
Laba Bersih Ngegas 25%, Bank Mandiri Juga Makin Efisien

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejalan dengan strategi bisnis yang konsisten pada segmen potensial dan proses optimalisasi digital perseroan yang matang, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berhasil membukukan kinerja keuangan yang positif sepanjang semester I 2023.
Hal ini tercermin dari perolehan laba bersih Bank Mandiri pada semester I 2023 yang melesat 24,9% menjadi Rp25,23 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,2 triliun.
Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi Bank Mandiri yang berfokus pada pendekatan ekosistem bisnis baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.
Kinerja Bank Mandiri dari tahun ke tahun semakin membaik, dapat dilihat dari laporan keuangan tahun 2010 hingga akhir tahun 2022.
Pencapaian laba Bank Mandiri pada semester I 2023, salah satunya ditopang oleh lini bisnis kredit. Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil menyalurkan kredit Rp1.272,07 triliun atau tumbuh 11,8% yoy. Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 yang sebesar 7,8% yoy.
Segmen komersial tumbuh paling kencang, yakni 19,0% yoy menjadi Rp215,7 triliun. Kemudian diikuti dengan kredit konsumer meningkat 11,7% yoy menjadi Rp106 triliun dan kredit small medium enterprise (SME) meningkat 11,7% yoy menjadi Rp72,4 triliun. Pada periode yang sama korporasi tumbuh 5,99% yoy.
Dalam mendorong penyaluran kredit, Bank Mandiri tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia mampu tumbuh tinggi pada kuartal II 2023 sebesar 5,17% (yoy).
Kemudian aset konsolidasi Bank Mandiri meningkat 10% menjadi Rp1.964 triliun secara yoy.
Adapun pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) dan premium income BMRI naik 11,7% yoy menjadi Rp 48,25 triliun. Dan pendapatan non-bunga naik 14% yoy menjadi Rp 18,4 triliun.
Kemudian pencapaian laba bersih Bank Mandiri juga tidak terlepas dari kontribusi kinerja perusahaan anak. Laba sejumlah perusahaan yang berada di bawah naungan BMRI tumbuh 33,6% yoy menjadi Rp 5,2 triliun.
Adapun, kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8% atau naik 275 basis poin (bps) secara yoy. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30% atau naik 24 basis poin (bps) secara yoy. Kemudian rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan atau BOPO Bank Mandiri secara bank only mencapai sebesar 54,09% turun 121 bps secara yoy.
Bank Mandiri juga konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,53% per Juni 2023. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2022 di level 2,47% atau telah turun sebesar 94 basis poin (bps) yoy.
Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. Sampai dengan kuartal II 2023, Bank Mandiri telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2%, meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5%.
Hingga akhir Juni 2023, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin landai menjadi Rp26,6 triliun. Jumlah ini sudah jauh lebih rendah dari Juni 2022 di posisi Rp 58,2 triliun, atau menurun 54,2% secara yoy.
Penurunan ini didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal. Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 0,98%. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 1,27%.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Bank Mandiri mencatat pertumbuhan 8,47% yoy menjadi Rp 1.430 triliun pada kuartal II 2023, dibandingkan pada kuartal II 2022 sebesar Rp1.318,42 triliun, dengan dana murah atau current account savings account (CASA) menjadi pendorong pertumbuhan.
Tabungan secara konsolidasi tumbuh 5,80% yoy menjadi Rp552,4 triliun dan giro secara konsolidasi melesat 21,2% yoy menjadi Rp497,6 triliun. Alhasil total CASA naik 12,6% secara yoy menjadi Rp1.050 triliun dan rasio CASA bank only 78,2% naik 3,23 pts secara yoy.
Kemudian rasio kecukupan modal yakni Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Mandiri sebesar 20% naik 155 basis poin (bps) secara yoy bank only. Rasio ini berfungsi untuk menampung resiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh Bank Mandiri.
Dalam upaya transformasi digital Bank Mandiri juga telah membuahkan hasil yang positif melalui Livin' dan Kopra by Mandiri yang tumbuh signifikan.
Dalam setahun terakhir, Bank Mandiri telah melakukan serangkaian inovasi untuk aplikasi perbankan miliknya. Hingga pertengahan tahun 2023 aplikasi super andalan Bank Mandiri ini telah diunduh lebih dari 28,5 juta kali dengan jumlah pengguna mencapai 19,2 juta.
