CNBC Indonesia Research

Selamat Ulang Tahun Jakarta, Warga Muak dengan 6 Penyakit Ini

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
22 June 2023 09:30
Jakarta Diguyur Hujan Pagi Hari (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Jakarta Diguyur Hujan Pagi Hari (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Hari ulang tahun Kota Jakarta diperingati tanggal 22 Jun 2023 alias tepat pada hari ini.
  • Tema yang diangkat untuk tahun ini adalah "Jadi Karya untuk Nusantara" sebagai amplifikasi slogan Sukses Jakarta untuk Indonesia.
  • Diusianya yang ke 496, Jakarta masih memiliki banyak persoalan kronis

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ulang tahun Kota Jakarta diperingati tanggal 22 Jun 2023 alias tepat pada hari ini. Tahun ini menjadi peringatan HUT ke-496 Kota Jakarta yang sudah berdiri sejak tahun 1527 silam. Dengan bertambahnya usianya, menarik pula membahas permasalahan yang mengakar di Ibu Kota Negara ini.

Tema yang diangkat untuk tahun ini adalah "Jadi Karya untuk Nusantara" sebagai amplifikasi slogan Sukses Jakarta untuk Indonesia. Bermakna akan kesiapan Jakarta untuk mengoptimalisasi seluruh sumber daya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, serta pemantik kemajuan bagi daerah lain di Indonesia.

Namun, Indahnya harapan bagi Kota Jakarta ini harus diingatkan kembali beberapa permasalahan yang mengakar di Ibu Kota Negara tersebut. Berikut rinciannya.

 

Kualitas Udara

Beberapa hari sebelum perayaan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta, wilayah ini justru dihebohkan dengan kualitas udara yang semakin burut. DKI Jakarta bahkan dinobatkan menjadi kota dengan udara terpolutif di dunia.

Berdasarkan pantauan Tim Riset CNBC Indonesia tepat sehari sebelum HUT Kota Jakarta menempati urutan ketiga dengan kota paling polutif di dunia. AQI US nya mencapai angka 157 di mana termasuk kategori tidak sehat.

Sebagai informasi AQ US dengan kualitas yang baik itu berkisar 0-50, sedang itu berkisar 51-100, tidak sehat bagi kelompok sensitif itu berkisar 101-150 dan tidak sehat berada di range 151-200.

Bahkan pada 15 Juni 2023 lalu Air Quality Index (AQI) Kota Jakarta berada di angka 156 dan menduduki posisi kedua setelah Minneapolis, Amerika Serikat, (nilai AQI 203) sebagai kota dengan udara terkotor di dunia.
IQAir menyatakan bahwa PM2.5 masih menjadi polutan utama Jakarta dengan konsentrasi sebanyak 66 mikrogram per normal meter kubik. Angka tersebut 13.2 kali lebih banyak daripada nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mengutip laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), PM2.5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 mikrometer. Partikel PM2.5 yang termasuk debu, jelaga, kotoran, asap, dan tetesan cair hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

Sementara itu, IQAir melaporkan bahwa polusi udara PM2.5 adalah ancaman kesehatan terbesar di dunia. Ukurannya yang kecil membuat PM2.5 dapat tetap melayang di udara untuk waktu yang lama dan bisa diserap jauh ke dalam aliran darah saat terhirup.
"Polusi udara diperkirakan telah menyebabkan lima ribu kematian di Jakarta pada 2023," ungkap IQAir.

Di momen ulang tahun ini, harapannya pemerintah bisa menyelesaikan persoalan ini. Jika dibiarkan terlalu jauh, bisa menimbulkan multiplier effect dari kondisi ini.

Suasana gedung bertingkat tertutup kabut polisi usai hujan di Jakarta, Kamis (16/6/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Suasana gedung bertingkat tertutup kabut polisi usai hujan di Jakarta, Kamis (16/6/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Suasana gedung bertingkat tertutup kabut polisi usai hujan di Jakarta, Kamis (16/6/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

 

Banjir

Persoalan banjir Jakarta bak kondisi yang tak pernah usai. Berbicara tentang banjir, ingatan kita pasti melayang saat Jakarta menjadi lautan air, setahun silam. Hampir separuh Ibu Kota direndam air. Penduduk Jakarta dibuat kalang-kabut. Aktivitas perkantoran dan perdagangan sempat lumpuh jalan-jalan dipenuhi air setinggi lutut orang dewasa.

