
Inovasi Ini Ciptakan Peluang Cuan Besar Bagi PGE!

Jakarta, CNBC Indonesia - Datang dari masalah belum adanya standar yang efektif untuk pengujian anion panas bumi membuat PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) kembali menggencarkan inovasi.
Inovasi datang dari penciptaan metode CLEAR (Centrifuge for Elimination Interference) yang diklaim bisa mempersingkat waktu hanya dalam lima menit per sampel sudah bisa menghilangkan gas interference lebih cepat, mengurangi kontaminasi pada peralatan yang digunakan berulang, serta mengurangi risiko paparan gas beracun hidrogen sulfida (H2S).
Perlu diketahui, gas interference biasanya keluar dari sumur panas bumi seperti gas belerang dioksida (SO2) dan hidrogen sulfida (H2S). Gas ini biasanya menyebabkan masalah signifikan pada operasional, pasalnya sifatnya yang korosif bisa merusak peralatan dan mesin-mesin yang digunakan, bahkan jika terpapar secara langsung bisa berisiko merusak kesehatan paru-paru bahkan kematian.
Metode CLEAR diusung gugus FT-Prove JAS LAB di Laboratorium Uji Mutu PGE area Kamojang, dengan tim yang beranggotakan Hendra Handriansyah, Ragil Farhandimas, Helmi Sopari, M. Iqbal Alkindi, dan Husni Sopian Syauri.
Latar belakang tercipta metode CLEAR berawal dari belum efektifnya proses treatment untuk menghilangkan H2S pada sampel, seperti masih terdapat interference pada pembacaan peak di Ion Chromatography dan waktu untuk memproses analisis yang lama.
Sebelumnya menggunakan metode aerasi dalam menghilangkan anion (F,CL,So4) membutuhkan waktu hingga 48 jam per sampel untuk memperoleh data kromatogram anion yang baik (%differensial =<5%).
Kini, dengan metode CLEAR hasil pengujian anion pada sampel bisa memperoleh hasil %differensial 2,32% (SO4), 3,93% (Cl) dan 2,24% (F) hanya dalam waktu berkisar lima menit per satu sampel.
Dengan waktu yang lebih cepat biaya sparepart instrument Ion Chromatography (IC) bisa dihemat hingga lebih dari 50%, dari yang sebelumnya dalam setahun mencapai Rp71,86 juta menjadi Rp31,86 juta saja.
Secara keseluruhan metode CLEAR memberikan keuntungan bagi PGE karena meringankan beban secara keuangan, mempercepat waktu analisis, mendapatkan hasil yang lebih optimal pada pengujian sampel, serta bisa membuka peluang saluran pendapatan baru.
Peluang menjadi pendapatan baru merujuk pada inovasi CLEAR yang terbukti meningkatkan produktivitas kapasitas pengujian bisa dikomersialisasikan dengan tarif analisis air panas bumi sebesar Rp484.000 per sampel (sesuai dengan SK No Ktps-04/PGE200/2016-S0).
Perlu diketahui, Inovasi tersebut sudah dilakukan replikasi untuk analisis sampel fluida kondensat dari semua wilayah kerja panas bumi PGEĀ terkait sentralisasi laboratorium PGE di Laboratorium Kamojang.
Tarif analisis yang relatif murah ditambah sudah terbukti bisa direplikasi untuk semua wilayah kerja panas bumi meningkatkan peluang komersialisasi metode CLEAR baik secara internal maupun ke pengembang lain.
Ini juga sejalan dengan industri geothermal yang semakin berkembang mengingat Indonesia menyimpan energi panas bumi terbesar di dunia yang diperkirakan mencapai 40% dari cadangan dunia.
Sebagai informasi, metode ini diklaim menjadi yang pertama di dunia dan sudah tersertifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan sertifikasi Akreditasi Laboratorium No. PL-1230-IDN- ISO 17025:2017
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)