
Bersiaplah! RI Bisa Kena Hantam Kabar Buruk dari China & AS

Pada akhir pekan lalu, Jumat (8/9/2023) wall street secara kompak ditutup menguat tipis. Akan tetapi, selama sepekan pergerakan-nya masih merana karena sikap pelaku pasar yang cenderung wait and see data inflasi dan ada efek pelarangan penjualan Iphone di China.
Secara mingguan yang berakhir pada Jumat (9/9/2023) indeks NASDAQ ambles paling dalam -2,09% ke posisi 13.761,53, kemudian disusul S&P 500 yang jatuh -1,54% ke 4.457,49 dan indeks Dow Jones Industrial ambruk -0,98% menuju 34.567,59.
Kejatuhan wall street disinyalir karena sikap pasar yang sedang dalam penantian data inflasi AS yang diperkirakan bisa melonjak lagi akibat kenaikan harga minyak mentah akhir-akhir ini.
Kenaikan harga minyak mentah akan membuat inflasi AS sulit turun dan semakin menjauhi target bank sentral AS The Federal reserve (The Fed)i sekitar 2%. Dengan begitu, sikap bank sentral negeri Paman Sam tersebut bisa semakin ketat.
Tak hanya itu, taktik Xi Jinping membuat ketar-ketar AS, pasalnya menjelang Apple merilis seri baru Iphone 15 dalam hitungan beberapa hari, yakni pada 12 September 2023, Presiden Naga Asia tersebut malah menetapkan kebijakan PNS dilarang menggunakan Iphone di lingkungan kerja, hal tersebut pertama kali dilaporkan Wall Street Journal.
Meski tak diblokir secara nasional, tetapi kebijakan ini diramal akan berpengaruh pada penjualan iPhone. Sebab, China merupakan salah satu pasar yang berkontribusi paling besar ke bisnis Apple.
Dilaporkan Reuters, penjualan iPhone bisa anjlok hingga 10 juta unit gara-gara aksi pemerintah China. Erik W. Woodring, analis dari Morgan Stanley, memperkirakan pendapatan Apple bisa jatuh 4% akibat larangan di China. Adapun, profit Apple bisa merosot 3%..
"China faktor penentu kesuksesan Apple, tetapi Apple juga unsur penting dari ekonomi China. Meskipun ada potensi Apple dan China berpisah di dunia yang multi-kutub, kami tidak yakin berita ini bisa membuat skenario terburuk terjadi," kata Woodring.
Aksi perang dagang antara dua negara adidaya tersebut masih menjadi persoalan sengit yang akan berlanjut pada pekan ini dan perlu diwaspadai investor bisa memicu capital outflow berlanjut di wall street, terutama di tengah penantian indikator ekonomi terkait inflasi yang bakal mempengaruhi kebijakan the Fed pada pertemuan minggu ketiga bulan ini.
(tsn/tsn)