Work Safety Meningkat, PGE Ciptakan Sistem Bebas Gas Beracun

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
01 September 2023 11:40
PT Pertamina Geothermal Energy atau PGEO Tbk di kawasan Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (CNBC Indonesia TV)
Foto: PT Pertamina Geothermal Energy atau PGEO Tbk di kawasan Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Panas bumi memang menjadi satu sumber daya energi yang ramah lingkungan, tapi dalam praktek untuk mengolahnya para pekerja menghadapi berbagai risiko kecelakaan kerja salah satunya kena paparan gas beracun.

Maka dari itu, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melalui gugus FT Prove GASPOL di Area Kamojang membuat inovasi yakni pembuatan gas abatement system (GAZPOL) yang diklaim mampu memberikan 100% kenyamanan pada masyarakat dan pekerja dalam titik pantau kurang lebih 300 meter.

Inovasi GAZPOL diprakarsai oleh gugus FT Prove GASPOL yang terdiri dari Yanuaris Dwi Cahyono, Nanda Najih, Efrizal, Muhammad Iqbal Alkindi, Hari Susanto, Dhani Mardhany, dan Husni Sopian Syauri.

Latar belakang terciptanya GAZPOL karena ada tingginya masalah terkait risiko kecelakaan kerja akibat paparan gas beracun yang tinggi.

Data menunjukkan bahwa kecelakaan kerja akibat terpapar gas hidrogen sulfida (H2S) di wilayah pengembangan panas bumi seluruh Indonesia sangat tinggi, tercatat pada sepanjang 2022 telah terjadi 6 kasus kematian dan 168 kasus yang membutuhkan perawatan medis.

Tak hanya itu sebelum adanya GAZPOL akumulasi paparan gas beracun dari hidrogen sulfida (H2S) bisa mencapai 2300 ppm. Padahal, pada paparan jangka pendek konsentrasi H2S di udara yang umumnya masih dianggap relatif aman untuk kesehatan manusia berkisar 0 - 10 ppm.

Tingginya konsentrasi H2S tentu membuat risiko kecelakaan kerja meningkat, terutama pada bagian tubuh yang berkaitan dengan pernapasan. Dampak dalam jangka pendek bisa menyebabkan peradangan, pembengkakan, sakit kepala, hingga kesulitan bernafas. Sementara efek jangka panjang dapat merusak kesehatan paru-paru bahkan berisiko kematian jika tubuh tak mampu mengangkut oksigen.

Hal tersebut tentu membuat pekerja dan masyarakat menjadi was-was, oleh karena itu GAZPOL menjadi satu terobosan untuk memperbaiki masalah paparan gas beracun tersebut.

Penciptaan GAZPOL ini berupa gas abatement system yang diformulasi khusus menggunakan bahan yang dapat mengakomodir berbagai konsentrasi gas beracun secara lebih efektif dan optimal.

Efektivitas GAZPOL ini semakin nampak pada keamanan pekerja dan masyarakat sekitar hingga 100% di radius kurang lebih 300 meter karena paparan H2S bisa ditekan menjadi 0 ppm, limbah B3 post-gas abatement juga berhasil diturunkan 97,6% dari sebelumnya 2200 liter/uji produksi menjadi 75 liter/uji produksi.

Dalam radius yang sama, gangguan kesehatan seperti iritasi mata dan kulit akibat dispersi natrium hidroksida (NaOH) berhasil ditanggulangi menjadi 0% atau tidak ada dari sebelumnya bisa menimbulkan efek iritasi di 71% titik pasang.

Pembuatan "GAZSOL" menjadi breakthrough Gas Abatement System di industri Geothermal yang telah diimplementasikan di lapangan, serta telah di inspeksi dan divalidasi oleh pihak PT Pertamina (Persero) dan Inspektur Ditjen EBTKE.

Secara keseluruhan, dengan Penggunaan Gas Abatement System "GAZSOL" kualitas udara bisa lebih terjaga dari paparan gas H2S serta berkurangnya limbah B3 akibat dari post gas abatement pada saat kegiatan uji produksi dan tentunya bisa menghemat biaya operasional.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(tsn/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation