
Suka Mengeluh Tapi Pekerja RI Malah Puas dengan Perusahaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Asia Pasifik dikenal sebagai kekuatan ekonomi. Tingkat pertumbuhannya memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi global.
Pricewaterhose Coopers (PwC) terus melihat kondisi ekonomi, lingkungan, dan tekanan sosial dalam menghadapi tantangan yang kompleks tersebut.
Dalam laporannya dengan tajuk Asia Pacific Workforce and Fears Survey 2023 yang memberikan gambaran bagaimana harapan tenaga kerja global.
Di mana hasil survey tersebut mengungkap bahwa 39% tenaga kerja percaya bahwa organisasi mereka tidak mungkin bertahan lebih dari 10 tahun jika mereka tetap pada jalur mereka saat ini. Penemuan kembali adalah kuncinya terhadap kelangsungan bisnis.
Menariknya, dalam survey tersebut mengungkap pula bahwa tingkat kepuasan kerja tidak berubah signifikan selama setahun terakhir. Sebagian besar dari karyawan, sekitar 57%, menyatakan sedang hingga tinggi kepuasan dengan pekerjaan mereka. Berikut riciannya.
Ini mirip dengan global di mana rata-rata dan konsisten dengan tahun sebelumnya. Namun, tingkat kepuasan kerja bervariasi secara signifikan di seluruh wilayah. Ekonomi seperti Jepang, Korea Selatan, Hong Kong dan Taiwan melaporkan tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah, dengan persentase mulai dari 29% sampai 45%.
Di sisi lain, karyawan di Thailand, Indonesia, Filipina, Cina, dan India menunjukkan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi dengan persentase mulai dari 70% hingga 79%.
Tingkat kepuasan pekerja Indonesia mencapai 75%, hanya kalah dari Thailand. Peran manajemen yang berasal dari generasi Baby Boomers serta peran teknologi informasi, media, dan telekomunikasi membuat mereka merasakan bekerja di organisasi tersebut dengan kepuasan kerja yang tinggi.
Kepuasan pekerja Tanah Air ini berbanding terbalik dengan kondisi di media sosial. Dalam berbagai platform, pekerja RI kerap mengeluhkan perusahaan, gaji, hingga pemimpin di perusahaannya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)