CNBC INDONESIA RATING

Ini 4 Bank Terbaik Penopang Ekonomi Indonesia 2023

dpu, CNBC Indonesia
16 May 2024 08:10
kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian
Foto: kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi bank KBMI IV terbaik pada 2023 berkat penyaluran kredit ekspansif disertai kualitas aset yang tetap terjaga, sehingga laba bersih melonjak signifikan.

Bank Mandiri, Top Big Bank RI 

Bank Mandiri menyandang peringkat terbaik oleh CNBC Indonesia karena mendapatkan skor tertinggi sebesar 2,42. 

Perhitungan skor dari rating perbankan KBMI IV didasarkan pada sembilan indikator menggunakan data laporan keuangan pada 2023.

Indikator tersebut antara lain Non Performing Loan (NPL) yang mencerminkan kualitas aset, Loan Deposit Ratio (LDR) yang menunjukkan likuiditas, efisiensi perbankan melalui Cost Income Ratio (CIR), dan Current Account Saving Account (CASA) yang menunjukkan porsi dana murah.

Kemudian, ada struktur permodalan yang didasarkan dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), profitabilitas dari Net Interest Margin (NIM), serta tingkat pertumbuhan bank berdasarkan Kredit (loan), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Laba Bersih (net profit).

CNBC Indonesia Research menilai fungsi intermediasi bank sebagai penghimpun dana dan penyalur kredit untuk mendapatkan keuntungan adalah yang paling utama. Oleh karena itu, indikator pertumbuhan kredit, DPK, dan laba bersih mendapatkan bobot yang paling besar dalam skala perhitungan.

Besaran penyaluran kredit sangat ditekankan karena menunjukkan peran besar bank dalam menjalankan fungsi utama bank yakni intermediasi perbankan. Fungsi tersebut juga meningkatkan peran sebuah bank dalam ikut memajukan ekonomi Indonesia melalui penyaluran kredit.

Bank Mandiri Unggul Dalam Fungsi Intermediasi

Membandingkan dari fungsi intermediasi Bank Mandiri terbilang yang paling unggul. Pasalnya, dengan pertumbuhan DPK nyaris setara dengan Bank BCA tetapi mampu menyalurkan kredit lebih ekspansif dengan pertumbuhan lebih dari 16% secara tahunan (yoy). Alhasil, laba bersih yang dicetak juga tumbuh lebih ciamik hingga 33,7% yoy menuju Rp 55,1 triliun.

Sebagai informasi, Bank BCA mencatat pertumbuhan DPK paling tinggi sebesar 6% dengan penyaluran kredit sebesar 13,90%. Kedua tertinggi setelah Bank Mandiri. Sementara laba bersihnya tumbuh 19,40% secara tahunan.

Sementara untuk dua bank besar lainnya, Bank BRI mencatat penyaluran kredit 11,30% dengan DPK tumbuh 4%. Bank BNI terbilang menyalurkan kredit paling lambat, sebesar 7,60% meskipun DPK tumbuh di atas 5%.

Industri Perbankan RI Masih Tetap Likuid

Selanjutnya, bobot terbesar untuk perhitungan skor yang kedua datang dari turunan fungsi intermediasi bank, di mana dalam menyalurkan kredit perusahaan memerlukan likuiditas.

Sejauh ini, secara industri likuiditas bank masih cukup terjaga. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angka ideal LDR di rentang 78% - 92%. Tiga bank BUMN menunjukkan nilai LDR yang terjaga baik sebagaimana terlihat pada grafik berikut :

Dari data di atas, terlihat semua bank besar RI masih mencatatkan likuiditas terjaga dengan nilai LDR di bawah 92%. Bank BCA terlihat paling kecil di 70,20%. Sebagai informasi, semakin kecil nilai LDR menunjukkan likuiditas bank semakin baik.

Kualitas Aset Industri Bank Terjaga, Bank Mandiri Paling Top!

Seiring dengan menyalurkan kredit, bank juga memiliki kewajiban untuk menjaga kualitas aset. Hal ini dicerminkan dari kredit macet atau Non Performing Loan (NPL). Maka, semakin baik kualitas aset akan semakin kecil angka NPL.

Secara industri rata-rata NPL berada di 2,19% hingga akhir Desember 2023, berdasarkan data OJK. Membandingkan dengan itu, dari empat bank big caps Bank Mandiri muncul sebagai yang terbaik menjaga kualitas aset dengan NPL 1,19% secara gross.

Untuk Bank BCA dan Bank BNI nilai NPL juga terbilang masih lebih baik dari industri, sementara untuk Bank BRI masih memiliki risiko kredit macet lebih tinggi dengan nilai NPL sebesar 2,95%.

Efisiensi Baik, Beban Biaya Terukur

Selain menjaga kualitas aset, bank juga harus menjaga beban biaya terukur supaya bisnis berjalan dengan efisien.

Salah satu-nya melihat dari indikator Cost to Income Ratio (CIR), semakin rendah rasio tersebut maka semakin efisien operasi bisnis perusahaan.

Berdasarkan data company presentation 2023, dari empat big bank RI terpantau masih memiliki efisiensi bisnis yang baik. Nilai CIR tidak ada yang lebih dari 50%, ini menunjukkan bahwa beban biaya yang dikeluarkan terukur, tidak lebih dari setengah income yang didapatkan.

Porsi Dana Murah Masih Dominan

Porsi dana murah yang tercermin dari CASA pada perbankan besar RI juga terpantau masih dominan. Hal ini menjadi salah satu faktor efisiensi bisnis bank terjaga. Pasalnya, dengan dana murah tinggi maka beban untuk bunga simpanan bisa ditekan.

Bank BCA terbilang memiliki CASA paling tinggi mencapai 80,30%, berikutnya disusul Bank Mandiri yang hanya selisih tipis sekitar 1%. Urutan ketiga ditempati Bank BNI sebesar 71,20%, sementara Bank BRI di posisi terakhir sebesar 64,30%.

Semakin tebal CASA dibandingkan porsi deposito pada DPK bank ini juga bisa menjadi bantalan ketika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik. Melihat CASA empat bank big bank RI yang masih tebal ini semakin menunjukkan bahwa operasional bisnis mereka masih tetap bertahan meski suku bunga relatif tinggi.

Net Interest Margin Terjaga Positif

Berikutnya melihat profitabilitas yang terlihat dari NIM untuk empat bank big caps masih tetap di level positif. Bank BRI memimpin dengan NIM di atas 6%, Bank Mandiri dan Bank BCA menyusul di angka 5,48% dan 5,50%, sementara Bank BNI paling kecil di 4,60%.

Dengan NIM yang terjaga baik tetap positif, maka peluang perusahaan mencatatkan laba bersih juga tinggi.

Struktur Modal Tetap Kuat

indikator terakhir adalah struktur permodalan bank yang dicerminkan dari CAR. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 modal bank dikatakan sehat adalah harus memiliki CAR minimal 8%.

Oleh karena itu, semakin tinggi CAR mengindikasikan semakin baik tingkat kesehatan bank.

Pada grafik berikut terlihat empat bank besar RI mencatatkan struktur permodalan tetap kuat dengan nilai CAR semuanya di atas 20%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(dpu/dpu)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation