IPO Watch

IPO MAHA Akan Segera Listing, Begini Prospeknya

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
18 July 2023 18:00
Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • ROE MAHA hanya 3,81% dan ROA MAHA hanya 2,37% sehingga belum maksimal dalam mengelola modal dan aset terhadap laba bersihnya.
  • 85% kontribusi pendapatan MAHA pada tahun 2022 hanya dari tiga perusahaan saja.
  • Harga batu bara saat ini sudah mencapai titik terendah terhitung sejak dua tahun yang lalu atau pada 25 Juni 2021.


Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu emiten di sektor energi akan kedatangan pendatang baru, PT Mandiri Herindo Adiperkasa (MAHA) yang bergerak di jasa pengangkutan batu bara akan segera melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

MAHA menjadi salah satu rekan bisnis dari Bayan Group dan Indika Group, dimana porsi konstribusi pendapatan MAHA sebesar 45,50% pada tahun 2022 dari Bayan Group.

Harga batu bara saat ini masih dalam trend penurunan, hal ini pun dapat berpengaruh pada bisnis yang berhubungan dengan pertambangan batu bara. Namun hingga kuartal I 2023 justru MAHA berhasil mencatat kenaikan laba dan pendapatan.

Harga penawaran umum IPO MAHA sebesar Rp118 per lembar saham. Dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 41,66 juta lot. Dana IPO yang akan diraih sebesar Rp491,6 miliar, market cap sebesar Rp1,97 triliun. Tanggal penawaran umum dilakukan pada 18 Juli hingga 21 Juli 2023 dan listing pada 25 Juli 2023.

Lalu untuk apa saja penggunaan dana IPO MAHA dan bagaimana prospeknya?

Penggunaan Dana IPO

- 60% akan digunakan untuk pembelian armada truck baru.
- 40% akan digunakan untuk pembelian sekitar 50 unit dolly dan 100 unit vessel untuk peningkatan kapasitas produksi dan peremajaan unit.

Kinerja Keuangan

Laba bersih MAHA naik sebesar 25% menjadi Rp41 miliar per 31 Maret 2023 dibandingkan dengan 31 Maret 2022 sebesar 32,6 miliar. Kenaikan ini berasal dari pendapatan yang meningkat hingga 49% pada 31 Maret 2023 menjadi Rp455,4 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp305,1 miliar.

Kenaikan laba dan pendapatan juga tercermin pada kinerja tahun 2020 ke tahun 2022. Kenaikan ini didorong oleh tingginya permintaan batu bara pada tahun 2021 ke tahun 2022 efek dari perang Rusia dan Ukraina yang membuat permintaan batu bara meningkat dan harga batu bara melambung hingga menyentuh US$460 per ton pada tahun 2022.

Selain efek dari perang, terdapat pula sentimen lainnya yang membuat harga batu bara terus melambung yakni banjir di Australia, krisis energi di India, embargo impor batu bara Rusia yang dilakukan Uni Eropa, krisis gas Eropa hingga gelombang panas di China.

Dari ketiga provinsi tersebut Perseroan memiliki lima lokasi kerja dengan total tujuh proyek pengangkutan batubara.

Perseroan juga memiliki pelanggan tetap yang sudah berhubungan dengan Perseroan selama lebih dari 3 tahun. Di bulan Desember 2022, Perseroan memiliki 6 pelanggan tetap yang terus berkomitmen untuk menggunakan jasa pengangkutan batubara.

Dalam 3 tahun terakhir, tiga pelanggan terbesar Perseroan menyumbang lebih dari 85% dari total pendapatan yang dihasilkan dari jasa yang telah disediakan oleh Perseroan.

Rasio Keuangan

Harga IPO yang ditawarkan saat ini terbilang sudah berada di harga wajarnya dengan PBV satu.

Margin MAHA cukup baik dengan angka 25,80%, meskipun rata-rata di industri yang sama dapat menghasilkan margin di atas 30%.

Dalam menghasilkan laba bersih atau Net Profit Margin (NPM) MAHA berada di angka yang cukup baik di 9,01%.

Return On Equity (ROE) berada di angka yang sangat kecil 3,81%. Angka ini jauh dari rata-rata sektoral di 36%, sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bersih kurang baik dan efisien.

Return On Asset (ROA) beradang di angka yang sangat kecil pula 2,37%. Angka ini jauh dari rata-rata sektoral di 15%, sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bersih kurang baik dan efisien.

Namun Debt to Equity Ratio (DER) MAHA cukup sehat berada di bawah 100%. Hal ini berarti total modalnya jauh lebih besar dibandingkan dengan total hutangnya. MAHA mencatatkan total modal per 31 Maret 2023 sebesar Rp1 triliun, sedangkan total hutangnya hanya Rp650,4 miliar. Sehingga dalam kemampuan membayar kewajiban terhadap modal cukup baik.

Current Ratio (CR) cukup tinggi di 107,72%. Hal ini menandakan likuiditas MAHA cukup besar, sehingga dalam kemampuan membayar kewajiban lancar terhadap aset lancar cukup baik.

Kompetitor

Dari segi margin, MAHA masih terbilang hampir sama dengan para pesaingnya di jasa pengangkutan batu bara, meski MAHA masih di bawah dari margin yang didapatkan oleh TEBE.

Namun sayangnya, dalam menghasilkan laba bersih MAHA tertinggal jauh dari para kompetitornya. Net Profit Margin (NPM) MAHA masih di bawah 15% secara sektoral yang berarti dalam menghasilkan profit belum cukup maksimal.

Secara sektoral PER jasa angkutan batu bara dapat dikatakan murah jika di bawah PER 8, sehingga secara sektoral PER MAHA masih terbilang murah, begitu juga dengan TEBE dan UNTR. Untuk RMKE saat ini sudah di harga wajarnya secara Price Earning Ratio (PER).

Bisnis

Bisnis PT Mandiri Herindo Adiperkasa (MAHA) adalah dalam bidang aktivitas penunjang pertambangan dan penggalian lainnya. Perseroan melaksanakan jasa pengangkutan batubara di beberapa provinsi, seperti: Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah serta memiliki workshop dan gudang sentral di Balikpapan sebagai penunjang operasional di beberapa lokasi kerja.

Perseroan juga memiliki beberapa tipe unit dalam pelaksanaan jasa pengangkutan batubara, yaitu single trailer, double trailer, dan dump truck dengan variasi kapasitas muatan dan spesifikasi peralatan sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja.

Perseroan bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan jasa pengangkutan batubara atau umumnya disebut coal hauling dari tempat pemuatan (loading process), berupa: ROM stockpile atau crusher sampai tempat pembongkaran (unloading process) yang telah disepakati dengan pemberi kerja. Kegiatan jasa pengangkutan tersebut menggunakan peralatan yang disediakan oleh Perseroan sesuai kontrak dan kebutuhan spesifikasi yang telah disesuaikan dengan medan operasional.

Prospek Bisnis

Harga batu bara saat ini sudah mencapai titik terendah terhitung sejak dua tahun yang lalu atau pada 25 Juni 2021.

Berbagai sentimen negatif terus menyelimuti harga batu bara. Mulai dari lesunya ekonomi Negeri Tirai Bambu, melandainya permintaan dari India dan Eropa, serta jatuhnya harga gas alam membuat harganya tak mampu menghijau.

Lesunya ekonomi China sudah jelas dengan rilisnya serangkaian data ekonomi yang tak juga menunjukan kebahagiaan. Ekspor China dilaporkan turun dengan besaran paling jumbo dalam tiga tahun pada Juni, angkanya merosot lebih buruk dari perkiraan yakni 12,4% secara year-on-year (yoy). Sementara Impor juga turun lebih dari yang diharapkan yakni sebesar 6,8% (yoy).

Anjloknya data ekspor-impor ini dipicu tanda-tanda meningkatnya tekanan dari kesulitan ekonomi global dan pembuat kebijakan China menghadapi tekanan yang meningkat untuk langkah-langkah stimulus.

Ekspor dan impor yang terkoreksi mencerminkan masih lemahnya permintaan dari dalam negeri China serta mitra dagang mereka. Kondisi akan mengurangi kebutuhan listrik serta sumber energi penyolongnya seperti batu bara. Akibatya, permintaan batu bara melemah dan harga terus tertekan.

Dari India, produksi batu bara India meningkat 12%, menjadi 58 juta dibandingkan 51,56 juta pada Juni 2022. Dengan pasokan yang melimpah, meningkatnya produksi dalam negeri, serta datangnya musim hujan maka impor dari India diperkirakan akan turun ke depan. Artinya, harga batu bara semekain tertekan.

Permintaan dari Eropa juga diproyeksi turun drastis sejalan dengan masih memadainya pasokan gas serta tingginya produksi listrik dari pembangkit tenaga angin.

Dengan beberapa sentimen negatif, hal ini akan berpengaruh pada permintaan batu bara dalam negeri dan tentu akan berefek pada jasa pendukungnya seperti jasa pengangkutan pertambangan batu bara.

MAHA juga melebarkan bisnis ke jasa pengangkutan tambang lain seperti nikel. Diketahui nikel menjadi salah satu bahan baku utamapada komponen baterai pada kendaraan listrik. Dengan harapan besar jumlah penggunaan kendaraan listrik di Indonesia dapat menopang produksi nikel yang tentunya akan menguntungkan jasa pengangkutan pertambangan nikel.

Kementerian BUMN mengungkapkan bahwa cadangan nikel dunia 26% nya berasal dari Indonesia. Berharap Indonesia dapat mengoptimalkan cadangan nikel di tanah air dalam hal global suplai chains untuk industri baterai kendaraan listrik dunia.

Layak Beli Atau Tidak?

Masih rendahnya harga acuan batu bara dan melemahnya permintaan global membuat bisnis batu bara dan pendukungnya seperti jasa pengangkutan pertambangan menjadi sentimen negatif. Hal ini dapat berpengaruh pada kinerja Perseroan.

Dalam mengelola modal dan asetnya terhadap laba bersih pun belum maksimal. Namun masih tumbuhnya pendapatan dan laba bersih Perseroan menjadi patokan bahwa bisnis MAHA masih berjalan cukup baik, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk dikoleksi.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation