Ekonomi AS Bikin Bingung, Harga Emas Jadi Galau

mae, CNBC Indonesia
02 September 2023 07:30
emas
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melemah karena data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) saling berjalan bersebrangan. Secara keseluruhan, emas masih menguat dalam sepekan.

Harga emas di pasar spot pada perdagangan Jumat (1/9/2023) ditutup di posisi US$ 1.938,80 per troy ons. Harganya melemah tipis 0,05%. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas yang juga melemah 0,13% pada perdagangan hari sebelumnya.

Secara keseluruhan, emas masih menguat 1,27% pada pekan ini. Artinya, dalam dua pekan terakhir, harga emas sudah menguat terus setelah ambruk pada empat pekan beruntun pada akhir Juli hingga pertengahan Agustus.

Harga emas melemah setelah data-data ekonomi AS menunjukkan arah yang saling berlawanan. Di satu sisi, pengangguran AS naik tetapi di sisi lain aktivitas manufaktur mulai membaik.

Seperti diketahui, pada Jumat kemarin, AS merilis sejumlah data penting mulai dari pengangguran pada Agustus, non-farm payrolls Agustus, serta aktivitas manufaktur Agustus.

Pengangguran AS secara mengejutkan melesat menjadi 3,8% pada Agustus. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,5% ataupun pada Juli yang tercatat 3,5%.

Namun, penciptaan lapangan kerja non-farm payrolls naik menjadi 187.000 pada Agustus. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan 157.000 pada Juli ataupun ekspektasi pasar (170.000).


Aktivitas manufaktur AS yang terekam dalam ISM Manufacturing juga naik menjadi 47,6 pada Agustus, dari 47 pada Juli.
Kenaikan angka pengangguran menjadi kabar baik bagi pelaku emas karena menunjukkan pasar tenaga kerja AS sudah mendingin sehingga ada peluang inflasi turun. Dengan demikian, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) bisa melunak.

Namun, data yang masih bagus pada non-farm payrolls dan ISM Manufacturing menjadi katalis negatif. Dua data itu menunjukkan di sektor lain, ekonomi AS memang masih kencang sehingga sulit membuat inflasi turun cepat.

"Data ISM menahan penguatan emas. Dengan data-data yang beda ini pelaku emas akan mencari indikator lain untuk mengetahui seperti apa ekonomi AS dan dampaknya ke kebijakan The Fed," ujar analis independen Tai Wong, dikutip dari Reuters.

The Fed akan menggelar pertemuan pada 19-20 September ini. Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 93% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September. Sebanyak 7% memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps.

Harga emas juga melemah karena ekspektasi sebagian pelaku pasar yang melihat berlanjutnya kebijakan hawkish The Fed ikut mendorong penguatan dolar AS dan imbal hasil surat utang pemerintah AS.

Indeks dolar menutup perdagangan Jumat ini di posisi 104,24 atau jauh lebih kuat dibandingkan posisi hari sebelumnya di 103,62. Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10 tahun naik ke 4,17% kemarin, dari 4,09% pada hari sebelumnya.
Penguatan dolar AS membuat emas semakin mahal dibeli sehingga tak menarik buat investasi. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation