Newsdata

Nanas Beri Kabar Baik dan Buruk Buat Warga RI

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
21 June 2023 09:40
Ilustrasi petani buah nanas (Future Publishing via Getty Imagas)
Foto: Ilustrasi petani buah nanas (Future Publishing via Getty Imagas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nanas merupakan salah satu produk hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan andalan ekspor Indonesia. Produksi nanas pada 2022 mencapai 3,2 juta tonĀ atau naik 10,99% dari tahun sebelumnya. Namun, ekspor nanas justru turun.

Berdasarkan data tersebut, sejak 2018 produksi buah nanas di Indonesia cenderung berada dalam tren yang meningkat. Bahkan produksi tahun 2022 ini adalah yang tertinggi sejak 2018.

Sementara jumlah tanaman nanas yang menghasilkan pada tahun 2022 mencapai 610,05 juta rumpun, naik sebesar 2,18% (13 juta rumpun) dari tahun 2021.

Pada tahun 2022, produksi nanas tertinggi terjadi di triwulan 3 yaitu mencapai 904,71 ribu ton dengan tanaman yang menghasilkan sebanyak 406,31 juta rumpun.

Provinsi dengan produksi nanas terbesar adalah Lampung, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur. Lampung berkontribusi sebesar 26,90% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 861,71 ribu ton dan tanaman yang menghasilkan sebanyak 226,72 juta rumpun.

Dari sisi ekspor, pada 2022 nilai ekspornya mencapai US$ 332,15 juta, turun sebesar 1,4% (US$ 4,74 juta) dari tahun 2021. Berikut Rinciannya


Negara tujuan ekspor utama nanas adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai US$ 87,03 juta (68,25 ribu ton), Belanda dengan nilai ekspor mencapai US$ 43,41 juta (30,02 ribu ton), dan Spanyol dengan nilai ekspor mencapai US$ 31,76 juta (23,96 ribu ton).

Di sisi lain, nilai impor nanas pada tahun 2022 mencapai US$ 311 ribu, naik sebesar 100,83% (US$ 156,21 ribu). Negara asal utama impor nanas adalah Thailand dengan nilai impor mencapai US$ 179,87 ribu (82 ton), Austria dengan nilai impor mencapai US$ 38,04 ribu (31 ton), dan Singapura dengan nilai impor mencapai US$ 34,96 ribu (20 ton).

Kendati demikian, Indonesia masih memiliki tantangan dalam pengembangan buah karena minimnya lahan produksi tanpa adanya campur tangan teknologi budidaya. Tantangan itu semakin berat karena semua negara turut mengalami ancaman krisis pangan pada saat ini.

Belum lagi adanya ancaman perubahan iklim serta kemarau ekstrem yang mengancam 30% wilayah Indonesia.

Dalam pengembangan industri buah lokal, pemerintah telah mencanangkan program Revolusi Oranye sejak Mei 2013. Program tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan konsumsi buah dalam negeri secara mandiri.
Selain itu, program tersebut ingin menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir terbesar buah-buahan tropis di Asia Tenggara pada 2025 dan dunia pada 2045.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation