Kontribusi NCKL Bawa Ekonomi Maluku Utara Jadi Nomor 1 di RI

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
25 September 2023 09:15
Harita Group Pulau Obi Maluku Utara. (Dok. Harita Group)
Foto: Harita Group Pulau Obi Maluku Utara. (Dok. Harita Group)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hilirisasi nikel yang diprakarsai PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mampu menghantarkan pertumbuhan ekonomi provinsi Maluku Utara menjadi yang tertinggi secara nasional.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), rekor pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia diraih Maluku Utara sebesar 23,89% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II-2023.

Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Maluku Utara adalah melesatnya kinerja sektor pertambangan dan penggalian hingga 64% yoy, kemudian disusul industri pengolahan yang berhasil tumbuh 48,12% yoy.

Dari sisi lapangan pekerjaan, pertambangan dan penggalian serta pengolahan mampu berkontribusi lebih dari 50% secara akumulasi terhadap struktur PDRB Maluku Utara per kuartal II-2023.

Secara kuartalan, kedua industri tersebut mengalami pertumbuhan lapangan usaha tertinggi dimana pertambangan dan penggalian sebesar 23,24%, kemudian disusul industri pengolahan sebesar 15,71%.

Pertumbuhan PDRB Beberapa Lapangan Usaha (%QoQ)Foto: Badan Pusat Statistik (BPS)
Pertumbuhan PDRB Beberapa Lapangan Usaha (%QoQ)

Pertumbuhan gemilang tersebut tentu terjadi bukanlah tanpa sebab, kiprah NCKL sebagai pelaku bisnis nikel yang melakukan hilirisasi turut membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara melalui anak usahanya PT Trimegah Bangun Persada (TBP) Tbk

TBP memiliki tambang nikel yang berlokasi di pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Operasional tambang sudah berjalan sejak 2010 silam, hingga kemudian terus melakukan transformasi dalam memajukan industri dengan hilirisasi nikel.

Hilirisasi nikel diupayakan perusahaan dimulai dari mendirikan smelter pertama berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) pada 2016 lalu. Kiprahnya terus berlanjut menghasilkan nikel kualitas dua yang bisa diolah untuk stainless steel hingga bahan baku untuk baterai kendaraan listrik.

Proyek meningkatkan nilai tambah pada nikel ini mendapatkan tempat spesial dari pemerintah yang menempatkan Kawasan Industri Pulau Obi sebagai Proyek Strategis Nasional pada 2020 lalu.

Setahun berikutnya, jiwa pionir Harita Nickel kembali datang dalam memajukan industri nikel dengan mendirikan refinery pemurnian nikel limonit dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL). Namun saat itu refinery besutan Harita Nickel baru menghasilkan produk antara yang merupakan bauran nikel dan kobalt, Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

Refinery dengan teknologi tersebut menjadi yang pertama beroperasi di Indonesia, bahkan hasil pemurnian nikel diklaim memiliki jejak karbon yang lebih rendah dan memiliki bentuk matte sehingga lebih mudah untuk diolah lebih lanjut.

Oktober 2022, Harita Nickel meresmikan beroperasinya smelter RKEF kedua dengan kapasitas produksi 780.000 ton feronikel per tahun. Total 3 pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel dioperasikan oleh perusahaan milik anak bangsa ini dengan mengaplikasikan dua teknologi yang berbeda.

Langkah Harita Nickel tidak berhenti disitu. Tujuh bulan kemudian, persisnya akhir Mei 2023 Harita Nickel berhasil melanjutkan hilirisasi dengan memurnikan MHP menjadi produk akhir, nikel sulfat (NiSO4). Keberhasilan produksi nikel sulfat ini lagi-lagi menjadikan Harita Nickel pionir di Indonesia dan menjadi pabrik nikel sulfat terbesar di dunia yang memiliki kapasitas produksi hingga 240 ribu ton per tahun. Catatan gemilang ini membuat Indonesia semakin diperhitungkan sebagai pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik global.

Kabar terbaru, smelter RKEF ketiga sedang dalam proses pembangunan dan diharapkan bisa resmi beroperasi pada tahun 2025. Tak hanya itu, refinery HPAL kedua juga bakal digencarkan bisa beroperasi pada pertengahan tahun depan.

Perkembangan pabrik yang cukup pesat dalam beberapa tahun ini juga tak menampik bahwa kebutuhan tenaga kerja yang lebih banyak. Tercatat hingga 30 Juni 2023 jumlah karyawan grup baik tetap maupun kontrak sebanyak 9.248 pekerja, semakin melonjak dibandingkan akhir Maret lalu sebanyak 9.168 pekerja, dan akhir 2022 sebanyak 7.730 pekerja.

Hilirisasi juga semakin menunjukkan prestasi nyata pada kinerja ekspor nikel Maluku Utara, selama enam bulan pertama tahun ini pertumbuhan ekspor nikel melesat hingga 46,69% yoy menjadi US$ 833,01 miliar. Pada periode yang sama, secara volume juga meningkat pesat dari sebelumnya 105,99 miliar kilogram menjadi 157,79 kilogram, melonjak 48,86% yoy.

Kinerja ekspor nikel yang atraktif turut menopang neraca perdagangan Maluku Utara tetap surplus sebesar US$ 3,23 miliar, kendati kinerja ekspor dan impor secara keseluruhan dari provinsi tersebut masih turun masing-masing 7,67% dan 10,27% dibandingkan Mei lalu, menurut data dari BPS.

Di lain sisi, perlu diakui juga pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang pesat juga didorong Kabupaten Halmahera Tengah yang tumbuh paling tinggi. Pada 2022 saja, pertumbuhan ekonomi kabupaten tersebut mencapai 102,31% yoy, jauh melampaui Halmahera Selatan, tempat operasi pabrik Harita sebesar 21,34% yoy.

Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab/Kota Tahun 2022 Se-Provinsi Maluku Utara (dalam %)Foto: Badan Pusat Statistik Maluku Utara 2022
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab/Kota Tahun 2022 Se-Provinsi Maluku Utara (dalam %)

Hal tersebut berkat kontribusi Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang merupakan Kawasan Industri terpadu untuk pengolahan logam berat yang berlokasi di Desa Lelilef, Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation