
Surat Utang Diobral, Pasar Keuangan Gonjang-ganjing Pekan Ini

- Kabar tak sedap kembali menghantui pasar keuangan global. Pekan ini .
- pasar obligasi mengalami guncangan setelah aksi jual besar-besaran yang dilakukan investor.
- Aksi tersebut membuat harga obligasi pemerintah jatuh sehingga imbal hasil atauyieldpun melesat.
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar tak sedap kembali menghantui pasar keuangan global. Pekan ini pasar obligasi mengalami guncangan setelah aksi jual besar-besaran yang dilakukan investor. Aksi tersebut membuat harga obligasi pemerinrah jatuh sehingga imbal hasil atauyieldpun melesat.
Obligasi Negara Diobral! aksi jual besar-besaran obligasi pemerintah terjadi pekan ini. Akibatnya, harga utang atau obligasi pemerintah jatuh dan imbal hasilpun terbang.
US Treasury tenor 10 tahun sempat menyentuh 5% yang menjadi rekor tertingginya dalam 16 tahun terakhir pada perdagangan kemarin. Imbal hasil ditutup sedikit melandai di angka 4,74%.
"Terjadi aksi jual besar-besaran di obligasi pemerintah karena market selama ini sudah salah posisi. Pasar memperkirakan siklus kenaikan suku bunga sehingga membeli obligasi tetapi ternyata kebijakan ketat masih berlanjut," tutur analis Juan Valenzuela, analis dari Artemis, dikutip dariReuters.
Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed semakin kencang setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS masih kencang. The Fed juga mengisyaratkan kenaikan pada pertemuan bulan lalu.
Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS)mencapai9,6 juta pada Agustus 2023,Jumlah tersebut jauh di atas ekspektasi pasar yakni 8,8 juta ataupun pada Juli yang tercatat 8,9 juta. Kondisi ini mencerminkan jika pasar tenaga kerja AS masih panas.
Harga US Treasury juga jatuh karena pemerintah AS meningkatkan penjualan obligasi untuk membiayai pembengkakan defisit.Selain AS, aksi jual obligasi pemerintah juga mengguncang pasar Eropa hingga Asia.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman tenor 10 tahun terbang ke level tertinggi 12 tahun menjadi 2,96%, imbal hasil obligasi pemerintah Inggris tenor 30 tahun melambung ke rekor tertinggi 25 tahun menjadi 5,11%, sementara imbal hasil surat utang Jepang tenor 10 tahun melesat ke 0,8% atau tertinggi dalam 10 tahun.
Selain itu, imbal hasil Jepang 10 tahun (JP10YTN=JBTC), yang dibatasi oleh Bank of Japan (BOJ), naik 4,5 bps ke level tertinggi dalam satu dekade meskipun BOJ menawarkan untuk membeli obligasi senilai US$4,5 miliar pada Rabu kemarin. Imbal hasil surat utang Jepang tenor 10 tahun melesat ke 0,8% atau tertinggi dalam 10 tahun.
Imbal hasil obligasi pemerintah Australia, Kanada, dan Inggris juga melonjak minggu ini.
Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris telah melonjak ke level tertinggi sejak tahun 1998. Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris bertenor 30 tahun juga dikenal sebagai gilt mencapai 5,115% pada satu tahap pada Rabu pagi, yang merupakan level tertinggi sejak September 1998.
Inggris mempunyai utang nasional yang membengkak, saat ini mencapai £2,59 triliun, sementara tumpukan utang AS melampaui US$33 triliun (£27,2 triliun) pada bulan lalu dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berkurang menjelang pemilihan presiden mendatang.
Imbal hasil melesat karena investor memilih untuk mencari investasi aman seperti dolar AS. Indeks dolar pun terbang ke 107 atau tertinggi dalam 10 bulan.
Di Indonesia, aksi jual juga dilakukan investor. Surat Berharga Negara (SBN) masih dilepas investor seperti tercermin dari kenaikan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun melesat 0,83% di level 7.083 pada perdagangan Rabu (4/10/2023). Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak Maret 2023 atau enam bulan terakhir.
Melonjaknya imbal hasil pemerintah ini menimbulkan kekhawatiran karena bisa berimbas pada terkereknya obligasi swasta. Akibatnya, beban perusahaan dalam mencari pendanaan ataupun membayar utang akan semakin besar. Bila imbal hasil terus melonjak maka ancaman krisis ada di depan mata.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)