
Kabar Baik Nih Pak Jokowi, Pasar RI Penuh Sesak Dana Asing

- Surplus NPI pada kuartal I-2023 tercatat US$ 6,5 miliar, dari US$ 4,7 miliar pada kuartal IV-2023
- Surplus pada NPI ditopang oleh besarnya minat investor asing dalam membeli SBN
- Transaksi berjalan menyusut pada kuartal I-2023 menjadi 0,89% dari PDB
Jakarta, CNBC Indonesia - Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) meningkat tajam pada kuartal I-2023 setelah investor asing membanjiri pasar keuangan Indonesia.
Bank Indonesia (BI) mencatat surplus NPI pada kuartal I-2023 menembus US$ 6,52 miliar. Surplus ini jauh lebih besar dibandingkan pada kuartal IV-2022 yakni US$ 4,73 miliar.
Surplus juga berbanding terbalik dengan defisit sebesar US$ 1,82 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Melonjaknya surplus pada NPI tak bisa dilepaskan dari banjirnya investor asing yang masuk ke pasar keuangan, seperti tercermin dalam transaksi finansial.
"Kondisi ketidakpastian pasar keuangan yang mulai mereda mendorong peningkatan arus modal asing ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik sehingga menyebabkan surplus pada investasi portofolio," tulis Bank Indonesia.
Investor asing juga mulai masuk kembali ke pasar keuangan Indonesia sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi domestik, termasuk melandainya inflasi.
Neraca transaksi finansial pada kuartal I-2023 tercatat surplus US$ 3,38 miliar, berbanding terbalik dengan defisit US$ 120 juta pada kuartal IV-2023.
Surplus pada Januari-Maret 2023 juga menjadi yang terbaik sejak kuartal III-2021.
Surplus transaksi financial ditopang oleh meningkatnya investasi langsung serta perbaikan pada investasi portofolio.
Neraca investasi langsung membukukan surplus sebesar US$ 3,4 miliar atau meningkat dibandingkan pada kuartal IV-2022 yang tercatat US$ 3,16 miliar.
Investasi portofolio mencatat surplus sebesar US$ 3,02 miliar pada Januari-Maret 2023.
Surplus ini berbanding terbalik dengan defisit sebesar US$ 1,72 miliar pada kuartal IV-2022. Suprlus juga memutus tren defisit yang sudah berlangsung dalam lima kuartal terakhir.
Surplus disebabkan oleh besarnya investor asing yang memborong Surat Utang Negara (SUN). Aliran dana asing pada SUN berdenominasi rupiah tercatat US$ 3,6 miliar pada kuartal I-2023.
Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan pada kuartal IV-2022 yang tercatat US$ 1, 6 miliar.
Dengan pembelian tersebut maka kepemilikan asing pada SUN meningkat menjadi 17,6% per akhir Maret 2023, dibandingkan 17% pada akhir Desember 2022.
Namun, investor asing justru menjual obligasi swasta. Investor asing mencatatkan net sell sebesar US$ 0,3 miliar pada Januari-Maret 2023.
Di pasar saham, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar US$ 0,2 miliar pada kuartal I-2023.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan net sell sebesar US$ 1,3 miliar pada kuartal sebelumnya.
Membaiknya transaksi finansial membantu NPI untuk tetap memiliki kinerja cemerlang meskipun surplus transaksi berjalan menyusut.
Transaksi berjalan membukukan surplus sebesar US$ 2,97 miliar pada kuartal I-2023 atau 0,89% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Surplus tersebut jauh lebih kecil dibandingkan yang tercatat pada kuartal sebelumnya yakni US$ 4,18 miliar atau 1,27% dari PDB.
Melandainya surplus pada transaksi berjalan disebabkan mengecilnya nilai ekspor Indonesia.
Pada kuartal I-2023, ekspor barang Indonesia menembus US$ 67,32 miliar. Angka tersebut menurun dibandingkan pada kuartal IV-2022 sebesar US$ 72,76 miliar.
Ekspor melemah sejalan dengan melandainya harga komoditas mulai dari batu bara dan minyak sawit mentah (CPO).
Namun, impor juga mengecil menjadi US$ 52,61 miliar pada kuartal I-2023 dari US$ 55,81 miliar pada kuartal sebelumnya.
Neraca pendapatan primer mencatatkan defisit sebesar US$ 8,6 miliar, pada kuartal I-2023, menurun tipis dibandingkan kuartal IV-2022 tercatat US$ 9,2 miliar.
Sementara itu, surplus pendapatan sekunder pada kuartal I-2023 tercatat US$ 1,5 miliar atau turun dibandingkan US$ 1,9 miliar.
Termasuk dalam kelompok pendapatan sekunder adalah penerimaan remintansi dai pekerja migran Indonesia di luar negeri.
Penerimaan remitansi dari sekitar 3,5 juta pekerja migran Indonesia mencapai US$ 2,6 miliar pada kuartal I-2023. Jumlah tersebut membaik dibandingkan US$ US$ 2,5 miliar pada kuartal IV-2022.
Remitansi terbesar datang dari Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)