Penyebab banjir di Jakarta sudah menjadi rahasia umum di masyarakat. Penyebab banjir di Jakarta mengakibatkan dampak besar bagi masyarakat, terutama menghambat aktivitas. Tak hanya menghambat aktivitas,banjir juga tentunya berimbas pada sektor perekonomian masyarakat Ibu Kota. Terlebih lagi, banyak moda transportasi umum yang terkendala untuk beroperasi.

Solusi-solusi mengantisipasi banjir, seperti pembangunan tandon raksasa (waduk penyimpanan air) diyakini tak bakal berpengaruh besar, jika rencana tata ruang Bogor, Puncak, dan Cianjur (Bopuncur) juga carut-marut.

Ketiga daerah itu seharusnya menjadi daerah resapan air. Tetapi, faktanya malah lebih sering mengirim banjir ke Ibu Kota yang sebagian besar wilayahnya berada di dataran rendah. Hal itu terjadi lantaran lahan hijau di ketiga kota itu disulap menjadi bangunan-bangunan tembok.

Penyebab banjir di Jakarta yaitu minimnya kawasan resapan air. Kurangnya Ruang Terbuka Hijau atau RTH membuat kawasan resapan air berkurang sehingga menyebabkan banjir. Tak hanya itu, pembangunan gedung dan hotel-hotel di wilayah Jakarta menyebabkan penggunaan air tanah secara berlebihan.

Berdasarkan informasi yang berhasil didapatkan Jakarta mengalami penurunan muka tanah sebanyak 5-12 cm per tahun. Kondisi ini membuat potensi banjir semakin besar.

Potret Kampung Bayam yang Terdampak Pembanguan Stadion JIS (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Potret Kampung Bayam yang Terdampak Pembanguan Stadion JIS (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Potret Kampung Bayam yang Terdampak Pembanguan Stadion JIS (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

 

Hunian yang Layak

Hunian yang layak masih menjadi isu utama yang diangkat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan menawarkan program DP 0% di masa kampanye pemilihan Gubernur silam.

Namun hingga saat ini, hunian yang layak di DKI Jakarta hanya mimpi semata, diperparah dengan program DP 0% yang tidak mampu menjawab keresahan warga DKI Jakarta untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) , tahun 2021 persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian yang layak hanya 40%. Artinya, sebanyak 60% rumah tangga di wilayah ini tak mendapatkan hunian yang layak dan terjangkau.

 

Angka tersebut tercatat meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya mencapai 33,18% dan pada 2019 sebesar 34,25%.

Perlu ada terobosan baru dengan melibatkan semua pihak, seperti konsolidasi tanah untuk pembangunan hunian bertingkat sehingga lokasinya masih strategis dan tidak jauh dari pusat kota. Lebih lanjut, petunjuk pelaksanaan hunian layak sebenarnya telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026.

Sementara itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan akses rumah layak huni mencapai 70 persen pada tahun 2024. Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Oleh sebab itu, demi mewujudkan hal tersebut, pemerintah terus berkomitmen untuk memberikan kemudahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui program pembangunan rumah subsidi.

 

Kemiskinan

Masyarakat miskin ekstrem di Jakarta semakin bertambah. Dari data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta dilaporkan, kemiskinan di DKI Jakarta mencapai 0,89% dari total 10,7 juta penduduk.

Pemerintah Provinsi DKI mengambil beberapa langkah intervensi untuk upaya menurunkan angka tersebut. Pengamat menyebutkan, upaya tersebut perlu tepat sasaran dan efektif.

Pada September 2022, jumlah penduduk miskin DKI Jakarta berdada pada angka 502.040 jiwa. Dari angka ini, jumlah penduduk miskin wilayah ini berkurang sebanyak 7,11 ribu atau 1,44% selama periode Maret-September 2022.

Penurunan pada periode tersebut memang tercatat lebih banyak dibandingkan Maret 2022.

