Yen & Pound Jatuh! Liburan ke Jepang & Mesir pun Murah Banget

rev, CNBC Indonesia
19 August 2023 16:45
Jepang
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki, Mesir, Argentina, dan Jepang bisa menjadi referensi liburan saat ini mengingat mata uangnya yang sangat melemah terhadap rupiah. Pelemahan mata uang Jepang dan Turki, salah satunya disebabkan laju suku bunga kedua negara tersebut yang jauh lebih rendah dibandingkan inflasinya.

Mata uang lira terhadap rupiah pada 10 Agustus 2018 berada di angka Rp2.250/TRY1 dan terus tergerus hingga pada 10 Agustus 2023 menjadi Rp562/TRY1 atau turun 75% dalam kurun waktu lima tahun.

Saat mata uang Lira mengalami pelemahan maka turis bisa mendapatkan jumlah lebih banyak jika menukar dengan dolar. Hal ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Turki. Daya beli turis yang melonjak bahkan sudah menyebabkan padatnya gerai-gerai barang mewah di negara tersebut.

Antrean yang mengular di luar gerai Chanel dan Louis Vuitton di Nisantasi, sebuah kawasan mewah di Istanbul didominasi oleh pengunjung Arab.

"Kami membeli pakaian, kami membeli makeup, kami membeli merek," kata Fatima Ali dari Kuwait yang sedang mengunjungi negara itu dengan dua anak perempuannya. "Harga-harganya sangat murah."

Pada Mei 2022, Tiktoker @clerishwijaya membagikan harga makanan dan minuman yang terlampau murah akibat kurs yang terus merosot.

  1. Roti Kandil Simidi hanya tiga Lira atau sekitar Rp2.700
  2. Satu Loyang Pizza yang disajikan di restoran terkenal hanya dipatok Rp72.000
  3. Sandwich atau Soguk Sandivic dibandrol 7,5 Lira atau Rp6.000
  4. Jus Jeruk hanya sekitar Rp9.000
  5. Seporsi Kebab hanya Rp15.000
  6. Satu potong Brownies yang tebal berkisar Rp9.000
  7. Enam Macaron hanya dibanderol Rp27.000

Salah satu alasan terpuruknya mata uang Lira yakni inflasi yang tak terkendali.

Inflasi Turki melonjak sejak 2021 karena jatuhnya mata uang Lira. Namun, di tengah lonjakan inflasi tersebut, bank sentral Turki (Turkiye Cumhuriyet merkez Bankasi/TCMB) justru menurunkan suku bunga acuan pada Desember 2021 setelah Recep Erdogan meminta mereka memangkas suku bunga.

Namun, kebijakan Turki sudah berbalik arah. 
Bank sentral Turki mengambil langkah moneter ekstrem dengan mendongkrak suku bunga utama sebesar 250 bps menjadi 17,5% pada Juli. Langkah pengetatan ini melanjutkan kebijakan agresif bank sentral Turki yang mengerek suku bunga gila-gilaan sebesar 650 bps pada Juni 2023.

pasar di Istanbul, TurkiFoto: CNBc
pasar di Istanbul, Turki

Keputusan yang diketuk Juni dan Juli tersebut merupakan imbas dari lonjakan inflasi Negara Bulan Sabit. Inflasi Turki melesat hingga menyentuh 85,51% (year on year/yoy) pada Oktober 2022. Inflasi sebenarnya sudah melandai menjadi 47,83% pada Juli 2023 tetapi bank sentral Turki mengatakan akan ada pengetatan moneter lebih lanjut secara bertahap sampai gambaran inflasi di negara tersebut membaik.

Kenaikan suku bunga 650 basis poin tersebut adalah yang pertama di negara itu sejak Maret 2021. Namun, besarannya masih di bawah ekspektasi analis yang meramalkan kenaikan hingga 1.150 basis poin menjadi 20%.

Beralih ke Negara Sakura, mata uang Yen Jepang terhadap rupiah pada 10 Agustus 2018 berada di posisi Rp130,41/JPY1. Sedangkan di 10 Agustus 2023 mengalami penurunan yang cukup tajam menjadi Rp105,6/JPY1 atau turun 19% dalam waktu lima tahun terakhir.

Yen Jepang pun sempat menyentuh titik tertinggi pada penutupan perdagangan 1 April 2020 yakni di angka Rp153,37/JPY1. Artinya dari titik tertingginya, Yen Jepang turun hampir 50 poin atau sekitar 30% dalam kurang dari empat tahun terakhir.

 

Mengingat kurs Yen terhadap rupiah yang anjlok, maka hal ini pun berdampak pada harga makanannya.

Dilansir dari liburankejepang.com, onigiri yang merupakan makanan khas Jepang dengan beragam isian, seperti tuna dan salmon berkisar di harga JPY 100 atau hanya belasan ribu rupiah, sandwich seharga  JPY 200-300, bento (kotak makan siang) seharga JPY 300-400

Sushi yang merupakan makanan khas Jepang pun bisa dinikmati dengan harga sekitar Rp10.000 isi dua potong kecil. Produk-produk fashion dari merek ternama pun dijual lebih murah dibandingkan negara lain, khususnya produk asal Jepang sendiri, seperti Uniqlo dan GU. Jam tangan Seiko yang cukup dikenal masyarakat luas pun dapat diperoleh hingga 40% lebih murah.

Mata uang Jepang, yen, terus melemah sepanjang tahun ini. Suku bunga ultra rendah dan semakin melambatnya ekonomi Negara Sakura membuat yen semakin ditinggal investor asing.

Salah satu alasan mengapa yen jatuh sangat dalam adalah keputusan BOJ untuk tetap mempertahankan suku bunga ultra rendahnya. Suku bunga ultra rendah (-0,1%) sudah bertahan sejak 2016 atau tujuh tahun lebih. BOJ bahkan tetap bersikukuh untuk mempertahankan suku bunga acuan ultra rendahnya di tengah lonjakan suku bunga global.

Seperti diketahui, inflasi di hampir seluruh negara melonjak setelah perang Rusia-Ukraina meletus Februari 2022. Untuk menahan laju inflasi, bank sentral di hampir seluruh negara mengerek suku bunga secara besar-besaran.

Dengan suku bunga yang rendah sementara tingkat suku bunga global merangkak naik maka selisih antara instrumen investasi berdenominasi yen dan dolar AS semakin jauh. Hal ini membuat instrumen investasi berdenominasi yen seperti mata uang yen menjadi tidak menarik. Yen ditinggal investor sehingga nilainya terpuruk.

Berbanding terbalik dengan kondisi laju inflasi di Jepang yang rendah bahkan deflasi. Dalam kondisi rendah maka akan sulit bagi Jepang untuk mengerek suku bunganya.

Negara lainnya adalah Mesir. Pound Mesir mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir terhadap Rupiah. Agustus 2018, nilai tukar Pound Mesir terhadap Rupiah sebesar Rp812,43/EGP1. Sedangkan pada Agustus 2023 tercatat turun tajam menjadi Rp495,15/EGP1 atau ambles 39% dalam lima tahun terakhir.
Sebagai perbandingan, tiket masuk ke Great Pyramid Piramida Mesir berkisar 400 pound Mesir atau bila dirupiahkan sekitar Rp 198.060. Bila dengan kurs 2018 maka nilainya lebih mahal yakni Rp 324.972.

Piramid Mesir (AP Photo/Maya Alleruzzo)Foto: Piramid Mesir (AP Photo/Maya Alleruzzo)
Piramid Mesir (AP Photo/Maya Alleruzzo)

 

Salah satu masalah ekonomi terberat kini menghantui negara Mesir yang memiliki populasi terpadat di Timur Tengah. Inflasi utama Mesir pada Februari tercatat sebesar 31,9% yoy dan tren kenaikan inflasi terus berlanjut seperti tak terkendali. Juli 2023 tercatat inflasi Mesir di angka 36,5% yoy atau tertinggi lebih dari lima tahun terakhir.

Hal ini semakin diperparah akibat perang di Ukraina, sebab Mesir merupakan salah satu pengimpor gandum terbesar, sedangkan Rusia dan Ukraina termasuk supplier gandum terbesar.

Hidup dan menetap di Mesir setidaknya membutuhkan anggaran sebesar US$370 sebulan. Harga sewa satu kamar tidur di Kairo 90% jauh lebih murah dibandingkan dengan New York.
Demikian pula untuk kebutuhan lain seperti bahan makanan dan barang-barang konsumtif lainnya juga lebih murah sekitar 60% dibandingkan harga bahan makanan dan barang-barang di New York.
Berkaca ke benua Amerika, Argentina pun merupakan negara dengan kurs yang sangat murah jika dibandingkan Rupiah. Agustus 2018 tercatat nilai tukar Peso Argentina terhadap Rupiah yakni Rp487,8/ARS1. Sedangkan pada Agustus 2023 menjadi Rp53,33/ARS1 atau turun nyaris 90% dalam lima tahun terakhir.

 

Inflasi yang menembus 100%, tepatnya 115,6% yoy pada Juni 2023 merupakan salah satu masalah ekonomi Argentina. Tren inflasi Argentina secara konsisten khususnya sejak 2021.

Adapun, Argentina telah lama berjuang melawan inflasi yang tinggi, kelemahan mata uang, dan utang. Selain itu, harga global yang tinggi terkait dengan perang di Ukraina dan kekeringan hebat telah menghambat kemampuan pemerintah untuk mengendalikan harga dan menstabilkan ekonomi.

Kenaikan harga yang cepat telah melemahkan daya beli masyarakat, menghancurkan popularitas pemerintah menjelang pemilihan umum pada Oktober dan menyebabkan sekitar empat dari setiap 10 orang di negara itu jatuh dalam kemiskinan.

Dampak terasa terhadap harga barang di Argentina jika dibandingkan dengan negara tetangganya yakni Uruguay.

Satu liter minyak bunga matahari seharga US$5 (Rp 75 ribu) di Uruguay sama dengan 50 sen di Argentina. Sebotol krim perawatan kulit seharga US$10 di Uruguay dapat diperoleh dengan harga satu dolar di seberang perbatasan. Dan satu liter bensin di Uruguay mendekati US$2. Di provinsi Argentina Entre Rios harganya 52 sen.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation