Harga Batu Bara Kembali Ambles, Ada Andil China

mza, CNBC Indonesia
22 September 2023 08:15
A loader is seen amid coal piles at a port in Lianyungang, Jiangsu province, China January 25, 2018. REUTERS/Stringer
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga batu bara kembali terkoreksi, namun masih mampu bertahan di atas level psikologis US$160 per ton. Sentimen pelemahan datang dari China yang aktif menambang, booming Energi Baru Terbarukan India, dan perbaikan masalah LNG Australia.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Oktober ditutup di posisi US$ 160,4 per ton atau ambruk 1,2% pada perdagangan Kamis (21/9/2023).

Harga batu bara telah terkoreksi dua hari beruntun. Pelemahan ini menjadikan kinerja positif si pasir hitam sepanjang September menipis, hanya menguat 1,2%, dibandingkan Agustus yang mampu melesat 12,49% atau terbesar sepanjang tahun.

Pelemahan harga terjadi seiring dengan penambangan batu bara Tiongkok yang meningkat untuk meningkatkan ketahanan energi. Dikutip dari Oil Price,  tingkat produksi China mencatat rekor tertinggi.

Tidak hanya itu, Negeri Tirai Bambu juga terpantau tergesa-gesa mengekstrasi batu bara yang berdampak pada tingkat pasokan yang tinggi.

Peningkatan produksi batu bara China berdampak pada tingkat pasokan produsen batu bara terbesar di dunia. Persoalan ini menyebabkan jumlah persediaan yang tinggi, sehingga China sebagai importir batu bara terbesar dunia akan mengurangi pembelian batu baranya.

Beralih ke India, sektor energi baru terbarukan negara ini mengalami booming. Melansir TheWeek, Dikatakan bahwa India adalah pemimpin dunia dalam energi baru terbarukan (tidak termasuk air) baik dalam hal kapasitas total maupun pembangkitan. Pada pertengahan tahun 2023, negara ini telah memasang lebih dari 130 GW kapasitas energi terbarukan baru, yang merupakan 30 persen dari total kapasitasnya.

India juga berencana menambah sekitar 300 GW tenaga surya dan 80 GW tenaga angin pada akhir dekade ini. Kebijakan ini akan berdampak pada pengurangan penggunaan pembangkit listrik batu bara, sehingga permintaan turut menurun yang berakibat harga pun terkoreksi.

Beralih ke gas yang merupakan sumber energi pilihan Eropa dan substitusi batu bara, komoditas ini sedang dihadapkan kabar yang cukup positif terkait dengan kepastian pasokan.

Pasalnya, Aliansi serikat pekerja Australia pada Jumat menyatakan akan menerima usulan industri untuk menyelesaikan perselisihan di dua proyek gas alam cair (LNG) utama milik Chevron dan mengakhiri pemogokan selama dua minggu.

Keputusan tersebut akan menambah pasokan gas dunia, sehingga terdapat kemungkinan kekurangan dan ketidakpastian dari komoditas energi akan mengalami perbaikan. Alhasil, batu bara sebagai substitusinya turut mengalami pelemahan harga akibat sentimen ini.

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation