CNBC Indonesia Research

Sebulan Bagger! Ini 10 Saham Pembawa Cuan pada Agustus

Putra, CNBC Indonesia
31 August 2023 08:50
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham mencatatkan kinerja ciamik selama Agustus, bahkan melampaui performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

IHSG sendiri tumbuh 1,16% per 30 Agustus 2023 dan berada di posisi 6.966,66.

Saham emiten pertambangan PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) menjadi saham dengan kinerja terbaik selama Agustus. Saham SGER terbang 138,40% selama sebulan terakhir ke posisi Rp1.490/saham per 30 Agustus 2023. Selama bulan ini, saham SGER seringkali ditutup menghijau dan hanya tiga kali memerah dan sekali stagnan.

Kinerja keuangan yang solid dan kabar baik dari kontrak kerja sama terbaru menjadi katalis untuk saham SGER.

Baru-baru ini, SGER meneken perjanjian penjualan dengan entitas grup Sampoerna, PT Sumber Graha Sejahtera (Sampoerna Kayoe). Dengan ini, SGER resmi merambah bisnis energi baru terbarukan (EBT).

Perjanjian telah dilakukan melalui anak usaha SGER, yakni Hineni Resources Pte. Ltd selaku pembeli dan Sampoerna Kayoe selaku penjual pada Mei 2023. Adapun komoditas yang dijual adalah hasil olahan wood pellet (pelet kayu).

SGER memproyeksi angka tambahan penjualan hingga US$40 juta per tahun atau Rp612,96 miliar dari penjualan Wood Pellet tersebut.

Tertuang dalam perjanjian tersebut, Hineni Resources akan melakukan pembelian 250.000 ton wood pellet per tahun yang diproduksi oleh PT Sumber Graha Sejahtera untuk jangka waktu 5 tahun.

Selain itu, emiten batu bara tersebut juga telah menekan kerja sama penjualan batu bara ke Vietnam Oil and Gas Group, yang merupakan Badan Usaha Milik Negara Vietnam pada 14 Agustus lalu.

Dalam perjanjian ini, SGER akan menjual 2,5 juta ton batu bara untuk operasional secara komersial pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Song Hau 1 yang berlokasi di Song Hau Power Center, Phu Xuan Hamlet, Mai Dam Town, Provinsi Hau Giang, Vietnam, untuk periode tahun 2023-2024.

Menyoal laporan keuangan terbaru, SGER membukukan laba bersih senilai Rp 602,87 miliar pada semester pertama 2023. Capaian tersebut meningkat 29,58% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 472,94 miliar.

Laba SGER ditopang pendapatan yang melesat 72,51% menjadi Rp 6,038 triliun. Diketahui, pendapatan SGER pada periode yang sama tahun sebelumnya berkisar Rp 3,5 triliun.

Saham emiten properti milik taipan Sugianto Kusuma atau Aguan dan Grup Salim, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) juga mengalami kenaikan signifikan selama Agustus.

Saham PANI terbang 99,45% ke Rp3.600/saham selama sebulan. Berkat lonjakan tinggi tersebut saham PANI masuk pantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena harga sahamnya bergerak di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA) pada 28 Agustus.

Informasi terakhir mengenai PANI adalah informasi pada 24 Agustus 2023 yang dipublikasikan melalui website BEI tentang pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 15 September mendatang.

Rapor keuangan PANI juga moncer. PANI mencatatkan lonjakan laba lebih dari 22.100% pada paruh pertama 2023.

Merujuk laporan keuangan terbaru, laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk PANI tercatat sebesar Rp211,06 miliar per Juni 2023. Padahal, dalam periode sama tahun lalu, PANI mencatatkan laba sebesar Rp 951,37 juta.

Lonjakan ini ditopang oleh naiknya pendapatan PANI yang mencapai 25,5 kali lipat dibanding semester pertama tahun lalu. PANI mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,24 triliun, dari semula Rp46,73 miliar.

Saham perusahaan yang bergerak di bidang produksi energi panas bumi (geothermal) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) alias PGE juga tak kalah moncer.

Dalam sebulan, saham emiten yang termasuk dalam grup Pertamina ini melesat 67,66% ke level Rp1.400/saham.

Bersama dengan sejumlah emiten yang berkaitan dengan energi baru terbarukan (EBT) atau renewables energy, saham PGEO menjadi hot stocks akhir-akhir ini.

Sejumlah sentimen, terutama beleid soal peraturan perdagangan karbon di RI dan menjelang peresmian bursa karbon, menjadi katalis.

Bursa karbon di Indonesia sendiri akan dirilis pada September mendatang.

PGEO telah mencatatkan pendapatan dari kredit karbon sepanjang 2022, yaitu sebesar US$747 ribu. Angka ini baru muncul pada tahun lalu lantaran belum terlihat pada sepanjang 2021 dan 2020.

PGEO menargetkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dalam lima tahun ke depan bertambah sebesar 600 Mega Watt (MW).

Untuk merealisasikan target tersebut perusahaan membutuhkan investasi yang cukup besar. Setidaknya, alokasi dana yang dibutuhkan hingga lima tahun ke depan yakni sebesar US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 24,52 triliun.

Sementara, dari kebutuhan sebesar US$ 1,6 miliar, perusahaan sendiri telah mendapatkan dana sekitar US$ 500 juta yang berasal dari Initial Public Offering (IPO).

Tidak hanya tiga nama di atas, beberapa saham lainnya juga mampu melompat di atas rerata pasar dalam sebulan.

Sebut saja, saham emiten batu bara PT Atlas Resources Tbk (ARII)yang menjulang tinggi hingga 74,09% dan emiten Grup MNC PT MNC SKY Vision Tbk(MSKY) sebesar 72,46%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(trp/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation