuhan tersebut telah direvisi pada paruh pertama tahun ini. Sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan kredit mencapai 10%-12%.

Kabar baiknya, inflasi yang terkendali dan pertumbuhan domestik yang kuat diharapkan ikut menopang kinerja bank pada tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi September 2023 mencapai 0,19% secara bulanan (month to month/mtm). Sedangkan secara tahunan (year on year/yoy) inflasi mencapai 2,28%. Sementara itu, pertumbuhan menembus 5,17% (yoy) pada kuartal II-2023.

Kondisi ekonomi yang kuat, biasanya berarti bahwa peminjam lebih mudah melakukan pembayaran pinjaman dan bank memiliki lebih sedikit aset bermasalah.

Dari 10 bank RI yang memiliki aset terbesar, sebanyak 5 bank yang memiliki pertumbuhan di atas 9% per semester I-2023, sedangkan sisanya masih di bawah target tahunan BI.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memiliki pertumbuhan pembiayaan tertinggi, yakni 16% secara tahunan (yoy) menjadi Rp221,9 triliun selama semester pertama tahun ini. Sementara, PT Bank Permata Tbk (BNLI) membukukan pertumbuhan kredit terendah, hanya 2% YoY menjadi Rp251,41 triliun.

Bank kakap PT Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), hingga PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatatkan pertumbuhan kredit di atas 9%.

Secara umum, efek yang mungkin terjadi dari kenaikan suku bunga, di antaranya bisa menekan pertumbuhan kredit karena suku bunga yang lebih tinggi cenderung membuat pinjaman menjadi lebih mahal bagi nasabah.

Kenaikan suku bunga juga dapat membuat perusahaan merasa kurang termotivasi untuk mengambil kredit dan melanjutkan investasi atau ekspansi bisnis mereka. Ini juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kredit perusahaan.

Catatan saja, efek kenaikan suku bunga tergantung pada sejumlah faktor lainnya, termasuk kondisi ekonomi makro dan strategi individu masing-masing bank.

Dalam beberapa kasus, bank-bank dapat merespons dengan kreativitas dalam menarik nasabah dan mengelola risiko kreditnya untuk tetap mendukung pertumbuhan kredit yang moderat.

BRI sejauh ini belum mengambil sikap untuk melakukan penyesuaian bunga kredit. Setali tiga uang, BCA juga belum berencana untuk menaikkan bunga kredit. BCA memproyeksikan penyaluran kredit akan tetap konservatif di 9% hingga 10% pada akhir tahun ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation