Newsletter

Amerika Umumkan Kabar Genting Hari Ini, RI Ikut Deg-Degan

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
13 September 2023 06:00
Bursa
Foto: Pexels/Kampus Production

Pelaku pasar hari ini nampak akan lebih fokus pada rilis data eksternal terutama dari AS yang bakal merilis inflasi nanti malam. 

Pasar keuangan Tanah Air juga sepertinya akan lebih volatile karena ketidakpastian jadi meningkat di tengah menunggu rilis inflasi ditambah pergerakan Wall Street semalam yang kebakaran bisa menular ke Indonesia.

Inflasi AS akan dirilis nanti malam pukul 19.30 WIB oleh US Bureau of Labor Statistics. Melansir platform penghimpun data, trading economic inflasi umum AS diperkirakan akan melonjak ke 3,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 3,2% yoy.

Apabila inflasi umum naik sesuai perkiraan ini bakal menjadi kenaikan kedua yang terjadi setelah mencapai titik terendah 3% yoy pada Juni lalu.

Sementara dari inflasi inti diperkirakan akan melandai ke 4,3% yoy dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,7% yoy. Kendati melandai, secara keseluruhan nilai inflasi umum dan inti masih jauh dari target bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) di sekitar 2%.

Target inflasi tersebut tampaknya masih sulit untuk dicapai bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) tahun ini, mengingat harga minyak mentah global yang masih lanjut naik akibat supply minyak yang ketat.

Pada perdagangan kemarin (12/9/2023) harga minyak mentah dunia masih terpantau menguat secara harian. WTI Crude Oil melonjak 2,09% menjadi US$ 89,10 per barel, sementara Brent Oil naik 1,56% ke posisi US$ 92,05 per barel. Kenaikan kemarin mengakumulasi lonjakan harga selama sebulan terakhir pada WTI Crude Oil sebesar 8,89% ,sedangkan Brent Oil melesat 7,73%.

Kenaikan harga minyak terjadi karena ketatnya pasokan akibat Saudi Arabia, salah satu negara produsen minyak terbesar dunia yang tergabung dalam OPEC+ menyatakan akan melanjutkan pemangkasan produksi sekitar 1 juta barel per hari hingga akhir 2023.

Tak hanya itu, Rusia juga memangkas sekitar 300.000 barel per hari hingga periode yang sama. Data Energy Information Administration (EIA) juga menunjukkan adanya penyusutan persediaan minyak AS sebanyak 6,3 juta barel minggu lalu, nilai tersebut bahkan melampaui ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan turun sekitar 2,1 juta barel.

Selain data dari AS, pelaku pasar juga akan mempertimbangkan dampak  pelemahan ekonomi China. Ekonomi China memang menjadi sorotan pelaku pasar karena untuk RI sendiri Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor terbesar serta salah satu investor asing terbesar di Tanah Air. Sehingga kondisi ekonominya sangat berpengaruh terhadap pasar keuangan Tanah Air.

Terbaru, kebijakan Xi Jinping yang melarang PNS dan pegawai BUMN China menggunakan Iphone menjadi polemik dan membuat AS cukup ketar-ketir.Pasalnya, kebijakan tersebut keluar di tengah Apple yang semalam habis launching seri baru Iphone 15.

Meski tak diblokir secara nasional, tetapi kebijakan tersebut diramal akan berpengaruh pada penjualan iPhone. Sebab, China merupakan salah satu pasar yang berkontribusi paling besar ke bisnis Apple, bahkan penjualan segmen Iphone sendiri menjadi dominan ke total pendapatan Apple, mencapai 48% berdasarkan laporan keuangan 2022.

Dilaporkan Reuters, penjualan iPhone bisa anjlok hingga 10 juta unit gara-gara aksi pemerintah China. Erik W. Woodring, analis dari Morgan Stanley, memperkirakan pendapatan Apple bisa jatuh 4% akibat larangan di China. Adapun, profit Apple bisa merosot 3%.

Aksi perang dagang antara dua negara adidaya tersebut masih menjadi persoalan sengit yang akan berlanjut pada pekan ini dan perlu diwaspadai investor karena bisa memicu capital outflow berlanjut terutama di tengah penantian inflasi yang bakal mempengaruhi kebijakan the Fed pada pertemuan minggu ketiga bulan ini.

Di lain sisi, Jepang juga akan ada mengumumkan data inflasi dari sisi produsen atau Producer Price Index (PPI) untuk periode Agustus 2023 pada pagi hari ini.

PPI diperkirakan akan melambat ke 3,2% yoy, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,6%. Apabila pertumbuhan inflasi produsen tersebut kembali turun akan menandai posisi yang terendah sejak Maret 2021.

Beralih ke dalam negeri pada hari ini tidak ada rilis data yang cukup signifikan menggerakkan pasar. Akan tetapi, kemarin ada pengumuman mengenai libur nasional oleh pemerintah yang resmi menetapkan 27 hari libur dengan 10 hari merupakan cuti bersama.

Ketentuan tersebut tertuang dalam Keputusan Bersama No. 855/2023, No. 3/2023, dan No. 4/2023 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024 yang ditandatangani oleh Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (12/09).

"Untuk 2024, pemerintah memutuskan jumlah 27 hari libur nasional dan cuti bersama, terdiri dari libur nasional 17 hari dan cuti bersama 10 hari," kata Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dalam konferensi pers, SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024, Selasa (12/9/2023).

Jumlah libur tersebut akan mempengaruhi jumlah hari efektif kerja serta aktivitas masyarakat mulai dari belanja, bekerja, hingga bepergian. Oleh karena itu, diharapkan bisa menjadi sentimen positif pada pergerakan belanja dan aktivitas travelling masyarakat Indonesia.

Ada banyak perusahaan yang akan diuntungkan oleh adanya libur panjang, termasuk di sektor transportasi, ritel, jasa hotel, serta consumer goods. Perusahaan-perusahaan seperti PT Garuda Indonesia (GIAA), PT Jasa Marga (JSMR), PT Unilever Indonesia (UNTR), Indofood Group, emiten Pakuwon Jati (PWON) yang memiliki banyak mall akan sangat diuntungkan.

Sebagai catatan, libur Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah (2024) diperingati pada 10-11 April 2023, ditambah dengan cuti bersama pada 8,9,12,13,15 April. Libur nasional ditambah cuti mengakumulasi libur selama delapan hari.

Hal ini akan menjadi sentimen yang sangat positif dan akan terasa pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga mulai dari kuartal I-2024 hingga kuartal II-2024, mengingat umat muslim menjalankan ibadah puasa biasanya 30 hari sebelum perayaan Idul Fitri.

Kemudian dari hasil lelang Surat Berharga Syariah (SBNS) Negara kemarin (12/9/2023) diluar dugaan malah lebih tinggi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat beberapa hari ini.

Nilai permintaan SBNS yang masuk mencapai Rp31,33 triliun, lebih besar dari lelang sukuk terakhir sebesar Rp21,28 triliun. Serapan pemerintah pada lelang kali ini mencapai Rp9 triliun, melampaui target indikatif yang ditentukan sebelumnya yaitu Rp6 triliun.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya memperkirakan IHSG masih akan tertekan hari ini dan bergerak di kisaran 6889-7023.

"Perkembangan pergerakan IHSG terlihat masih betah berada dalam level konsolidasi dengan potensi tekanan minor yang berpeluang terjadi, masih terjadinya capital outflow menjadi sentimen bagi pergerakan IHSG,"tutur William, dalam analisisnya.
Namun, peluang koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam jalur uptrend.

 

(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular