Review Sepekan

Serangan Darat Israel Dimulai, Minyak Melonjak 7% Sepekan

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
15 October 2023 09:50
A view shows oil tanks of Transneft oil pipeline operator at the crude oil terminal Kozmino on the shore of Nakhodka Bay near the port city of Nakhodka, Russia August 12, 2022. REUTERS/Tatiana Meel
Foto: Mangki minyak operator pipa minyak Transneft di terminal minyak mentah Kozmino di pantai Teluk Nakhodka dekat kota pelabuhan Nakhodka, Rusia. (REUTERS/Tatiana Meel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia ditutup melesat pada perdagangan Jumat (13/10/2023) setelah Israel memulai serangan darat ke Gaza.

Hari ini harga minyak mentah WTI ditutup melonjak 5,77% di posisi US$87,69 per barel, begitu juga dengan minyak mentah Brent ditutup naik 5,69% ke posisi US$90,89 per barel.

Dalam sepekan minyak mentah WTI menguat 5,92%, begitu juga dengan minyak mentah Brent naik 7,46%.

Harga minyak melonjak hampir 6% pada hari Jumat, dengan Brent membukukan kenaikan mingguan tertinggi sejak Februari, karena investor memperkirakan kemungkinan bahwa konflik di Timur Tengah dapat meluas ketika Israel memulai serangan darat di Jalur Gaza.

Pengumuman Israel menandai peralihan dari perang udara ke operasi darat untuk membasmi pejuang Hamas seminggu setelah kelompok militan Palestina mengamuk di Israel selatan.

Konflik di Timur Tengah berdampak kecil terhadap pasokan minyak dan gas global, dan Israel bukanlah produsen besar. Namun, para investor dan pengamat pasar sedang mengkaji bagaimana hal ini dapat meningkat dan apa pengaruhnya terhadap pasokan dari negara-negara terdekat di kawasan penghasil minyak terbesar dunia.

Beberapa warga di Gaza meninggalkan rumah mereka pada hari Jumat untuk melarikan diri dari serangan gencar Israel, setelah Israel memerintahkan lebih dari satu juta orang meninggalkan bagian utara wilayah tersebut dalam waktu 24 jam. Hamas meminta mereka untuk tidak pergi.

Menteri Perminyakan Iran Javad Owji mengatakan pada hari Jumat harga minyak diperkirakan akan mencapai US$100 per barel karena situasi saat ini di Timur Tengah, menurut kantor berita kementerian SHANA.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada hari Jumat membahas konflik Israel-Hamas dengan pemimpin kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon yang didukung Teheran, yang telah melancarkan serangan lintas batasnya sendiri terhadap Israel.

Jika AS memperketat penegakan sanksi terhadap ekspor minyak Iran karena peran mereka dalam konflik tersebut, maka pasokan minyak Iran bisa turun.

Arab Saudi menunda rencana yang didukung AS untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, menurut dua sumber yang mengetahui pemikiran Riyadh, yang menandakan adanya pemikiran ulang yang cepat mengenai prioritas kebijakan luar negerinya ketika konflik meningkat.

Hal ini mungkin berdampak pada pasokan karena Arab Saudi mengatakan kepada Gedung Putih bahwa mereka bersedia meningkatkan produksi minyak awal tahun depan untuk membantu mengamankan kesepakatan tersebut.

Ada hal lain yang turut mendorong kenaikan harga minyak yakni tindakan Amerika pada hari Kamis yang menjatuhkan sanksi pertama terhadap pemilik kapal tanker yang membawa minyak Rusia dengan harga di atas batas harga Kelompok Tujuh sebesar US$60 per barel, sebuah upaya untuk menutup celah dalam mekanisme yang dirancang untuk menghukum Moskow atas invasinya terhadap minyak Ukraina.

Rusia adalah produsen minyak terbesar kedua di dunia dan eksportir utama, dan pengawasan yang lebih ketat dari AS terhadap pengirimannya dapat membatasi pasokan.

"Pasar minyak mengantisipasi bahwa AS akan menerapkan sanksi yang lebih ketat terhadap Rusia dan Iran, dan hal itu akan menyebabkan pengurangan pasokan," ucap Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) minggu ini mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global, mengutip tanda-tanda ketahanan ekonomi dunia sepanjang tahun ini dan memperkirakan kenaikan permintaan lebih lanjut di Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia.

Dari sisi pasokan AS, para pengebor minggu ini menambahkan empat rig minyak dalam kenaikan mingguan terbesar sejak Maret, menurut Baker Hughes.

Manajer keuangan memangkas posisi net long minyak mentah berjangka AS dan opsi pada pekan hingga 10 Oktober sebanyak 39.556 kontrak menjadi 240.204 kontrak selama periode tersebut, menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation