Sectoral Insight

Ketahanan Pangan RI di Bawah Rata-Rata Dunia, Begini Faktanya

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 May 2023 11:05
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan di Kandang Sapi UPTD Rumah Potong Hewan Bubulak, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 7 Juni 2022. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menyemprotkan cairan desinfektan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan di Kandang Sapi UPTD Rumah Potong Hewan Bubulak, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 7 Juni 2022. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Indonesia juga mengalami kekurangan daging sapi setiap tahun. Dalam tiga tahun terakhir misalnya, berdasarkan data BPS, Indonesia mengalami kekurangan daging sapi sekitar 250.000 ton hingga hampir 300.000 ton.

Impor pun setiap tahun dilakukan.

Wilayah Jawa menjadi yang paling banyak mengalami defisit. Berdasarkan data BPS, konsumsi daging sapi pada 2022 mencapai 500.430 ton atau sekitar 71% dari total konsumsi. Namun, supply daging sapi di Jawa hanya sekitar 258.170 ton, sehingga ada defisit sebesar 242.260 ton.

Konsumsi dan defisit tersebut mengalami penurunan ketimbang 2021, sebab produksi mengalami kenaikan.

Yang menarik, populasi sapi sebenarnya cukup besar. Catatan BPS, pada 2021 populasi sapi potong di Jawa mencapai 7,57 juta ekor. Secara total, populasi sapi potong di Indonesia mencapai 18,05 juta ekor.

Ketua Komite Tetap Industri Peternakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Yudi Guntara Noor menjelaskan populasi sapi banyak belum tentu menghasilkan banyak daging sapi. Pasalnya, jenis peternakan sapi di Indonesia banyak yang bersifat sosial security. Artinya peternak hanya akan menjual atau memotong sapi ketika butuh misalnya untuk kurban, hajatan, dan sebagainya.

"Jadi itu sangat tidak jelas kapan, sedangkan konsumen di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan daerah lainnya, itu ada industri, rumah tangga, horeka (hotel, restoran, kafe), yang memang tiap hari membutuhkan pasokan daging," ujarnya dalam diskusi bertajuk Kerja Sama Indonesia - Australia dalam Industri Sapi dan Daging Sapi 2021, dikutip dari CNN Senin (22/3/2021) silam.

Selain itu, sentra daging sapi tidak berada di pusat konsumsi. Dengan luas wilayah Indonesia yang besar, hal ini memicu defisit di satu wilayah, sementara surplus di tempat lain.

Kebutuhan daging sapi di Jawa Barat sebesar 167.110 ton, tetapi supply-nya hanya 21.350 ton. Defisit paling besar pun dicatat Jawa Barat, disusul DKI Jakarta yang minus 65.140 ton.

Populasi sapi potong di Jawa Barat hanya sebanyak 415.036 ekor, jauh dari Jawa Timur yang lebih dari 4,9 juta ekor, atau Jawa Tengah sekitar 1,8 juta ekor. Kedua wilayah ini mencatat surplus daging sapi.

Sentra daging sapi lainnya berada di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan dengan populasi berkisar 1,2 juta - 1,4 juta ekor.

Di beberapa sentra penghasil daging sapi tersebut, vaksinasi untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah 100% dilakukan, berdasarkan data dari Siaga PMK, Kementerian Pertanian

PMK merupakan penyakit yang sangat menular dan berbahaya bagi hewan ternak. Meski tidak menular kepada manusia, jika memakan daging yang sudah dimasak, tetapi PMK bisa membuat hewan ternak mengalami penurunan berat badan permanen. Hal ini tentunya berdampak pada kualitas daging.

Berdasarkan data dari Siaga PMK, hingga 15 Mei vaksinasi sudah disuntikkan sebanyak 13,15 juta dosis. Dari total vaksin tersebut, sebesar 78,3% diberikan ke sapi potong, sisanya ada sapi perah, kerbau, kambing, domba dan babi.

Penyakit PMK ini juga lebih banyak menyerang sapi potong, sebanyak 82,1%. Total hewan ternak yang terserang PMK saat ini sebanyak 610.361 ekor, sekitar 563 ribu ekor sembuh dan lebih dari 11 ribu ekor mati.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular