CNBC Indonesia Research

Murka! Elon Musk Akan Tuntut Ulah Grup Yahudi di Twitter

Research, CNBC Indonesia
12 September 2023 08:45
Infografis: Elon Musk Resmi Beli Twitter
Foto: Infografis/Elon Musk Resmi Beli Twitter/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Bos media sosial X, Elon Musk, mengancam akan menuntut Anti-Defamation League/ADL (Liga Anti-Pencemaran Nama Baik) atas pencemaran nama baik. Musk mengklaim, pernyataan organisasi nirlaba Yahudi tersebut tentang meningkatnya ujaran kebencian di platform media sosial itu telah menekan pendapatan iklan X.

Dalam sebuah postingan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Musk mengatakan pendapatan iklan AS "masih turun 60%, terutama karena tekanan pada pengiklan oleh @ADL (itulah yang dikatakan pengiklan kepada kami), sehingga mereka hampir berhasil membunuh X/Twitter!"

Musk juga mengklaim, sejak dia mengakuisisi platform media sosial tersebut pada Oktober 2022, ADL "telah mencoba mematikan platform ini dengan secara salah menuduhnya dan saya sebagai anti-Semit."

"Untuk membersihkan nama platform kami dalam masalah anti-Semitisme, sepertinya kami tidak punya pilihan selain mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL)... oh ironisnya!" kata Musk, yang juga pemilik pabrikan mobil listrik Tesla tersebut.

ADL mengatakan berdasarkan kebijakan internalnya, pihaknya tidak mengomentari ancaman hukum yang diajukan Musk.

ADL menggambarkan dirinya sebagai organisasi anti-kebencian terkemuka di dunia dan mengatakan misinya adalah "untuk menghentikan pencemaran nama baik terhadap orang-orang Yahudi dan untuk menjamin keadilan dan perlakuan yang adil bagi semua orang".

Mengutip Vox (6 September 2023), ADL mengkritik X/Twitter karena kebijakan moderasi kontennya yang permisif, tetapi standar hukum untuk pencemaran nama baik alias defamasi sangat tinggi.

Sejatinya, tidak ada bukti kuat bahwa ADL atau organisasi nirlaba lainnya bertanggung jawab atas masalah iklan X/Twitter, yang sebagian besar disebabkan oleh perilaku bosnya yang tidak menentu.

Meskipun Twitter baru-baru ini mengajukan gugatan terhadap kelompok lain yang melacak kefanatikan online, Center for Countering Digital Hate, Musk juga memiliki sejarah yang sangat panjang tentang janji-janji kosong. Dalam hal ini, janji Musk untuk menuntut ADL harus dimasukkan ke dalam kategori tersebut sampai terbukti sebaliknya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Musk telah berulang kali terlibat dengan akun antisemit di situsnya dan bahkan melontarkan antisemitisme dalam pernyataannya sendiri.

Kritik spesifiknya terhadap ADL, yang menyatakan bahwa kelompok Yahudi terkenal "terutama" bertanggung jawab atas masalah bisnis Twitter/X, membangkitkan sejarah panjang antisemit yang menggunakan orang Yahudi sebagai kambing hitam.

Tuduhan yang diajukannya juga memicu hashtag Twitter/X, #BanTheADL, yang kemudian disebarkan oleh kelompok antisemit.

Ironisnya, seperti yang dikatakan Musk, bukan bahwa sebuah kelompok bernama Liga Anti-Pencemaran Nama Baik terlibat dalam pencemaran nama baik. Tapi ketika menyerang ADL karena menuduhnya mempromosikan antisemitisme, Musk sebenarnya memvalidasi kritik mereka.

Siapa ADL?

ADL adalah organisasi nirlaba (NGO) AS terkemuka yang berdedikasi untuk memerangi antisemitisme.

Laporan tahunan ADL, yang menghitung insiden antisemit di seluruh negeri itu, merupakan sumber yang sangat berguna. Banyak pakarnya memiliki wawasan mendalam dan berharga mengenai neo-Nazi dan kelompok ekstremis lainnya.

Karena posisinya yang unik, ADL telah menjadi pihak yang paling dekat dengan "wasit" antisemitisme dalam kehidupan publik Amerika.

Hal ini tidak berarti bahwa kelompok ini sempurna atau bebas dari kritik - kelompok ini mempunyai banyak pengkritik Yahudi baik dari kelompok kiri maupun kanan - namun kelompok ini, benar atau salah, menjadi kelompok Yahudi paling berpengaruh yang berdedikasi untuk memerangi antisemitisme.

Dan sejak Musk membeli Twitter Oktober lalu, ADL semakin khawatir dengan keputusannya yang menciptakan ruang yang lebih aman bagi antisemit.

Pada Maret dan Mei pada 2023, ADL menerbitkan data baru yang menunjukkan kesimpulan: Keputusan Musk telah menjadikan Twitter lebih ramah bagi antisemit dan tempat yang lebih buruk bagi orang Yahudi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(RCI/RCI)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation