5 Banjir Bandang Terbesar di Dunia Sepanjang Tahun 2023

rev, CNBC Indonesia
13 September 2023 09:35
Jalan-jalan terendam banjir setelah badai Daniel di Marj, Libya, Senin, 11 September 2023. Kepala salah satu pemerintahan saingan Libya mengatakan bahwa 2.000 orang dikhawatirkan tewas dalam banjir yang melanda bagian timur negara Afrika utara itu. (Libya Almasar TV via AP)
Foto: Jalan-jalan terendam banjir setelah badai Daniel di Marj, Libya, Senin, 11 September 2023. Kepala salah satu pemerintahan saingan Libya mengatakan bahwa 2.000 orang dikhawatirkan tewas dalam banjir yang melanda bagian timur negara Afrika utara itu. (AP/)
  • Banjir Libya telah menewaskan setidaknya 5.000 orang dalam waktu singkat
  • Selama tahun 2023, terdapat beberapa negara yang mengalami banjir besar 
  • Banjir di Malawi merupakan salah satu peristiwa yang memaksa lebih dari 180.000 orang mengungsi

Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari 5.000 orang diperkirakan tewas dan 10.000 orang hilang setelah hujan lebat di timur laut Libya menyebabkan dua bendungan runtuh, sehingga menyebabkan lebih banyak air meluap ke wilayah yang sudah terendam banjir.

Dilansir dari CNN.com, setidaknya 5.300 orang diperkirakan tewas, kata kementerian dalam negeri pemerintah timur Libya pada Selasa (12/9/2023), media pemerintah LANA melaporkan.

Awalnya, bencana ini bermula saat Badai Daniel dan hujan deras melanda wilayah timur Libya pada pekan lalu. Kombinasi itu menyebabkan banjir.

Menurut media lokal Libya, Almostkbal TV, menampilkan hujan lebat menyapu kendaraan-kendaraan di jalanan dan memutus jalan antara Sousse dan Shahat.

Kota pesisir berpenduduk sekitar 125.000 jiwa ini diporak-porandakan Badai Daniel. Disebutkan, kendaraan terbalik di tepi jalan, pohon tumbang, dan rumah-rumah terbengkalai dan terendam banjir.

Badai besar menghantam Libya hingga merobohkan bendungan, hingga menyapu bersih seperempat kota Derna di bagian timur. Diperkirakan, jumlah tewas bakal lebih tinggi di negara yang telah berkonflik selama lebih dari satu dekade ini.

Juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA), Ahmed Mismari, mengatakan bencana ini kian parah usai bendungan di atas Kota Derna ambrol.

Selain Derna, kota-kota lain di wilayah timur Libya, termasuk Benghazi, juga dilanda badai tersebut. Tamer Ramadan, kepala delegasi Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyebut, jumlah korban tewas akan sangat besar.

"Ini menghanyutkan seluruh lingkungan beserta penduduknya ke laut," kata Mismari, dikutip Reuters.

Berkaca selama tahun 2023, terdapat bencana banjir yang telah menyebabkan sejumlah orang meninggal bahkan menyebabkan ribuan orang diungsikan.

PAKISTAN

Dilansir dari reliefweb.int, sejak 17 Agustus, hujan lebat selama berminggu-minggu membanjiri Sungai Sutlej di Pakistan. Banjir besar menghancurkan tanggul dan desa-desa di beberapa tempat, menyebabkan lebih dari 162.257 orang mengungsi dan menenggelamkan 153.231 hektar lahan dengan tanaman berdiri.

Pada 27 Agustus, 16 orang tewas, 36 orang terluka dan lebih dari 150.000 orang telah dievakuasi di Provinsi Punjab tengah di Pakistan timur di mana beberapa ratus desa terendam banjir akibat banjir Sungai Sutlej.

Otoritas Nasional Penanggulangan Bencana (NDMA) melaporkan evakuasi lebih dari 378.000 orang dan lebih dari 20.000 hewan ke lokasi aman.

HAITI

Menyusul hujan lebat, angin kencang, banjir dan tanah longsor yang melanda sebagian besar Haiti pada tanggal 2-3 Juni, jumlah korban jiwa dan kerusakan semakin meningkat.

Hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor di 7 dari 10 departemen di negara tersebut. Menurut Tinjauan Kemanusiaan yang diterbitkan oleh OCHA, 27 dari 146 komune di negara tersebut terkena dampaknya, menyebabkan 58 orang tewas, 143 orang terluka, 9.100 orang mengungsi dan hampir 45.000 rumah tangga terkena dampaknya.

Kerusakan material juga cukup besar, hampir 37.500 rumah terkena dampaknya, termasuk 893 hancur, 3.000 ekor sapi hilang dan 30.000 hektar lahan pertanian di seluruh negeri terendam banjir. MSPP juga mencatat peningkatan kasus dugaan kolera.

CHINA

Pemerintah China mengirim ribuan pekerja penyelamat ke Zhuozhou, kota di barat daya Beijing yang memiliki lebih dari 600.000 penduduk, yang dilanda banjir akibat Topan Doksuri belum lama ini.

Media CCTV melaporkan sekitar 9.000 penyelamat telah dikirim ke Zhuozhou, di mana lebih banyak tim penyelamat bergegas dari provinsi tetangga Henan dan Shanxi. Pada Jumat (11/8/2023) tercatat korban tewas akibat hujan lebat yang memecahkan rekor di seluruh Tiongkok utara meningkat menjadi sedikitnya 78 orang.

Menindaklanjuti bencana tersebut, pemerintah Tiongkok mengatakan akan mengalokasikan satu miliar yuan (US$139 juta) untuk memberi kompensasi kepada penduduk di daerah yang terendam banjir guna mengendalikan tingkat banjir di daerah hilir, dilansir dari phys.org.

INDIA

Hujan lebat dan tanah longsor telah menewaskan lebih dari 60 orang di negara bagian Himachal Pradesh dan Uttarakhand di India utara, ketika banjir dahsyat melanda wilayah tersebut selama musim hujan.

Pada pertengahan bulan Juli 2023, tercatat ketinggian air Sungai Yamuna telah bertambah dari 207,49 meter menjadi 208,46 meter dalam beberapa hari terakhir. Volume air tersebut merupakan yang tertinggi dalam 45 tahun terakhir, kata otoritas setempat.

Alhasil dilansir dari detik.com, Lebih dari 16.000 warga telah menempati tenda-tenda yang dipasang di kolong jalanan layang oleh pemerintah Delhi. Tim penanggulangan bencana juga telah dikirim ke beberapa daerah untuk melakukan operasi penyelamatan di titik-titik yang terkena banjir.

MALAWI

Sekitar 500.000 orang diperkirakan terkena dampak banjir, tanah longsor dan kerusakan akibat angin setelah berlalunya Siklon Tropis Freddy di Malawi selatan. Program Pangan Dunia PBB (WFP) di Malawi memperkirakan Topan Freddy menghasilkan curah hujan yang setara dengan 6 bulan dalam 6 hari.

Daerah yang terkena dampak sekarang termasuk Balaka, Kota dan Distrik Blantyre, Chikwawa, Chiradzulu, Machinga, Mangochi, Mulanje, Mwanza, Neno, Nsanje, Phalombe, Thyolo, serta Kota dan Distrik Zomba.

Diperkirakan 40.000 rumah telah rusak, hancur atau dianggap tidak aman, memaksa lebih dari 180.000 orang mengungsi dari rumah mereka. Lebih dari 300 kamp telah didirikan sebagai akomodasi darurat. Jumlah pengungsi mencakup sekitar 40.000 orang di Chikwawa dan lebih dari 37.000 orang di masing-masing distrik Mulanje dan Nsanje.

Pada Maret 2023, Departemen Urusan Penanggulangan Bencana Malawi (DoDMA) melaporkan bahwa 326 orang kini kehilangan nyawa. Sebanyak 180 korban jiwa dilaporkan di Kota Blantyre dan Distrik Blantyre, dimana tanah longsor dan banjir sangat parah. Hampir 90 orang tewas di Mulanje. Hampir 800 orang menderita luka-luka.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation