AS Bikin Huru-hara, Pemerintah RI Makin Boncos

rev, CNBC Indonesia
23 September 2023 14:00
Infografis: Utang LN Nyaris Rp 6.200 T, Apa Benar RI Terancam Bangkrut?
Foto: Infografis/Utang LN Nyaris Rp 6.200 T, Apa Benar RI Terancam Bangkrut?/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun dan Treasury Amerika Serikat (AS) mencapai level tertinggi dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terjadi akibat investor mencerna keputusan suku bunga bank sentral AS (The Fed) perihal panduan ke depan serta data pengangguran baru.

Dilansir dari CNBC.com, imbal hasil US Treasury 10-tahun naik sekitar 15 basis poin menjadi 4,492%, mencapai level tertinggi baru pada tahun 2007 di sesi tersebut. Treasury 2 tahun lebih tinggi 2 basis poin menjadi 5,142%, berada di sekitar level yang terakhir dicapai pada tahun 2006.

Imbal hasil Treasury mencapai level tertingginya sehari setelah rilis data pengangguran AS yang baru. Klaim pengangguran awal mencapai 201.000, jauh di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 225.000. Itu juga merupakan level terendah sejak Januari.

Hal ini ditafsirkan bahwa ada potensi untuk The Fed kembali menaikkan suku bunganya dan berpotensi kembali menaikkan imbal hasil obligasinya.

Sementara di Indonesia sendiri, melansir dari Refinitiv, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara terpantau naik 3,4 basis poin (bps) menjadi 6,799%, nyaris menyentuh 6,8%.

Beban Pemerintah Indonesia

Sebagai informasi, semakin tingginya imbal hasil obligasi, maka bunga utang yang dibayarkan ke investor pun akan semakin besar. Dengan kata lain, beban utang bunga pemerintah akan semakin membengkak dengan tingginya imbal hasil obligasi.

Merujuk pada Laporan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara Kinerja dan Fakta (APBN KITA) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), menunjukkan pembayaran bunga utang selalu mengalami kenaikan setidaknya sejak 2014 hingga 2022.

Tercatat pada 2014, bunga utang yang dibayarkan pemerintah sebesar Rp133,4 triliun. Sedangkan pada akhir 2022, pemerintah melakukan pembayaran bunga utang sebesar Rp386 triliun.

Selain bunga utang yang membengkak, pembayaran cicilan pokok utang dalam negeri pun mengalami peningkatan. Pada 2015 tercatat pembayaran cicilan pokok utang dalam negeri hanya sebesar Rp141 miliar sedangkan pada 2022 tercatat mengalami peningkatan yang signifikan menjadi Rp1,9 triliun.

Berkaca pada Laporan APBN KITA periode Agustus 2023 tercatat realisasi pembiayaan utang per Juli 2023 sebesar Rp194,93 triliun dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman dalam negeri sebesar Rp1 triliun.

Sementara dalam siaran APBN KITA periode September 2023 tercatat realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang per Agustus 2023 kembali mengalami kenaikan menjadi Rp198 triliun (28,4% dari target APBN).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menegaskan bahwa pembiayaan melalui utang masih on track dan antisipatif, serta dikelola secara terukur dengan mempertimbangkan dinamika atas kondisi pasar keuangan global.

Kendati ada kenaikan jumlah pembayaran beban utang dan cicilan pokok dalam negeri, namun tren kenaikan imbal hasil masih berlangsung pada obligasi negara Indonesia tidak seharusnya menimbulkan terlalu banyak alarm.

Laporan The Focal Point yang dirilis oleh Bank Central Asia (BCA) menunjukkan bahwa selisih antara Obligasi pemerintah Indonesia dan AS Sekuritas Treasury tampaknya agak sedikit stabil.

GAMBAR US10Y VS ID10Y FAIR COMPENSATION

BCAFoto: The yield on Indonesian government bonds move upward to compensate the increasingly-higher yield on UST securities rather than a reflection of Indonesia's worsening fundamentals
Source: BCA

Hal menarik lainnya yang dapat diperhatikan adalah kepemilikan asing terhadap obligasi Indonesia yang rendah. Dengan kata lain, investor domestik mendominasi kepemilikan obligasi dan hal ini dapat membantu melindungi pasar obligasi dalam negeri dari volatilitas global.

BCAFoto: The bond market may not be as attractive a financing option for the government in the upcoming periods given foreign investors' demand for higher yields and domestic banks' limited interest to increase its SBN holdings
Source: BCA

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation