
Tak Diduga! RI Nol Impor Komoditas Ini, Malah Ekspor Besar

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mendadak ngomong dengan berapi-api mengatakan Indonesia saat ini sudah ketagihan impor, salah satunya buah-buahan.
Pasalnya, pada saat dirinya masih menjabat sebagai anggota DPR RI tahun 2004 silam, saat itu impor buah hanya sebanyak 50 ribu ton, berbeda dengan saat ini yang sudah mencapai 1 juta ton.
Untuk itu, Zulhas menyebut dirinya sudah menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar importasi RI mulai ditata kembali, supaya Indonesia tidak menjadi negara yang ketergantungan impor.
Sebagaimana diketahui, Indonesia kaya akan buah-buahan, seperti halnya jambu kristal, buah naga, salak, duku, alpukat, nanas, pisang hingga rambutan bisa dengan mudah didapati di dalam negeri.
Kini kita coba sorot pisang yang merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia.
Jenis-jenis pisang yang di Indonesia sangat variatif seperti pisang cavendish, barangan, pisang tanduk, raja emas, kepok tanjung dan lain-lain. Masing-masing wilayah Indonesia memiliki karakteristik pisang berbeda-beda.
Produksi pisang pada tahun 2022 mencapai 9,24 juta ton, naik sebesar 5,77% (504 ribu ton) dari tahun 2021.
Konsumsi pisang oleh sektor rumah tangga pada tahun 2022 mencapai 2,42 juta ton, naik sebesar 1,35% (32,14 ribu ton) dari tahun 2021. Adapun partisipasi rumah tangga terhadap konsumsi pisang adalah sebesar 49,35%. Berikut pergerakannya.
Selain konsumsi yang terus meningkat, nyatanya nilai ekspor pisang pada tahun 2022 mencapai angka US$ 8,7 juta atau naik 42,81% dibandingkan tahun sebelumnya.
Negara tujuan ekspor utama pisang adalah Malaysia dengan nilai ekspor mencapai US$ 3,86 juta (13,49 ribu ton), Singapura dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,83 juta (2,69 ribu ton), dan Cina dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,54 juta (3,05 ribu ton).
Selain itu, pada tahun 2022 Indonesia tidak mengimpor pisang dari luar negeri. Ini buktinya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)