
Kinerja Moncer Bikin Saham Pertamina Geothermal Meroket 37%

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebulan terakhir hingga perdagangan Selasa (16/5/2023) pergerakan harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus bertahan di zona hijau atau sudah menguat 36,59%.
Pergerakan harga saham yang hijau tidak lepas dari kinerja keuangannya yang baik, tercermin dari capaian laba di sepanjang 2022 berhasil naik 49,71% secara tahunan (YoY) menjadi US$127,31 juta.
Laba yang solid tersebut didorong pendapatan usaha yang tumbuh 4,67% YoY menjadi US$388,06 juta. Paling banyak dari segmen penjualan operasi sendiri mencapai US$371,93 juta atau setara 96,33% dari total pendapatan, sisanya ada segmen production allowances sebesar US$ 14,13 juta.
Selain itu, perusahaan mampu melakukan efisiensi dengan mengurangi beban pokok pendapatan dan beban langsung dari US$182,32 juta pada 2021 menjadi US$173,20 juta pada 2022. Oleh karena itu, laba kotor berhasil meningkat 14,13% YoY menjadi US$212,86 juta.
Hal tersebut juga mampu mengimplikasikan margin laba kotor meningkat dari 50,56% menjadi 55,13%.
PGEO, emiten yang baru IPO Februari lalu juga berhasil meraup dana segar sebesar Rp9,05 triliun atau setara US$ 615,64 juta (kurs Rp14700/US$) dengan melepas saham baru sebanyak 10,35 lembar atau setara 25% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan.
Menurut data prospektus, sebanyak 85% dana IPO akan digunakan pengembangan usaha hingga 2025 mendatang, sedangkan 15% sisanya atau sebanyak-banyak sampai dengan US$ 100 juta akan digunakan untuk sebagian pembayaran utang.
Selain itu, PGEO juga meraup dana dari penerbitan surat utang berwawasan hijau (green bond) di pasar global senilai US$400 juta, Sebagai informasi, penerbitan surat utang sejak April 2023 lalu sempat meraih penawaran hingga US$3,3 atau terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe) hingga 8,25 kali.
Bila menelisik lebih dalam, berdasarkan data prospektus PGEO memiliki saldo pinjaman facilities agreement per 31 Desember 2021 sebesar US$ 600 juta yang akan jatuh tempo pada 23 Juni mendatang.
Membandingkan saldo pinjaman tersebut dengan raihan dana IPO yang bisa digunakan untuk pembayaran utang sebesar US$100 juta dan global bond senilai US$ 400 juta. PGEO masih membutuhkan tambahan US$ 100 juta untuk membayar secara penuh kewajibannya.
Walaupun begitu, kami nilai PGEO masih bisa memenuhi kewajibannya mengingat posisi kas dan setara kasnya hingga akhir 2022 masih lebih besar dari kekurangan pembayaran kewajibannya, yakni sebesar US$262,30 juta.
Sejalan dengan itu, perseroan juga mengatakan rencananya global bond memang akan digunakan untuk melunasi seluruh sisa utang facilities agreement.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(pap/pap)