
RI Ajak ASEAN Ramai-Ramai Buang Dolar, Ini Gantinya!

- Misi khusus Bank Indonesia (BI) dibawa dalam Keketuaan ASEAN 2023.
- Salah satu misi khususnya yakni mengajak negara-negara ASEAN memanfaatkan mata uang lokal masing-masing.
- Jika kebijakan ini diterapkan negara-negara ASEAN dalam melakukan transaksi tak lagi harus mengkonversikan lagi ke dolar AS.
Jakarta, CNBC Indonesia - Misi khusus Bank Indonesia (BI) dibawa dalam Keketuaan ASEAN 2023. Hal ini tertuang dalam Priority Economic Deliverables(PED). Salah satu PED tersebut adalah mengajak negara-negara ASEAN untuk memanfaatkan mata uang lokal masing-masing saat bertransaksi atau local currency transaction (LCT).
Artinya, jika kebijakan ini diterapkan negara-negara ASEAN dalam melakukan transaksi tak lagi harus mengkonversikan lagi ke dolar AS. pemanfaatan LCT ini merupakan salah satu dari tiga agenda prioritas yang BI bawa dalam ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) sepekan ini.
Setelah sempat digelar pertama kali pada Maret lalu, pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) bakal dilanjut pada 22-25 Agustus 2023. Pertemuan AFMGM ke-2 yang juga akan menjadi pertemuan penutup ini akan menegaskan perwujudan komitmen dan kolaborasi untuk menjaga stabilitas ekonomi kawasan.Lantas apa saja yang disorot?
Untuk diketahui, pertemuan AFMG kali ini bertujuan untuk memantau dan memperbarui perkembangan capaian-capaian dalamPriority Economic Deliverables (PED) dan untuk mendiskusikan isu-isu terkini yang menjadi perhatian utama bagi negara-negara anggota ASEAN.
Adapun tiga Priority Economic Deliverables (PED) di bawah kerangka kerja sama sektor keuangan terdiri darisebagai berikut.
Memanfaatkan mata uang lokal masing-masing negara ASEAN tertuang dalam agenda ke-dua yakni memajukan konektivitas pembayaran, mendorong literasi dan inklusi keuangan digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif (Digital Economy).
Pengurangan penggunaan dolar AS pada sistem pembayaran yang terintegrasi akan mengurangi risiko global terhadap negara kawasan. Hal ini sejalan dengan kesepakatan bersama dalam mempercepat transformasi negara kawasan.
RI dan Empat Negara Sudah 'Running' Akhir Tahun 2022
Sebagaimana kita ketahui bahwa lima negara ASEAN yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina telah menyepakati kerja sama pembayaran lintas negara ASEAN menggunakan QR Code ataue-wallet.
Dalam kerja sama tersebut, kelima negara ASEAN menyepakati penggunaan QR Code,fast payment, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal sebagai salah satu metode pembayaran di kawasan.
Berdasarkan kesepakatan ini, setiap bank sentral berkomitmen menggunakan mata uang lokal lintas negara ASEAN, sebagai pembayaran resmi yang akan dikonversi berdasarkan nilai kurs yang berlaku di masing-masing negara.
Pada Januari 2023, Indonesia dan Malaysia telah melakukan uji coba sistem pembayaran lintas negara berbasis QR Code. Sistem ini telah menjadi metode pembayaran resmi lintas negara sejak tanggal 8 Mei 2023. Sebelumnya, hasil nyata dari kerja sama pembayaran lintas negara menggunakan QR Code ini telah sukses dijalankan di Indonesia dan Thailand.
Menilik data dari Bank Indonesia, jumlah transaksi turis Indonesia yang berbelanja di Thailand dengan Thai QR Codes mencapai 14.555 transaksi, dengan nilai transaksi mencapai Rp8,54 miliar. Sedangkan, jumlah transaksi turis Thailand di Indonesia dengan QRIS sebanyak 492 transaksi, dengan nilai mencapai Rp114 juta.
Sebab itu, Bank Indonesia terus mendorong penggunaan QRIS sebagai pembayaran resmi lintas negara ASEAN lainnya, agar setiap bank sentral dapat melakukan standarisasi pembayaran digital dalam berbagi aplikasi keuangan digital, seperti mobile banking maupune-wallet.
Setelah pertemuan ini nantinya bukan hanya lima negara tapi akan siap diperluas menjadi 10 dan akan diperluas secara global dengan proyek berikutnya. Vietman menjadi salah satu negara yang siap lebih dulu dalam mengimplementasikan perjanjian lintas batas negara melalui LCT ini.
Sementara tiga negara ASEAN lainnya, seperti Laos, Kamboja, dan Brunei Darussalam juga tertarik untuk bekerja sama. Namun ketiga negara ini masih perlu membangun dan memperkuat sistem pembayaran domestik mereka, sebelum bergabung dalam kerjasama transaksi pembayaran lintas batas.
Untuk diketahui, QRIS menyatukan berbagai macam QR dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) untuk transaksi yang lebih praktis dan terpusat.
Sehingga, konsumen tidak perlu memiliki akun atau menggunakan berbagai aplikasi pembayaran yang berbeda. Hal ini membuat transaksi digital dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan aman.
Dengan menggunakan QRIS sebagai pembayaran lintas negara ASEAN, negara-negara yang tergabung tidak bergantung lagi dengan nilai Dolar AS. Selain itu, kerja sama negara-negara di ASEAN semakin terintegrasi dan berkelanjutan sehingga dapat memperkuat ekonomi di kawasan ASEAN dalam tingkat global.
Dampak positif lain tentu saja implikasinya pada produktivitas negara-negara di ASEAN yang secara tidak langsung juga meningkat, sehingga dapat mendorong lalu pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di kawasan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)