
Satu Kata Untuk Emas: Mengecewakan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas jatuh setelah data konsumsi warga Amerika Serikat (AS) menunjukkan ekonomi masih melaju cukup kencang.
Harga emas di pasar spot pada perdagangan Kamis (31/8/2023) ditutup di posisi US$ 1.939,74 per troy ons. Harganya jatuh 0,13%.
Pelemahan ini memutus tren positif emas yang menguat pada tiga hari perdagangan sebelumnya.
Secara keseluruhan, kinerja emas sangat mengecewakan pada Agustus tahun ini. Sang logam mulia ambles 1,24% pada Agustus setelah menguat 2,32% pada Juli.
Emas juga masih melemah pada hari ini. Pada perdagangan Jumat (1/9/2023) pukul 06:21 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.939,60 per troy ons atau merosot 0,007%.
AS melaporkan konsumsi pribadi atau personal consumer expenditure (PCE) naik menjadi 3,3% (year on year/yoy) pada Juli 2023, dari 3% pada Juni.
Secara bulanan, PCE stagnan di angka 0,2% pada Juli,
Pengeluaran pribadi warga AS di luar dugaan melonjak 0,8% (secara bulanan) pada Juli, rekor tertingginya sejak Januari tahun ini.
Kenaikan PCE ini tentu saja membuat pelaku pasar khawatir. Dengan PCE yang naik maka ada kemungkinan laju inflasi AS masih kencang ke depan. Alhasil, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sulit melunak.
Jumlah warga AS yang mengajukan klaim pengangguran juga turun menjadi 228 ribu pada pekan yang berakhir pada 26 Agustus 2023, dari 232 ribu pada pekan sebelumnya.
"Angka PCE dan klaim pengangguran memang tidak bagus tetapi juga tidak sepenuhnya buruk. Pasar melihat jika The Fed masih akan menahan suku bunga," tutur analis RJO Futures, Bob Haberkorn, dikutip dari Reuters.
Analis Saxo Bank, Ole Hansen, memperkirakan titik resistance emas akan berada di US$ 1.950 per troy ons untuk ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)