Sedangkan untuk layanan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, telah berhasil mengelola Rp9.262 triliun transaksi hingga kuartal II 2023 atau tumbuh 8,6% secara YoY. Pertumbuhan pengguna Kopra by Mandiri, yang kini juga telah hadir dalam versi mobile app, juga meningkat 123,2% yoy menjadi 123.000 pengguna.
Kehadiran Livin' dan Kopra by Mandiri juga turut menyumbang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri telah berhasil berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan dengan tren yang terus membaik.
Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mendorong para pelaku bisnis, Bank Mandiri berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional, yang tercermin dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp59,8 triliun sampai dengan Juni 2023.
Hal menarik lainnya, Bank Mandiri telah membantu membukakan akses masyarakat yang sebelumnya unbanked kepada layanan perbankan melalui dukungan 140 ribu Mandiri agen yang menjangkau 2,55 juta nasabah.
Dalam mendukung ekosistem berkelanjutan, Bank Mandiri menerapkan tiga pilar implementasi nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG.
Hingga Juni 2023 Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp242 triliun. Dari portofolio itu, porsi yang khusus untuk portofolio hijau sebesar Rp115 triliun atau 11,7% dari total portofolio kredit Bank Mandiri.
Pembiayaan hijau atau green financing ini telah diarahkan untuk fokus ke sektor berkelanjutan, seperti sektor perkebunan yang telah tersertifikasi ISPO atau RSPO, energi baru dan terbarukan seperti pembangkit listrik bertenaga hydro, geothermal, transportasi, hingga ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir.
Maka Bank Mandiri telah merilis Digital Carbon Tracking yang memungkinkan seluruh stakeholder melihat secara real-time jumlah karbon yang dihasilkan dan emisi yang berhasil dikurangi perseroan secara operasional. Hal ini sebagai dukungan dari Bank Mandiri untuk mendukung transisi menuju Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060 yang menjadi komitmen masyarakat global termasuk Indonesia.
Target Bank Mandiri 2023
Kemudian dalam segmen Money Talks CNBC Indonesia bersama dengan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar berbagi mengenai target bisnis Bank Mandiri untuk 2023.
Menurut Alexandra, ekonomi domestik kini sudah terlihat bangkit, dapat terlihat dari kredit restrukturisasi yang masih berjalan namun terbatas kepada sektor UMKM dan tekstil. Rekstrukturisasi hingga April 2023 sudah mulai menurun yang berarti sudah ada recovery.
Bank Mandiri optimis terhadap pertumbuhan perbankan domestik hingga tahun 2023 dengan melihat beberapa leading indikator ekonomi antara lain laju inflasi yang semakin menurun yang sudah mendekati target Bank Indonesia (BI) dan dengan turunnya inflasi Indonesia maka suku bunga akan mencapai puncaknya di tahun ini.
Menurut Alexandra, masih ada beberapa faktor resiko terkait perkembangan ekonomi global seperti potensi perlambatan ekonomi dan hal-hal yang berkaitan dengan dinamika geopolitik.
Akan tetapi, Bank Mandiri masih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu bertumbuh di kisaran 5%, sehingga hal ini yang dapat berdampak positif pada laju kredit perbankan.
Bank Mandiri tetap menjaga kualitas kredit di saat tingginya permintaan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit dan likuiditas.
Dengan pertumbuhan kinerja keuangan Bank Mandiri sepanjang semester I 2023, Bank Mandiri optimis kinerja keuangan dapat bertumbuh sepanjang tahun 2023 dengan guidance pertumbuhan secara konsolidasi antara lain pertumbuhan kredit yang meningkat di 10% hingga 12% secara yoy, NIM juga diharapkan dapat meningkat dikisaran 5,3% hingga 5,6%, dan juga menjaga Cost of Credit dikisaran 1,3% hingga 1,5%.
Di tahun 2023, Bank Mandiri memiliki fokus utama yakni pengelolaan likuiditas secara optimal dan menjaga Cost of Fund tetap rendah dengan mendorong pertumbuhan dana murah dan rasio CASA.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)