Fundamental Pundit

Valuasi Menarik, Saham Sawit TP Rachmat Menarik Dilirik

Putra, CNBC Indonesia
04 July 2023 19:00
A worker loads fresh fruit bunches to be distributed from the collector site to CPO factories in Kampar regency, as Indonesia announced a ban on palm oil exports effective this week, in Riau province, Indonesia, April 26, 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN

- Di tengah sektor sawit yang adem ayem, DSNG menjadi salah satu saham yang menawarkan valuasi menarik.

- Kendati adanya sejumlah tantangan di industri sawit, prospek bisnis DSNG masih cerah, termasuk rencana pembangunan pabrik anyar.

- DSNG memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar 3% dan laba sebelum pajak mencapai 8% pada 2023.

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perkebunan sawit mungkin sedang jarang dilirik oleh para investor saat ini. Namun, ada satu emiten di sektor tersebut yang menawarkan valuasi menarik, yakni PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG).

Kinerja keuangan perusahaan juga terbilang solid. Dharma Satya membukukan penjualan sebesar Rp 2,1 triliun per kuartal I 2023, tumbuh 26% dibandingkan periode yang sama tahun 2022, seiring dengan peningkatan produksi dan kenaikan harga rata-rata CPO perseroan.

Segmen kelapa sawit masih memberikan kontribusi paling besar, yakni 88% dari total penjualan konsolidasi, dengan penjualan kelapa sawit pada kuartal I 2023 sebesar Rp 1,8 triliun, naik 46% dibandingkan periode yang sama 2022.

Sementara, segmen produk kayu DSNG pada kuartal I 2023 mencatat hasil yang kurang menggembirakan menyusul turunnya permintaan produk panel maupun engineered floorings dari negara tujuan ekspor utama, seperti Jepang, Amerika Serikat, Kanada akibat turunnya daya beli sektor properti di negara tersebut.

Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, mengatakan kinerja peningkatan finansial DSNG pada kuartal I 2023 masih ditopang oleh kenaikan volume penjualan CPO yang diiringi juga dengan kenaikan harga penjualan CPO.

"Pada kuartal I DSNG, produksi TBS kebun inti maupun plasma mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan produktivitas tonase per hektar yang kembali seperti sebelum kejadian El-Nino dua tahun lalu," ujarnya dalam keterangan resmi.

Produktivitas TBS DSNG meningkat 28% menjadi sebesar 528 ribu ton di Q1-2023, sementara produksi CPO pada periode yang sama juga naik 42% menjadi sebesar 152 ribu ton.

Di samping itu, ketatnya pasokan CPO secara global dan naiknya harga minyak nabati dunia di awal tahun 2023 menyusul belum jelasnya akhir perang Rusia dan Ukraina ikut mendorong peningkatan harga rata-rata CPO Perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini.

Harga CPO DSNG di Q1-2023 naik sebesar 13% menjadi Rp 12,0 juta per ton dibandingkan Q1-2022 sebesar Rp 10,6 juta per ton, bahkan lebih tinggi dibandingkan ASP CPO DSNG pada Q4-2022 sebesar Rp 11,4 juta per ton.

Lebih lanjut, pada Q1-2023, DSNG membukukan laba sebesar Rp 215 miliar atau naik 3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama karena naiknya beban biaya pupuk serta pembelian buah TBS dari eksternal yang jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, di mana marginnya lebih rendah dibandingkan margin dari hasil proses buah inti.

"Selain itu, curah hujan yang tinggi di awal tahun ini juga berpengaruh terhadap tingkat ekstraksi minyak sawit yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, sehingga ikut berdampak pada produksi CPO," ujar Andrianto Oetomo.

DSNG juga akan membagikan dividen tunai tahun sebesar Rp 318 miliar atau Rp 30 per saham pada 6 Juli 2023. Jumlah dividen tunai yang dibagikan tersebut mencapai 26,3% dari total laba yang diatribusikan kepada entitas induk pada tahun 2022.

Sejumlah rasio profitabilitas DSNG bersaing dengan emiten sejenis (peers). Marjin laba kotor (GPM) perusahaan sebesar 25,32%, di atas emiten Grup Astra ALLI 10,71% dan duo Salim LSIP (24,58%) dan SIMP (19,28%).

Demikian pula, marjin laba usaha (OPM) DSNG melampaui AALI (3,41%), SIMP (11,59%), dan TAPG (13,30%), serta bersaing dengan LSIP (16,13%).

Marjin laba bersih (NPM) DSNG juga 10,36%, di atas industri 9,82% dan sejumlah peers lainnya. Begitu pula metrik penting macam return on equity (ROE) yang mencapai 10,36% dan return on assets (ROA) 5,52% DSNG di atas perusahaan sejenis.

Valuasi Murah

Dengan harga saham Rp555 per saham pada 3 Juli 2023, rasio price-to earnings (P/E atau PER) DSNG 6,88 kali. Angka ini di bawah rule of thumb 10 kali dan di bawah peers macam AALI (16,27 kali), LSIP (15,69 kali) hingga SIMP (11 kali).

Tentu, angka itu semakin menarik apabila melihat multiple lainnya, yakni rasio price-to book value (PBV) DSNG yang di bawah aturan praktis 1 kali, yaitu 0,71 kali.

Dengan menggabungkan dua metrik tersebut dan potensi pertumbuhan laba perusahaan ke depan, nilai wajar (fair value) DSNG sebesar Rp760 atau adanya potensi kenaikan (upside) 36,94 persen dari harga per 3 Juli Rp555 per saham.

Profil Bisnis DSNG

DSNG merupakan entitas milik empat keluarga pengusaha, yakni keluarga T.P. Rachmat dengan kepemilikan terbesar 31,71%, keluarga Oetomo 28,90%, keluarga Soebianto 9,92%, dan keluarga Liana Salim Lim 6,32%.

PT Dharma Satya Nusantara Tbk didirikan pada 29 September 1980.

Pada awalnya, perusahaan ini bergerak di bidang industri perkayuan setelah mendapatkan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dari Pemerintah.

Pada 1983, perusahaan tersebut mulai mengoperasikan pabrik perkayuan pertamanya di Samarinda, Kalimantan Timur, yang memproduksi kayu gergajian berkualitas untuk diekspor ke Jepang.

Selang 5 tahun kemudian, PT Dharma Satya Nusantara menjadi pelopor dalam penggunaan kayu sengon hasil hutan tanaman rakyat untuk menggantikan kayu hutan alam dalam proses produksinya.

Penggunaan kayu sengon ini sebagai bahan baku merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk turut mendorong kemakmuran masyarakat, menjaga kelestarian alam, dan mengantisipasi kelangkaan kayu alam.

Pada 1991, basis produksi perusahaan dipindahkan dari Kalimantan ke Jawa, dimulai dengan relokasi pabrik dari Samarinda ke Surabaya, dan kemudian ke Gresik pada 1992.

Seiring dengan meningkatnya permintaan dan kepercayaan pelanggan, perusahaan terus berkembang dengan mendirikan pabrik di Temanggung, serta pabrik pengolahan kayu di Lumajang, Jawa Timur, dan Banyumas, Jawa Tengah.

Bidang usaha kayu ini terus berkembang hingga menjadi perusahaan pengolahan kayu yang terintegrasi dan menghasilkan produk kayu berkualitas untuk tujuan ekspor.

Pada 1996, perusahaan memperluas sektor usaha ke perkebunan kelapa sawit di Desa Muara Wahau, Provinsi Kalimantan Timur.

Awalnya dimulai dengan PT Swakarsa Sinarsentosa, kemudian berkembang dengan berdirinya PT Dharma Intisawit Nugraha dan PT Dharma Agrotama Nusantara serta anak-anak perusahaan lainnya di sektor perkebunan.

Perluasan lahan perkebunan di Kalimantan Timur terus dilakukan hingga mencapai luas sekitar 60.000 hektar, menjadi salah satu andalan perusahaan saat ini.

Pada 2002, perusahaan mulai mendirikan Pabrik Kelapa Sawit pertamanya di Kalimantan Timur, dengan kapasitas produksi 45 ton tandan buah segar per jam. Kebun kelapa sawit perusahaan terus meluas hingga mencakup wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Kemudian, pada 14 Juni 2013, PT Dharma Satya Nusantara Tbk menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kode saham DSNG.

Perkebunan kelapa sawit DSNG berjumlah 15 kebun, yang berlokasi di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara dengan total area tertanam 112.500 ha. Tanaman umur prima perusahaan mencapai 72%.

Produk CPO menyumbang hampir 90% dari total pendapatan segmen sawit.

DSNG memiliki kapasita penyimpanan CPO mencapai 97.000 ton dan kapasitas produksi KCP 400 ton/hari. Jumlah PKS 12 pabrik dan total kapasitas PKS 675 ton/jam.

Untuk segmen produk kayu, untuk produk panel dengan bahan baku pohon sengon dan babon, kapasitas produksi DSNG 12.000 m3/bulan. Produk panel adalah block board, plywood, dan bare core, yang 100% akan diekspor (90% ke Jepang, sisanya ke negara lain).

Untuk produk engineered flooring, dengan brand TEKA, berbahan baku pohon imported oak dan kayu lokal lainnya, kapasitas produksi 150.000 m2/bulan. Sebanyak 99% produk TEKA diekspor ke pasar AS, Eropa, Kanada, hingga Selandia Baru.

Kemudian, produk engineered door, DSNG mendirikan perusahaan patungan (joint ventures) dengan Daiken. Produk tersebut diekspor 100% ke Inggris.

Produk panel menyumbang 48% dari penjualan segmen kayu, sedangkan engineered flooring 42% dan door 10%.

Prospek Bisnis

Secara makro, beberapa lembaga nasional maupun internasional memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 masih akan terus bertumbuh positif.

Kendati, tetap harus diwaspadai juga situasi ekonomi dan moneter internasional yang masih rentan dan sangat fluktuatif yang sangat mungkin mempengaruhi bisnis DSNG.

Selain itu, tensi geopolitik global khususnya perang Ukraina dan Rusia yang belum usai hingga saat ini, maupun perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat menjadi perhatian bagi manajemen.

Segmen kelapa sawit masih menjadi peluang bagi DSNG untuk menangkap manfaat bisnis mengingat rencana pemerintah untuk meningkatkan program biodiesel menjadi B35.

Selain itu, diperkirakan konsumsi CPO dalam negeri juga akan meningkat. Menurut data GAPKI, setiap tahun konsumsi CPO dalam negeri selalu tumbuh positif, di mana pada 2022 secara total mencapai 20,97 juta ton, lebih tinggi dibandingkan 2021 yang sebesar 18,42 juta ton.

Dari sektor kelapa sawit, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan produksi CPO dan PKO pada 2023 akan turun menjadi 49 juta ton, lebih rendah daripada rata-rata produksi CPO dan PKO tiga tahun terakhir sebanyak 52 juta ton.

Hal itu merupakan imbas kenaikan harga pupuk yang mencapai dua kali lipat sejak awal tahun 2022 akibat dampak dari perang Rusia-Ukraina dan depresiasi nilai tukar rupiah.

Selain itu, peremajaan tanaman kelapa sawit turut andil dalam penurunan produksi karena tanaman kelapa sawit baru yang ditanam tersebut masih belum berproduksi.

Sedangkan dari sisi permintaan, mengutip Oil World, permintaan CPO diperkirakan akan bertumbuh didorong keputusan pemerintah Indonesia untuk mengimplementasikan program biodiesel B-35 pada 2023.

Sementara terkait prediksi harga, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) memprediksikan harga CPO akan stabil di MYR 3.800/ton (US$ 861,68/ton) pada 2023.

Lembaga ternama lainnya, perusahaan pemeringkat Fitch Ratings memprediksi harga CPO akan diperdagangkan US$ 850/ton atau MYR 3.770/ton pada 2023, jauh lebih rendah dari US$ 1.175 pada 2022.

DSNG sendiri menargetkan pertumbuhan CPO pada 2023 berkisar 10% dibandingkan 2022.

Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya karena adanya program penananaman kembali (replanting) yang telah dimulai sejak kuartal keempat 2022 lalu.

Terkait segmen produk kayu, pasar internasional untuk produk kayu mulai mengalami pelemahan di akhir 2022 dan diperkirakan akan berlanjut setidaknya hingga paruh pertama 2023. Hal ini tentunya berdampak pada kontribusi penjualan segmen usaha produk kayu terhadap kinerja konsolidasian Perseroan.

Sementara itu, pengembangan segmen energi terbarukan akan terus dilanjutkan dengan berfokus pada pemanfaatan Bio-CNG sebagai pengganti bahan bakar fosil pada alat transportasi sehingga menurunkan biaya energi dan meningkatkan benefit lingkungan.

Limbah padat berupa cangkang dan pelet kayu juga akan terus diintensifkan pemanfaatannya sebagai tambahan penghasilan melalui trading biomasa.

Oleh karena itu, DSNG memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar 3% dan laba sebelum pajak sebesar 8% pada 2023.

Pada 2023, DSNG akan mengalokasikan CAPEX (Capital Expenditure) senilai Rp 800 miliar rupiah yang akan digunakan untuk infrastruktur regular, program replanting, pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS), investasi pemanfaatan teknologi guna mengoptimalkan produktivitas kebun dan pabrik.

Lebih lanjut, perusahaan berencana membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru di Kalimantan Barat dengan kapasitas sebesar 30 ton TBS per jam. Pembangunan PKS ini akan dimulai pada kuartal II 2023 dan diperkirakan akan siap beroperasi pada 2025.

Mempertimbangkan kinerja dan prospek perusahaan di atas, termasuk valuasi yang masih murah, berinvestasi di saham DSNG memberikan keamanan dan potensi cuan bagi investor. Dengan catatan, investor tetap perlu memperhatikan sejumlah risiko terkait perusahaan di atas, termasuk harga CPO di masa depan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation