
Awas! Tahu dan Tempe Bisa Punah Karena Polusi Udara

- Polusi udara yang berada pada level buruk di Jakarta sudah berdampak serius kepada sektor kesehatan dan makhluk hidup lain
- Bukan hanya punya implikasi terhadap manusia, namun juga mengancam makhluk hidup lain seperti tanaman.
- Hal ini tentu berkaitan erat dengan sektor pertanian, yang pada akhirnya punya pengaruh ke pangan bahkan punya dampak ekonomi signifikan.
Jakarta, CNBC Indonesia - Polusi udara yang tengah melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya kini menjadi perhatian serius pemerintah. Sebab, dampak dari polusi ini ternyata tak bisa dianggap remeh. Bukan hanya mengancam kehidupan manusia, namun juga makhluk hidup lain seperti tumbuhan.
Belakangan sudah banyak yang membahas bahwa polusi udara ini bisa mengancam nyawa manusia. Polusi udara, terutama partikel halusnya yakni PM2.5 ozon, dan nitrogen dioksida, memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia. Paparan jangka panjang terhadap polutan dari polusi udara inidapat menyebabkan penyakit pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan masalah kesehatan lainnya.
Tak Cuma bahaya bagi manusia, namun polusi udara ini juga berdampak pada tanaman alias sektor pertanian. Seperti yang kita ketahui, tumbuhan merupakan penghasil oksigen. Dengan proses fotosintesis, tumbuhan menyerap karbon dioksida dari udara lalu melepaskan oksigen yang diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas.
Adanya polusi yang akut bisa menurunkan lahan hijau karena pencemaran udara dapat merubah aspek fisiologis tanaman sehingga proses fotosintesis terganggu bagi tumbuhan dan tanaman saat hal ini terjadi karena penyerapan udara kotor dapat menutup pori-pori daun kemudian mempengaruhi fotosintesis yang sedang berlangsung.
Berdasarkan hasil riset banyak yang menyebutkan bahwa sebagian besar tanaman bisa menghilangkan polutan dari lingkungan. Contohnya seperti Cotoneaster franchetii, semak lebat yang selalu hijau yang 20% lebih efektif dalam menyerap polusi.
![]() Kondisi langit Jakarta yang diselimuti kabut polusi pada hari kedua pelaksanaan work from home (WFH) bagi 50 persen aparatur sipil negara di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, Rabu (23/8/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
Namun, nyatanya udara juga dapat berdampak signifikan terhadap tanaman pangan, tumbuhan lain, dan seluruh ekosistem. Hal ini, pada gilirannya dapat berdampak pada hasil pertanian dan produksi pangan serta dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan pula.
Dalam penelitian baru mengenai dampak polutan udara tertentu terhadap vegetasi dan membahas dampaknya terhadap keanekaragaman hayati, sekitar 135 ahli dari lebih dari 35 negara bertemu secara virtual (21-23 Februari 2022). Para ahli tersebut mencatat bahwa beberapa tanaman diketahui sangat sensitif terhadap jenis polusi udara tertentu. Ozon di permukaan tanah.
Hal tersebut terbentuk ketika emisi polutan (misalnya nitrogen oksida) dari mobil dan sumber lain bereaksi dengan polutan lain di bawah sinar matahari mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan diperkirakan menyebabkan kerugian panen global untuk makanan pokok.
Penelitian ICP Vegetation Programme Coordination Centre, Centre for Ecology and Hydrology, berjudul Air Pollution and Vegetation memperkirakan polusi menyebabkan panen global berkurang. Untuk kedelai dampak penurunannya hingga 6-16%, gandum sekitar 7-12%, dan jagung sekitar 3-5%.
Hasil penelitian tersebut tentu menjadi kabar buruk bagi Indonesia mengingat kedelai menjadi bahan utama tahu tempe yang menjadi favorit utama masyarakat Indonesia.
Bila polusi global memburuk maka produksi kedelai bisa terus turun sehingga tahu dan tempe akan semakin sulit diproduksi.
Berikut rinciannya.
Di tingkat Eropa, penelitian memperkirakan bahwa kerugian ekonomi akibat dampak ozon pada 23 tanaman berjumlah 6,7 miliar euro atau sekitar Rp 111,53 triliun dan kerugian global diperkirakan mencapai US$ 26 miliar atau sekitar Rp 397,25 triliun (US$1=Rp 15.279).
Para ilmuwan pada pertemuan tersebut membahas dampak antara polusi ozon di permukaan tanah dan perubahan iklim, serta dampak interaktif antara ozon dan polutan udara lainnya seperti nitrogen terhadap vegetasi, termasuk konsekuensi terhadap keanekaragaman hayati.
Bahaya Ozon
Ozon di permukaan tanah merupakan salah satu polutan yang paling tersebar luas di dunia. Hal ini berkontribusi terhadap perubahan iklim, mengganggu kesehatan manusia dan merusak tumbuh-tumbuhan.
Tingkat tambahan dihasilkan ketika polutan dari aktivitas manusia, seperti industri dan pembakaran biomassa, bereaksi bersama dengan adanya sinar matahari. Tingkat konsentrasi bisa sangat tinggi di wilayah pertanian yang berada di arah berlawanan arah angin di kota-kota besar.
Kabar Buruk Bagi Para Petani
Pencemaran ozon diperkirakan akan terus meningkat, dengan tingkat tertinggi terjadi di wilayah dengan populasi yang berkembang pesat. Hal ini merupakan berita buruk bagi para petani tanaman di negara-negara berkembang, karena tingginya konsentrasi ozon di permukaan tanah dapat berdampak negatif pada hasil panen.
Tanaman tumbuhan akan mengalami atau rentang penyakit seperti klorosis (daun menjadi kuning) , matinya jaringan tanaman, flecking dengan adanya bintik-bintik bagi tanaman,hingga penurunan hasil panen.
Olehnya itu, aneka penyakit yang di timbulkan udara kotor bagi tanaman dapat menyebabkan kematian bagi tanaman. Hal ini bisa mengakibatkan kerugian besar bagi para petani tanpa bisa ditangani di tingkat bawah, ujungnya ekosistem pertanian akan sangat terganggu dengan pencemar udara yang terus meningkat.
Sebagaimana diketahui, musim kemarau di tingkat pertanian bukan hanya soal kurang air bagi tanaman melainkan karena kemarau membuat udara stagnan, cuaca cerah, adanya lapisan inversi suhu atau kecepatan angin yang rendah memungkinkan polusi udara tetap mengapung di udara mengakibatkan konsentrasi polutan semakin tinggi di suatu wilayah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)