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) yang merupakan rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

Pada September 2022, P1 DKI Jakarta berada pada angka 0,682 berkurang sebesar 0,086 dibandingkan periode Maret 2022. Sementara pada bulan yang sama tahun 2021, P1 DKI Jakarta adalah sebesar 0,753 tercatat turun 0,071.

Di sisi lain, indeks keparahan kemiskinan (P2) yang menggambarkan penyebaran pengeluaran penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Nilai P1 dan P2 pada September 2022 menggambarkan bahwa ekonomi masyarakat DKI Jakarta mulai berjalan ke arah positif dan menunjukan mulai terjadinya perbaikan kualitas penduduk miskin.

Namun demikian, kemiskinan ini tetap harus menjadi fokus utama pemerintah, terlebih di Ibu Kota Negara ini pengentasan kemiskinan ekstrem harus lebih serius dijalankan.

Penciptaan wirausaha muda merupakan solusi mengatasi pengangguran. Juga akses permodalan, training melalui Balai Latihan Kerja, mentoring UMKM, pembukaan akses pasar serta upgrading teknologi produksi. Ini merupakan bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Tingkat Pengangguran

Perluasan lapangan kerja perlu menjadi salah satu fokus Pemprov DKI Jakarta dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2024. Terlebih, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tingkat pengangguran terbuka (TPT) DKI Jakarta pada 2022 mencapai 410.585 jiwa atau 7,18%.

Melihat trennya dalam lima tahun terakhir, TPT di DKI Jakarta berfluktuatif cenderung menurun. Tingkat pengangguran terbuka di Jakarta mencetak rekor tertinggi sebesar 10,95% ketika awal pandemi Covid-19 pada Agustus 2020. Namun, persentasenya terus mengalami penurunan hingga Agustus 2022.

Hal itu seiring dengan melandainya pandemi, sehingga ekonomi di jakarta mulai kembali pulih. Berdasarkan jenis kelaminnya, TPT laki-laki di Jakarta tercatat sebesar 7,50%.

Angkanya lebih tinggi dibandingkan TPT perempuan yang sebesar 6,65%. Adapun, TPT tertinggi terjadi di Kepulauan Seribu, yakni 8,47% pada Agustus 2022. Sementara, TPT terendah dimiliki oleh Jakarta Selatan sebesar 5,63%.

Meski demikian, pemerintah DKI Jakarta tak boleh cepat puas dengan menurunnya angka ini. Kondisi di lapangan harus terus dipantau bukan hanya mengacu dengan angka saja.

Selain siap bekerja, warga DKI Jakarta yang telah mendapat pelatihan diharapkan juga mampu membuka lapangan kerja baru.

Kemacetan

Merasa Jakarta makin hari makin macet saja? Ternyata ada bukti ini benar terjadi. Laman Tomtom menyajikan data-data kepadatan lalu lintas, termasuk yang di Jakarta pada laporan Tomtom Traffic Index.

Laporan itu berisi 390 kota pada 56 negara. Dalam laporan itu, Jakarta disebut berada di urutan ke-29.

Tahun lalu, Tomtom mencatat rata-rata waktu tempuh jarak 10 kilometer di Jakarta mencapai 22 menit 40 detik. Ternyata jarak tempuh itu meningkat 2 menit 50 detik dari tahun sebelumnya.

Tomtom juga melaporkan berapa tambahan waktu yang dibutuhkan saat jam sibuk di pagi dan malam hari di Jakarta. Tercatat pagi hari bertambah 11 menit untuk 10 km perjalanan, sedangkan waktu lebih lama dibutuhkan pada malam hari yakni 18 menit per 10 km perjalanan.

Sementara itu lama jam sibuk per tahun di Jakarta mencapai 214 jam. Rata-rata kecepatan pada jam sibuk tahun 2022 lalu mencapai 22 km/jam.

Tomtom juga mencatat hari terburuk atau hari paling macet di Jakarta terjadi pada 9 Desember 2022 lalu. Hari itu rata-rata masyarakat Jakarta harus berkendara 10 km dalam waktu hampir setengah jam atau 29 menit 30 detik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation