
Pasar RI Akan Dibuat Panas BI, Data Dagang-Pendaftaran Capres

Bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street cenderung melemah pada Jumat (15/10/2023) pekan lalu, tertekan oleh lonjakan harga minyak dan meningkatnya ekspektasi inflasi.
Indeks S&P 500 turun 0,50%, berakhir di level 4.327,78. Nasdaq Composite yang padat saham teknologi kehilangan 1,23%, mendarat di 13,407.23. Sementara, indeks Dow Jones menjadi outlier, naik 0,12%, ditutup pada 33,670.29.
Secara mingguan, S&P 500 dan Dow mencatatkan kenaikan. S&P 500 naik 0,45% menandai minggu positif kedua, sementara Dow naik 0,79%. Berbeda, Nasdaq turun 0,18%.
Pergerakan indeks saham AS diwarnai sentimen konsumen dirilis Jumat pagi waktu setempat. Menurut survei Universitas Michigan, data awal sentimen konsumen merosot di Oktober, sedangkan ekspektasi inflasi melonjak.
Indeks S&P 500 mencapai titik terendah pada sesi perdagangan Jumat lalu karena harga minyak melonjak di tengah kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas dapat meningkatkan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS dan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent masing-masing ditutup lebih tinggi lebih dari 5%, membukukan hari terbaiknya sejak 3 April.
Emas berjangka, yang ditutup lebih tinggi sebesar 3,11%, mengalami hari terbaiknya tahun ini, sejak 1 Desember 2022. Investor juga mengawasi imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS Treasury. Imbal hasil Treasury 10-tahun turun sekitar 9 basis poin menjadi 4,62%.
"[Isu] suku bunga masih memegang kendali, dan adalah rebound yang kami lihat sejak Jumat lalu," kata Adam Turnquist, kepala strategi teknis di LPL Financial kepada CNBC International, Jumat (13/10).
"Ada tanda-tanda awal bahwa secara teknikal kami melihat adanya kapitulasi, namun... kita masih berjuang melawan tren naik pada imbal hasil yang bertenor lebih panjang," imbuhnya.
Kecuali imbal hasil Treasury tenor 10-tahun turun mendekati 4,35%, Turnquist mengatakan dia melihat "pasar yang menantang dan mungkin berombak saat kita melihat ke depan di Oktober."
Investor tetap sedikit berhati-hati terhadap pasar saham, tetapi optimis bahwa saham dapat menguat pada kuartal keempat jika imbal hasil kembali turun dan suku bunga The Fed bergerak lebih rendah.
"Obligasi sekarang menawarkan persaingan yang kuat untuk saham mengingat imbal hasil yang ada. Jadi pandangan kami saat ini netral terhadap ekuitas," kata Jeff Buchbinder, kepala strategi ekuitas LPL.
"Jika imbal hasil stabil, seperti yang kami perkirakan, menurut kami kondisi tersebut masih cukup baik untuk pasar saham," tambah Buchbinder.
Risiko kenaikan suku bunga secara tajam bergantung pada percepatan kembali inflasi, katanya, yang menurut perusahaannya tidak mungkin terjadi.
Sejumlah laporan positif dari perusahaan-perusahaan sektor keuangan besar pada Jumat telah mengawali musim laporan laba kuartal ketiga. Saham JPMorgan Chase bertambah 1,5% dan Wells Fargo naik sedikit di atas 3%, sementara Citigroup turun 0,2%.
(trp/trp)