ASEAN Jadi Surga Investasi Amerika, Sektor Mana yang Diincar?

- Amerika Serikat (AS) merupakan investor nomor satu di kawasan ASEAN
- Secara umum, AS sangat tertarik berinvestasi di industri finansial dan asuransi di ASEAN
- Secara rata-rata, porsi AS terhadap total FDI ke ASEAN berkisar di angka 20%an
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) secara konsisten mengalirkan dana investasi langsung (FDI) ke Asia Tenggara (ASEAN) dan menduduki peringkat pertama sebagai investor sejak 2019 hingga 2021.
Dilansir dari Jurnal Kemendagri (2021) yang ditulis oleh Mahdiansar mengatakan FDI adalah arus modal internasional di mana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain.
Amerika Serikat menjadi mitra dialog ASEAN pada tahun 1977, 10 tahun setelah berdirinya ASEAN. AS memandang ASEAN memiliki kepentingan strategis bagi kepentingan AS di Asia Pasifik dan negara ini menjadi negara non-ASEAN pertama yang mendirikan misi khusus untuk ASEAN di Jakarta (lokasi kantor pusat ASEAN).
ASEAN menjadi mitra dagang terbesar keempat AS yang menunjukkan kawasan ini menjadi semakin penting bagi dunia usaha dan pemerintah AS, khususnya di bidang iklim, transportasi, energi, dan layanan kesehatan.
Pentingnya posisi ASEAN dimata AS menjadikannya sebagai investor Penamanan Modal Asing (PMA atau Foreign Direct Investment (FDI) terbesar bagi ASEAN. AS memberikan kontribusi sekitar 22,5% dari total PMA ke negara-negara ASEAN dengan nilai PMA sebesar US$40,2 miliar pada 2021. Bila dirupiahkan angkanya mencapai Rp 615,86 triliun.
Menurut Laporan Investasi ASEAN 2022 yang disusun oleh organisasi ASEAN, terdapat peningkatan signifikan dalam investasi di bidang perbankan dan keuangan, semikonduktor, industri farmasi dan biomedis oleh investor AS. Alhasil, terjadi peningkatan sebesar 41% dibandingkan tahun 2020.
Data dari Asean Statistical Yearbook (ASYB) 2022 menunjukkan pada 2019 hingga 2021, AS menduduki peringkat pertama sebagai investor asing terbesar terhadap ASEAN.
Jika dibandingkan antara investasi yang diberikan AS terhadap ASEAN pada 2019 maupun 2021 relatif tidak jauh berbeda.
Pada 2019, AS menginvestasikan sebesar US$38,05 miliar atau sekitar 21,8% dari total PMA ke negara-negara ASEAN. Sedangkan pada 2021, tercatat AS menginvestasikan sebesar US$40,2 miliar atau sekitar 22,5% dari total PMA ke negara-negara ASEAN.
Berbeda halnya dengan tahun 2020 di mana ada badai pandemi Covid-19. Pasa 2020, investasi AS hanya mencapai US$28,64 miliar.
Tak hanya AS, Uni Eropa, Jepang, Hongkong, dan lainnya juga mengurangi porsi investasinya. Secara total pun terlihat terjadinya penurunan PMA pada 2020 menjadi sebesar US$122,29 miliar dari yang sebelumnya US$174,9 miliar pada 2019.
Dari berbagai macam sektor industri yang ada, AS paling tertarik menginvestasikan dananya melalui industri finansial dan asuransi. Tercermin dari kenaikan yang berkali-kali lipat sejak 2012 hingga 2021.
Pada 2012, AS berinvestasi ke industri finansial dan asuransi sebesar US$6,57 miliar sedangkan pada 2021 tercatat menjadi US$28,34 miliar atau telah naik sebesar 331% (3,31 kali lipat) dalam kurun waktu 10 tahun.
Dilansir dari aseanbriefing.com, Kyle Freeman, Partner di Dezan Shira & Associates dan kepala North America Desk mengatakan bahwa faktanya, investasi AS di ASEAN lebih besar dibandingkan investasi total AS di Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan. Dengan perubahan lanskap geopolitik, kita memperkirakan investasi AS di ASEAN akan terus tumbuh
Gangguan rantai pasokan global mendorong banyak perusahaan AS memperluas operasi mereka ke ASEAN, khususnya di bidang elektronik dan semikonduktor.
Selain itu, kawasan ini juga mengalami peningkatan investasi dalam ekonomi digital, seperti pengembangan pusat data, e-commerce, serta infrastruktur informasi dan komunikasi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)