
OTW Resesi? Legenda Wall Street: Cash is King, Jauhi Obligasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kawakan Amerika Serikat (AS) Ray Dalio mengaku dirinya ogah mengoleksi obligasi dan memilih cash (kas) di tengah adanya kesulitan yang dihadapi investor di tengah bank sentral global sedang mengendalikan inflasi.
"Saya tidak ingin memiliki utang, Anda tahu, obligasi dan hal-hal semacam itu," kata miliarder tersebut pada Kamis (14/9) di Milken Institute Asia Summit ke-10 di Singapura, dikutip dari Bloomberg News.
"Untuk sementara saat ini, cash menurut saya bagus," jelas pendiri perusahaan manajemen investasi Bridgewater Associates tersebut.
Ketika ditanya bagaimana cara mengurangi pinjaman dunia yang sangat besar, ia mengatakan ketika utang menjadi bagian besar dalam perekonomian.
Situasinya, kata Dalio, "cenderung bertambah dan semakin cepat" seiring dengan meningkatnya pembayaran bunga. "Kita berada pada titik balik percepatan."
Dalio melanjutkan, meskipun besarnya defisit bakal tetap mengharuskan AS untuk menjual banyak obligasi (US Treasury) kepada investor di seluruh dunia, sulit untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat yang menarik bagi kreditor, sekaligus tidak terlalu tinggi sehingga merugikan penerbitnya.
Ketika investor memilih untuk menjual, demikian ujar Dalio, sehingga menaikkan imbal hasil (yield), bank sentral perlu memutuskan apakah akan mencetak uang dan membeli obligasi, yang akan meningkatkan tekanan inflasi.
"Kita melihat dinamika itu terjadi sekarang," kata Dalio. "Saya pribadi yakin bahwa obligasi, yang berjangka panjang, bukanlah investasi yang baik."
Kemudian dalam diskusi di konferensi tersebut, ketika ditanya tentang sarannya tentang bagaimana menggunakan modal untuk para investor pendatang baru, Dalio menekankan perlunya melakukan diversifikasi, memperhatikan disrupsi, dan memilih sektor perusahaan yang dapat menggunakan teknologi baru dengan cara terbaik.
Krisis Utang Siklus Besar
Sebelumnya, Dalio mengatakan AS mengalami inflasi yang sangat tinggi seiring dengan kenaikan suku bunga riil.
"Kita berada di awal krisis utang siklus besar yang terjadi ketika Anda memproduksi terlalu banyak utang dan kekurangan pembeli," kata Dalio pada konferensi Bloomberg Invest di New York, pada 8 Juni 2023.
Dia menyebut, meskipun suku bunga tidak akan naik lebih tinggi, perekonomian AS akan menjadi lebih buruk, dan hal ini dapat menyebabkan lebih banyak perselisihan internal jika Amerika terus mengalami fragmentasi politik.
Informasi saja, Ray Dalio mendirikan Bridgewater Associates pada 1975.
Bridgewater adalah salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di dunia, dan dikenal karena fokusnya pada penggunaan analisis data dan pendekatan algoritma untuk mengelola dana klien.
Ray Dalio dikenal sebagai ahli dalam makroekonomi dan manajemen risiko. Bridgewater Associates dikenal karena kemampuannya untuk mengidentifikasi tren ekonomi global dan mengelola risiko secara efektif.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)