
Bonus Demografi Mesin Pertumbuhan Ekonomi ASEAN

- ASEAN memiliki bonus demografi dari usia penduduk yang mayoritas di bawah 30 tahun atau masa produktif.
- Generasi muda dengan usia produktif diharapkan mampu berperan besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi ASEAN.
- Namun, pertumbuhan penduduk nyatanya menghadapi tantangan peningkatan pengangguran. Hal ini harus dikelola dengan baik agar bonus demografi tak jadi sia-sia.
Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah penduduk tinggi dengan mayoritas usia produktif menjadi bonus demografi ASEAN bisa mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi episentrum dunia.
Melansir data ASEAN Statistical Yearbook 2022 menunjukkan data sepanjang 2021, jumlah populasi negara-negara yang tergabung ke dalam ASEAN mencapai 663,9 juta jiwa. Jumlah ini menempati posisi ketiga terbesar di seluruh dunia.
Berdasarkan laporan Dana Moneter Internasional (IMF), proyeksi jumlah penduduk di Asia Tenggara pada 2023 akan mencapai 679,69 juta jiwa atau setara 8,09% dari total penduduk dunia.
Indonesia menjadi negara terbesar di ASEAN pada 2023 dengan jumlah penduduk mencapai 40,8% atau setara 277,43 juta jiwa. Kemudian Filipina dengan jumlah penduduk mencapai 112,89 jiwa. Pada posisi ketiga dan keempat ada Vietnam dan Thailand dengan jumlah penduduk masing-masing 100,35 juta jiwa dan 70,18 juta jiwa. Kelima ditempati Myanmar dengan jumlah penduduk diperkirakan mencapai 54,21 juta jiwa pada 2023.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menjelaskan bahwa sekitar 34% demografi Asia Tenggara merupakan pemuda. Maka dari itu, Jokowi berharap generasi muda bisa mengambil peran besar untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi dunia.
Melansir dari ASEAN Statistical hampir separuh dari total penduduk di 10 negara ASEAN pada 2021 berusia di bawah 30 tahun dengan kelangsungan hidup bisa mencapai 67 - 83 tahun.
Jumlah penduduk yang besar disertai dengan mayoritas sedang di masa produktif menjadi peluang ASEAN mendorong pertumbuhan ekonomi-nya semakin dominan berkontribusi secara global.
Peran generasi muda cenderung memiliki energi, kemampuan, inovasi dan motivasi tinggi dalam melakukan berbagai hal. Ini akan mendorong pasar tenaga kerja yang membantu meningkatkan produktivitas ekonomi.
Tak hanya itu, generasi muda yang lebih akrab dengan perkembangan teknologi akan menciptakan inovasi baru yang bisa menghasilkan efisiensi dan kreativitas dari ide-ide segar yang bisa membuka peluang usaha baru.
Peran generasi muda sebagai penerus juga sangat penting untuk keberlanjutan dari kelayakan bumi sebagai tempat tinggal akan diteruskan kepada generasi penerus yang akan terus menjaga dan merawat sumber daya alam.
Meskipun jumlah penduduk banyak plus dengan bonus demografi, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, terutama soal tingkat penyerapan tenaga kerja. Ada potensi tingkat pengangguran meningkat karena bonus demografi tidak dibarengi dengan penciptaan tenaga kerja dan lapangan kerja yang berkualitas.
Mengutip laporan ASEAN Statistical Yearbook 2022, tingkat pengangguran di ASEAN sejak 2012-2021 cenderung dalam tren naik, kendati sempat melandai paling rendah pada 2018 di 3,75% kemudian terjadi kenaikan paling tinggi pada 2020 mencapai 5,35% akibat pandemi Covid-19.
Efek pandemi Covid-19 membuat berbagai sektor lesu, tak sedikit perusahaan harus rela gulung tikar karena permintaan sepi sementara beban masih harus dibayar. Oleh karena itu banyak perusahaan yang melakukan efisiensi dengan cara memangkas jumlah pegawai.
Maka dari itu, 'warisan' pandemi menjadi tantangan bagi para negara-negara ASEAN untuk diselesaikan. Selain itu, dukungan pemerintah terhadap dunia pendidikan menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Ini karena pendidikan akan menciptakan pola pikir yang lebih maju bagi seorang individu, mereka akan memiliki literasi yang baik dalam mengelola mental, kekayaan, hingga perencanaan dalam tujuan hidupnya.
Dengan begitu, seorang individu akan lebih bijak dan berhati-hari dalam menghadapi suatu kondisi yang tidak menguntungkan seperti krisis Covid-19 lalu yang menjadi pukulan besar bagi perorangan maupun perusahaan menjadi satu pelajaran berharga untuk pulih dan semakin bertumbuh menjadi lebih baik.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/ras)