
Bank Mandiri Incar Sektor Tambang hingga Properti

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan kredit perbankan mulai bergerak naik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri perbankan menyalurkan kredit hingga Juli 2023 senilai Rp 6.686 triliun, naik 8,54% secara tahunan (yoy).
Meskipun masih di bawah rentang target Bank Indonesia (BI), yakni tumbuh 9%-11%, angka Juli itu lebih baik ketimbang sebulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,76% yoy. Adapun kredit korporasi menyumbang 51,1% terhadap total kredit Juli.
Bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatat pertumbuhan penyaluran kredit korporasi sebesar 8,9% yoy. Sebelumnya pada Juni 2023, bank yang fokus pada bisnis wholesale itu mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 5,99%.
Direktur Corporate Banking BMRI Susana Indah Kris Indriati pun membidik pertumbuhan kredit korporasi di akhir tahun ini mencapai 9%-10%. Untuk mencapai target tersebut, ia mengatakan pihaknya akan fokus pada sektor-sektor yang menjadi 'expertise' bank dan tetap prudent.
"Dalam artian kita berhati-hati selalu memilih-milih potensi bisnis yang ada. Tentu kaitannya dengan seluruh strategi yang ada," ujar Indah di Four Seasons, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2023).
Dia merinci sektor-sektor bisnis yang berpotensi itu adalah perkebunan, logistik, pertambangan, kesehatan, dan properti.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit 11,75% yoy menjadi Rp 1.272 triliun pada semester I/2023. Pertumbuhan kredit ini merupakan yang tertinggi di antara himbara.
Direktur Utama BMRI Darmawan Junaidi mengatakan bahwa pertumbuhan tersebut merata, baik pada wholesale banking bank only dan retail bank only masing-masing sebesar 9,89% dan 11,51%. Hal ini disebut sejalan strategi bank yang berfokus untuk mengoptimalisasi ekosistem nasabah wholesale termasuk business turunannya.
Indah menyampaikan bank akan tetap menjaga porsi bisnis wholesale bank dalam pertumbuhan kreditnya di sisa akhir tahun.
"Karena Bank Mandiri kan, sebagai wholesale bank. Pasti mayoritas di wholesale-nya. Jadi komposisinya tetap kita jaga di 60% untuk wholesale 40% untuk retail," pungkasnya.
Sementara untuk pertumbuhan kredit secara konsolidasi, Bank Mandiri tidak akan merevisi corporate guidance, yakni tetap di kisaran 10% sampai dengan 12% pada akhir tahun.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kredit Korporasi Lesu, Bank Mandiri Revisi Target Kredit?
