
Penemuan Harta Karun Raksasa Baru, RI Bisa Cuan Jumbo?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Italia, Eni, baru saja menemukan 'harta karun' raksasa di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), yakni berupa cadangan gas yang diperkirakan berpotensi sebesar 5 triliun kaki kubik (TCF).
Mengutip dari website Eni.com, penemuan gas yang penting itu berasal dari sumur eksplorasi Geng North-1 yang dibor di PSC Ganal Utara, sekitar 85 km dari Kalimantan Timur, Indonesia. Perkiraan awal menunjukkan bahwa total volume struktur yang ditemukan adalah 5 TCF gas, dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls.
Karena lokasinya yang strategis dan ukurannya yang besar, penemuan ini memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pembentukan pusat produksi baru di utara Cekungan Kutei. Pusat produksi ini akan terhubung dengan fasilitas LNG Bontang di pesisir Kalimantan Timur.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji merespons temuan ini dengan gembira, menganggapnya sebagai salah satu dari tiga penemuan eksplorasi terbesar di dunia pada 2023. Menurutnya, ini adalah potensi besar yang akan memberikan pasokan gas yang signifikan di masa depan.
"Potensi besar, bukan potensi kecil dan itu akan menjadi sesuatu yang baru di luar proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). Jadi sesuatu suplai pasokan gas yang cukup besar ke depannya, itu ukurannya besar," kata Tutuka saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (2/10/2023).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengharapkan agar penemuan cadangan gas di North Ganal oleh salah satu International Oil Company (IOC) akan mendorong lebih banyak IOC lainnya untuk masuk ke Indonesia. Ini tentu buah dari salah satu upaya Pemerintah meningkatkan daya saing industri hulu migas nasional.
Sebagai gambaran, merujuk data KementerianESDM, jumlah cadangan gas alam yang terbukti per bulan Januari sejak 2012 hingga 2022 terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada 2012, sempat tercatat cadangan gas alam yang terbukti sebesar 103,35 TSCF, sementara pada 2022 turun jadi hanya sebesar 36,34 TSCF.
Selain itu, cadangan gas alam yang berpotensi juga turut mengalami penurunan secara signifikan dalam 11 tahun terakhir dari 47,35 TSCF (2012) menjadi hanya sebesar 18,49 TSCF (2022).
Karenanya, penemuan cadangan gas baru ini akan terus didorong untuk segera dapat diproduksi, sehingga dapat meningkatkan pasokan gas untuk mendukung pembangunan, termasuk hilirisasi gas yang saat ini tengah didorong oleh pemerintah. Hal ini didukung pula dengan infrastruktur gas yang sudah tersedia di Kalimantan Timur, sehingga diharapkan dapat dikembangkan dengan cepat dan efisien.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(hsy/hsy)