Fundamental Pundit

Menengok Pemain Logistik Batu Bara RMKE, Sahamnya Menarik?

Riset, CNBC Indonesia
03 August 2023 14:15
Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • RMK Energy menorehkan kinerja keuangan yang solid selama semester I-2023
  • Performa keuangan yang positif juga tercermin lewat kinerja saham yang baik selama 2023.
  • Prospek usaha yang cerah bisa menjadi katalis untuk saham RMKE di masa depan

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten penyedia jasa logistik batu bara PT RMK Energy Tbk (RMKE) memiliki kinerja yang solid, memanfaatkan momentum problem energy security global sejak tahun lalu.

Selama 2022, RMKE membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,7 triliun atau naik secara signifikan sebesar 46,6% secara tahunan (year on year/YoY) dan berhasil membukukan laba bersih usaha sebesar Rp404,1 miliar atau meningkat sebesar 103,9% YoY dibandingkan tahun sebelumnya.

Laba tersebut merupakan rekor laba tertinggi selama RMKE beroperasi.

Dari segmen penjualan batubara, RMKE berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp2,1 triliun, mengalami peningkatan sebesar 45,3% dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan pendapatan ini didorong oleh kenaikan volume penjualan batubara yang mencapai 2,5 juta ton, meningkat sebesar 45,1% dari tahun sebelumnya.

Segmen penjualan batubara ini memberikan kontribusi sebesar 77,3% dari total pendapatan Perseroan.

Laba kotor dari segmen ini mencapai Rp406,7 miliar, mengalami peningkatan sebesar 75,8% dan berkontribusi sebesar 69,1% dari total laba kotor perseroan.

Sementara itu, dari segmen jasa batubara, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp620,5 miliar, meningkat sebesar 51,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan pendapatan ini didukung oleh kenaikan volume jasa bongkar kereta dan muat tongkang batubara masing-masing sebesar 94,8% dan 31,3% dari tahun sebelumnya.

Segmen jasa batubara ini memberikan kontribusi sebesar 22,7% dari total pendapatan RMKE. Laba kotor dari segmen jasa batubara mencapai Rp181,9 miliar, mengalami peningkatan sebesar 89,9% dan berkontribusi sebesar 30,9% dari total laba kotor perseroan.

Terdapat perkembangan yang signifikan dalam pangsa pasar RMK Energy untuk segmen jasa logistik batu bara selama 2022. Hal ini terbukti dari meningkatnya volume batu bara yang diangkut sebesar 1.850.575 ton atau mengalami peningkatan sebesar 31,02%.

Selain itu, terlihat bahwa RMK Energy juga berhasil meningkatkan pangsa pasar untuk segmen penjualan batu bara selama periode tahun 2022. Volume penjualan batu bara mencapai 844.680 ton, menunjukkan peningkatan yang mencapai 51,53% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1.639.306 ton.

Tidak hanya itu, pada 2022, juga terjadi peningkatan pangsa pasar RMK Energy dilihat dari meningkatnya pelanggan dengan persentase di atas 10%.

Berkah keuntungan tersebut membuat RMKE memutuskan membagikan dividen perdananya sebesar Rp30,6 miliar dari laba bersih 2022.

Ini sekaligus menjadi tonggak pembagian dividen pertama RMKE sejak debut IPO pada 2021.

RMKE menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp30,6 miliar atau setara dengan 8% laba bersih tahun 2022.

Pembagian dividen ini di tengah kegiatan RMKE yang tengah berfokus pada ekspansi pembangunan hauling road di Sumatera Selatan, termasuk salah satunya pengangkutan hasil tambang PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Kinerja positif 2022 berlanjut hingga paruh pertama 2023. Laba bersih RMKE tumbuh 41,44% yoy menjadi Rp200,56 miliar, sudah hampir separuh dari laba tahun penuh 2022.

Peningkatan laba tersebut seiring pendapatan usaha RMKE naik 19,68% yoy menjadi Rp1,28 triliun selama semester I-2023.

Sejumlah rasio profitabilitas RMKE juga cukup baik. Margin laba kotor (GPM) RMKE mencapai 23,31%, marjin laba usaha (OPM) 21,01%, dan marjin laba bersih 15,64%.

Soal rasio tingkat pengembalian investasi, return on equity (ROE) RMKE di atas 10%, yakni 20,83%, terbilang baik. Demikian pula, return on assets (ROA) RMKE juga tinggi, 28,82%.

RMKE juga menjaga rasio likuiditas tetap sehat, seperti rasio utang dibandingkan ekuitas (debt to equity ratio/DER) yang cukup rendah, yakni 33,15%. Ini terlihat dari total liabilitas RMKE yang sebesar Rp461,27 miliar, lebih rendah daripada total ekuitas Rp1,39 triliun per 30 Juni 2023.

Melihat Valuasi RMKE

Rasio valuasi RMKE masih terbilang wajar apabila menggunakan metrik price-to earnings ratio (P/E, PER). Lazimnya, saham disebut murah apabila dibanderol di rentang 10-15 kali di atas labanya. Rasio P/E RMKE saat ini di angka 11,83 kali.

Namun, memang, apabila melihat nilai buku, rasio price-to book value (PBV) RMKE yang sebesar 3,41 kali lebih tinggi dibandingkan industri (2,00 kaIi).

Profil RMK Energy

PT RMK Energy Tbk alias RMKE didirikan pada Juni 2009 dan menjadi penyedia jasa logistik batu bara untuk berbagai perusahaan batu bara di Sumatera Selatan selama lebih dari 15 tahun.

Saat ini, RMKE menjadi penyedia logistik batu bara terbesar di wilayah tersebut. Selain menyediakan layanan logistik, Perusahaan juga terlibat dalam bisnis perdagangan batu bara untuk meningkatkan pendapatan dan laba.

Pada 2010, RMKE memfokuskan operasinya di Palembang, Sumatera Selatan, karena wilayah ini memiliki cadangan batu bara terbesar di Indonesia.

Dengan potensi cadangan yang melimpah, langkah terakhir yang dibutuhkan adalah pembangunan infrastruktur untuk memastikan pengiriman yang lancar. Wilayah ini dianggap sebagai perbatasan berikutnya dalam produksi batu bara Indonesia ketika transportasi berkembang.

RMKE menyediakan layanan angkutan batu bara terintegrasi melalui jalur kereta dari kabupaten penghasil batu bara di Lahat dan Muara Enim, Sumatera Selatan, dengan bekerja sama dengan PT KAI (Persero).

Selain itu, melalui anak usaha bernama PT Royaltama Multi Komoditi Nusantara (RMKN), RMKE juga aktif dalam bisnis perdagangan batu bara.

RMK Energy memiliki sejumlah lini bisnis, yakni tambang batu bara, stasiun bongkat muat kereta, manajemen pelabuhan, coal offtake and joint operation.

PT Truba Bara Banyu Enim, anak usaha RMKE, beroperasi di Kecamatan Gunung Megang dan Benakat, Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan, dengan luas area penambangan mencapai 10.220 Ha.

IUP (Izin Usaha Pertambangan) PT Truba Bara Banyu Enim terletak sejauh 110 km dari pelabuhan milik RMK Energy Tbk, dengan menggunakan jalur kereta api sebagai sarana transportasi.

Cadangan batu bara yang terbukti di wilayah ini mencapai 75 juta ton, sementara sumber daya batu bara diperkirakan mencapai 148,3 juta ton.

Prospek Bisnis Logistik Batu Bara

Indonesia berada di posisi ketiga sebagai produsen batu bara terbesar di dunia, setelah China dan India. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ekspor batu bara Indonesia pada 2020 mencapai 405 juta ton.

Beberapa negara yang sangat mengandalkan pasokan batu bara dari Indonesia pada tahun tersebut, antara lain China sebanyak 127,7 juta ton, India sebanyak 97,5 juta ton, Filipina sebanyak 27,4 juta ton, Jepang sebanyak 26,9 juta ton, hingga Taiwan sebanyak 17 juta ton.

Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, cadangan batu bara di Indonesia mencapai 26,2 miliar ton, dengan produksi batu bara mencapai 461 juta ton per tahun. Diperkirakan cadangan batu bara akan tersedia selama 56 tahun ke depan.

Menurut Laporan Tahunan RMKE, di wilayah Sumatera, terdapat potensi cadangan batu bara sebanyak 11,2 miliar ton, dan Sumatera Selatan menjadi wilayah dengan cadangan batu bara terbesar di Sumatra.

Meskipun cadangan batu bara melimpah di Sumatra Selatan, pemanfaatannya belum optimal karena kendala logistik, seperti jarak hauling yang cukup jauh dan pembatasan waktu operasional truk angkutan batu bara.

Di sini, RMK Energy berperan sebagai solusi logistik batu bara. Sebagai perusahaan jasa logistik batu bara terintegrasi di Provinsi Sumatra Selatan, RMK Energy mengangkut batu bara menggunakan moda kereta hingga ke pelabuhan muat di Palembang.

Hal ini membuat volume angkutan batu bara lebih besar dan waktu angkutan lebih optimal, memberikan keuntungan bagi produsen batu bara.

Pada 2023, RMK Energy menargetkan pertumbuhan volume angkutan batu bara melalui jalur kereta sebesar 32,53% menjadi 15,45 juta ton batu bara, dibandingkan dengan realisasi angkutan batu bara sebanyak 11,66 juta ton pada 2022.

RMK Energy terus mengembangkan kapabilitas dan keandalan dalam menyediakan solusi angkutan batu bara melalui rel kereta di wilayah Sumatra Selatan. Permintaan terhadap angkutan batu bara melalui rel kereta di wilayah ini terus meningkat.

Tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan fasilitas muat di wilayah sumber batu bara, seperti di Kabupaten Muara Enim dan Lahat.

Hal tersebut akan menjadi tantangan sekaligus peluang untuk manajeme RMK Energy. Ini karena menjadi satu-satunya perusahaan swasta nasional yang bekerja sama dengan PT KAI untuk memberikan solusi angkutan batu bara yang lebih optimal dan efisien.

RMK Energy telah mengoperasikan stasiun muat Gunung Megang di Muara Enim, yang memungkinkan produsen batu bara di wilayah ini dapat mengakses angkutan kereta batu bara dengan biaya yang lebih efisien dan volume angkut yang lebih optimal.

Stasiun muat Gunung Megang dapat memuat sekitar 3 juta ton batu bara, dan akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kapasitasnya.

Selain itu, RMK Energy juga mengoperasikan pelabuhan batu bara di Kramasan, Palembang, yang memiliki stockpile batu bara yang luas dan dapat menampung hingga 1.000.000 ton batu bara. Area stockpile batu bara terus dikembangkan untuk mengantisipasi kenaikan volume di masa depan agar Pelabuhan Kramasan dapat mengakomodasi setidaknya 25 juta ton batu bara.

RMK Energy juga terus meningkatkan kapasitas stasiun bongkar hingga dapat mengakomodasi lebih dari 25 juta ton batu bara per tahun.

Pengembangan fasilitas baik di pelabuhan, stasiun bongkar, dan stasiun muat merupakan antisipasi perusahaan terhadap kenaikan volume batu bara yang akan keluar dari Sumatra Selatan di masa mendatang.

Menurut manajemen RMK Energy, industri batu bara di Indonesia akan terus tumbuh pada 2023, seperti yang ditunjukkan oleh pendapatan perusahaan yang tumbuh pada 2022.

Permintaan batu bara baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor diperkirakan akan terus meningkat.

Batu bara tetap menjadi komoditas unggulan karena merupakan sumber energi primer yang melimpah dengan harga yang paling kompetitif dibandingkan dengan sumber energi lainnya.

Mengoleksi saham RMKE, apabila mengejar momentum, bisa menjadi pilihan yang menarik. Namun, jauh lebih aman, apabila valuasi saham RMKE lebih murah daripada saat ini. Yang terang, prospek industri yang masih cerah bisa menjadi pendorong kinerja RMKE ke depan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation