Sectoral Insight

Ketahanan Pangan RI di Bawah Rata-Rata Dunia, Begini Faktanya

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 May 2023 11:05
Suasana aktivitas bongkar muat gula kristal merah (rafinasi) dari India sebanyak 2.000 ton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/5/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana aktivitas bongkar muat gula kristal merah (rafinasi) dari India sebanyak 2.000 ton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/5/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sama dengan beras, Indonesia juga selalu mengimpor gula. Kebutuhan dengan produksi dalam negeri masih timpang, harga gula pun sempat naik tajam pada Maret lalu. 

Sekretaris Eksekutif AGI, Dwi Purnomo Putranto kepada CNBC Indonesia mengatakan persoalan perebutan bahan baku tebu masih menjadi tantangan bagi produksi pabrik gula utamanya bagi pabrik yang tidak memiliki kemampuan keuangan yang memadai.

Di sisi lain, AGI juga melihat kondisi impor gula yang kerap berbarengan dengan musim giling, alhasil turut menekan harga jual gula pabrik.

Pada 2022 lalu, impor gula tercatat sebesar mengimpor sebesar 6 juta ton gula, baik itu kristal rafinasi (GKR) yang digunakan untuk industri dan gula kristal putih (GKP) untuk konsumsi rumah tangga.

Bapanas memprediksi, impor gula tahun ini akan lebih rendah dibandingkan tahun 2022.

Pasalnya, produksi gula nasional tahun ini diprediksi bakal lebih baik. Di mana, tahun 2022, Bapanas mengutip Kementerian Pertanian (Kementan), produksi gula nasional mencapai 2,4 juta ton.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan produksi guka tahun ini akan mencapai 2,6 juta ton, sementara kebutuhan gula nasional mencapai 3,4 juta ton.

Artinya impor yang dilakukan tahun ini bisa di bawah satu juta ton. Tetapi itu merupakan GKP. sementara untuk GKR masih akan diimpor sebesar 3,6 juta ton.

Besarnya porsi impor GKR tidak lepas dari kebutuhan industri makan dan minuman di dalam negeri yang tinggi.

Kalangan pengusaha di sektor ini sempat menyebut gula produksi dalam negeri tidak bisa digunakan untuk produksi, tetapi kalangan petani tebu di dalam negeri membantahnya

"Ya bukan enggak bisa dipakai. Lebih karena ada pihak-pihak yang sangat diuntungkan oleh importasi ini karena gula impor saat ini masih lebih murah dibanding gula lokal," kata Ketua Umum DPN Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/10/2021) silam.

Melansir data dari Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), jumlah produsen GKR saat ini sebanyak 11 pabrik.

Melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Jaminan Ketersediaan Bahan Baku Industri Gula Dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Gula Nasional, pemerintah membuat adanya pemisahan antara gula rafinasi untuk industri dan gula tebu untuk konsumsi.

Hal ini sebelumnya sempat memicu polemik. Untuk Pabrik gula rafinasihanya memproduksi Gula GKR untuk memasok kebutuhan industri makanan, minuman dan farmasi.

Lalu pabrik gula berbasis tebu juga hanya memproduksi GKP yang dipasok untuk kebutuhan gula konsumsi atau masyarakat umum. Pabrik gula rafinasi tidak boleh memproduksi GKP untuk konsumsi, pabrik gula basis tebu tidak boleh memproduksi gula industri atau GKR.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Selalu Kekurangan Daging Sapi

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular