
Rupiah Rontok Karena Perang, AS-Suhu Politik, Kemana Arah BI?

Pergerakan pasar hari ini akan berfokus pada pengumuman kebijakan moneter, terutama keputusan suku bunga oleh BI. Namun, sejumlah sentimen lain juga tidak kalah penting baik dari luar ataupun dalam negeri. Di antaranya adalah ambruknya Wall Street, pidato Chairman The Fed Jerome Powell, perang Hamas vs Israel, serta pendaftaran calon wakil presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres.
Mulai Muncul Ramalan Suku Bunga Naik
BI hari ini akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada Kamis siang pukul 14:00 WIB. Pelaku pasar mulai terbelah dalam memperkirakan suku bunga acuan BI. Mayoritas lembaga memang masih memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% pada bulan ini. Namun, proyeksi jika BI akan mengerek suku bunga sudah mulai muncul.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral RI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 13 instansi/lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Satu lembaga memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,0%.
Suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari tahun ini. BI mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.
Bank Indonesia diperkirakan masih akan menahan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ambruknya mata uang Garuda serta derasnya capital outflow.
Nilai tukar rupiah jeblok 1,75% sepanjang Oktober ini, jauh lebih besar dibandingkan pada September 2023 yang tercatat 1,48% dan Agustus yang mencapai 1%.
Mata uang Garuda jeblok karena meningkatnya ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta suhu politik dalam negeri yang mulai memanas. Kondisi ini membuat investor melepas aset berdenominasi rupiah, termasuk rupiah.
Berdasarkan catatan BI merujuk pada data transaksi 9-12 Oktober 2023, investor asing mencatat net sell sebesar Rp 4,32 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan pekan sebelumnya (2-5 Oktober 2023) sebesar net sell Rp 2,5 triliun.
Net sell sudah terjadi sejak September 2023 dan membuat rupiah tembus level ke Rp 15.700, terendah sejak 28 Desember 2022 atau 10 bulan terakhir.
Pelaku pasar melihat The Fed masih belum akan melonggarkan suku bunga dalam waktu dekat. Terlebih, inflasi AS tetap tinggi yakni 3,7% (year on year/yoy) pada September 2023. Laju inflasi jauh di atas target The Fed yakni di kisaran 2%.
Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 11,5% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Angka ini naik dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 6,8%.
Ekspektasi membuat indeks dolar AS menguat ke 106,25 kemarin dari hari sebelumnya yang tercatat 196,24. Ekspektasi juga melambungkan imbal hasil US Treasury melonjak menjadi 4,9% dari posisi sebelumnya di 4,8%.
Imbal hasil US Treasury sudah menembus level tertinggi dalam 16 tahun terakhir. The Fed baru akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) pada 1-2 November 2023 atau dua pekan setelah BI menggelar RDG pekan ini. Artinya, BI harus sudah harus menghitung kebijakan apa yang akan diambil The Fed serta dampaknya ke ekonomi Indonesia.
Stabilisasi nilai tukar kini menjadi fokus BI apalagi dengan kondisi mata uang Garuda yang terus melemah. Rupiah memang tidak sendiri karena mata uang utama Asia juga jeblok. Namun, pelemahan rupiah sepanjang bulan ini termasuk sangat besar dibandingkan negara lain.
Nilai tukar rupiah ambruk 1,75% sepanjang bulan ini sementara
Yuan China hanya terdepresiasi 0,19%, yen Jepang menyusut 0,38%, dolar Singapura turun 0,58%, ringgit Malaysia anjlok 1%. Sebaliknya, baht menguat 0,38%.
Suku bunga acuan BI saat ini hampir mendekati The Fed Fund Rate (FFR) di 5,25-5,50%. Bila BI menahan suku bunga sementara The Fed menaikkan 25 bps maka untuk pertama kalinya dalam sejarah suku bunga acuan BI dan The Fed akan sama.
Ekonom CNBC Indonesia, Anggito Abimanyu, mengatakan BI sudah saatnya menaikkan suku bunga untuk memukul spekulan dan menegaskan kehadiran mereka di pasar keuangan Indonesia.
Menurutnya, salah satu penyebab dari melemahnya rupiah saat ini adalah banyaknya spekulan yang mengambil keuntungan dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Mereka ramai-ramai menjual rupiah sehingga mata uang Garuda tertekan,
"Sebagai bank sentral BI harus berani mengambil tindakan termasuk dengan menaikkan suku bunga. Saya kira saatnya BI memukul spekulan," ujar Anggito dalam dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Senin, 16/10/2023).
Anggito mengingatkan ekonomi Indonesia lebih menggantungkan ekonominya pada konsumsi sehingga kenaikan suku bunga sebesar 25 bps tidak akan terlalu berdampak kepada ekonomi.
Anggito mengakui BI memang sudah mengeluarkan sejumlah amunisi untuk mengangkat mata uang Garuda, seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan memperbaharui aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Manusia. Namun, langkah tersebut belum cukup.
"Gak cukup bold. Saya kira saatnya BI menaikkan suku bunga. Secara psikologis membuat para investor portofolio berpikir dua kali dan berpikir Indonesia bisa juga loh. Jangan sampai kita didikte," imbuh Anggito.
Pendaftaran Capres dan Cawapres
Tak kalah pentingnya adalah sentimen dari politik berupa pendaftaran calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres). Jadwal pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden dipastikan akan dibuka pada 19 Oktober atau Kamis pekan ini dan ditutup pada 25 Oktober 2023. Jadwal waktu pendaftaran untuk tanggal 19-24 Oktober akan dibuka pada jam kerja pukul 08.00-16.00 WIB.
Untuk hari terakhir atau 25 Oktober 2023, pendaftaran pasangan capres-cawapres akan ditutup oleh KPU lebih malam pada pukul 23.59 WIB.
Pendaftaran capres-cawapres ini sangat ditunggu mengingat capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi satu-satunya yang belum mengumumkan siapa capres mereka untuk pemilihan umum 2024.
Pemilihan capres-cawapres ini akan memberi gambaran seperti apa peluang masing-masing capres dan kebijakan mereka jika terpilih.
Selain Anies Baswedan yang akan maju bersama Muhaimin Iskandar, pada Rabu (18/10/2023), Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara resmi mengumumkan sosok calon wakil presiden pendamping calon presiden Ganjar Pranowo pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024.
Dalam acara di kantor DPP PDIP di Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2023), Megawati menyampaikan sosok itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mohammad Mahfud Mahmodin.
Pasangan Anies-Cak Imin dijadwalkan akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) hari ini.
Suhu politik Indonesia memanas sepanjang pekan ini mengingat tenggak pengumuman cawapres makin mendekat. Adanya keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengizinkan kepala daerah berusia di bawah 40 tahun mendaftar cawapres ikut membuat kondisi memanas.
Publik kini menunggu siapa pendamping Prabowo Subianto. Sejumlah nama beredar mulai dari Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka.
Pidato Powell dan Perang Israel-Hamas
Investor juga menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Kamis waktu AS yang dapat memberikan lebih banyak pencerahan mengenai jalur kebijakan moneter bank sentral AS tersebut setelah adanya sinyal dovish baru-baru ini dari beberapa pejabat Fed.
Powell akan berpidato di hadapan Economic Club of New York, tepat sebelum periode blackout bank sentral AS dimulai menjelang keputusan suku bunga berikutnya.
Periode blackout artinya para pejabat The Fed tidak akan memberikan pernyataan apapun sampai pengumuman kebijakan moneter (Federal Open Market Committee Meeting/FOMC) terdekat.
Ekspektasi kenaikan suku bunga terus meningkat hingga membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury terbang. Kondisi ini memicu investor menarik dana dari Emerging Market seperti Indonesia sehingga rupiah rontok. Dolar AS kini menjadi aset aman paling dicari dan membuat mata uang negara lain ditinggal.
Selain suku bunga dan pidato Powell, sentimen luar negeri akan datang dari perang Israel vs Hamas. Dalam perkembangan terbaru, setidaknya 500 orang dilaporkan tewas dalam ledakan di Rumah Sakit Arab al-Ahli di Kota Gaza sekitar pukul 19.30 pada Selasa (17/10/2023), serangan paling mematikan sejak pecahnya perang antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober.
Di tengah kabut perang, reaksi yang muncul beragam, dengan adanya penolakan tanggung jawab dari kubu Israel dan Palestina dengan latar belakang persaingan narasionlinedan disinformasi yang meluas.
Namun banyak yang enggan mempercayai klaim Israel bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh roket yang diluncurkan oleh kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ). Skeptisisme ini dipicu oleh kontradiksi antara tanggapan langsung dan tanggapan Israel di kemudian hari.
(trp/trp)
