Earning Report

Resep Moncer BNI Cetak Rekor Laba Kuartal I 2023

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
15 May 2023 14:00

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI sukses mencetak kinerja positif selama 3 bulan pertama 2023. Bahkan, laba bersih bank BUMN ini pada periode tersebut mencatatkan rekor kuartalan tertinggi

Laba bersih BNI melompat ke Rp5,2 triliun pada periode tersebut, tumbuh 31,8% secara tahunan (YoY) pada kuartal I 2023, menjadi laba bersih kuartal terjumbo yang pernah dicapai BNI.

Ini sekaligus melampaui pencapaian laba bersih kuartal I pra-pandemi, yakni pada kuartal I 2020 yang sebesar Rp4,25 triliun dan kuartal I 2019 Rp4,08 triliun.

Upaya transformasi yang terus diikuti dengan strategi pertumbuhan selektif dan terukur membuahkan hasil positif berupa pertumbuhan kinerja berkualitas.
BNI juga sukses memanfaatkan pertumbuhan ekonomi RI yang tangguh atau resilien dan diperkirakan tumbuh positif hingga 5% di 2023 di tengah ekonomi global dihantui resesi.

Inflasi yang mulai melandai, penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang terus mengakomodasi tren global menjadi faktor pendukung resiliensi ekonomi Indonesia di 2023.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, ekspansi bisnis turut mendorong permintaan kredit/pinjaman selama tahun ini.

Ini terlihat dari kredit konsolidasi BNI tumbuh 7,2% secara tahunan (year-on-year/YoY) atau mencapai Rp634,3 triliun selama kuartal I 2023.

Kinerja pertumbuhan kredit BNI pada kuartal I 2023 didorong oleh segmen korporasi swasta yang tumbuh 21,2% YoY menjadi Rp234,0 triliun.

Kemudian diikuti oleh segmen enterprise atau Large Commercial yang meningkat 13,2% YoY menjadi Rp52,2 triliun, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 7,8% YoY menjadi Rp50,1 triliun.

Sementara, segmen konsumer secara keseluruhan tumbuh 11,9% YoY menjadi Rp113,4 triliun, dengan personal loan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi mesin pertumbuhan dengan masing-masing meningkat 19,2% YoY menjadi Rp44,5 triliun dan tumbuh 8% YoY menjadi Rp54,5 triliun.

Kendati optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit tahun ini di angka 10%, BNI tetap berfokus pada debitur kualitas wahid alias top tier, mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor industri prospektif, hingga segmen konsumer.

Ini artinya, BNI tetap mengedepankan asas prudential.

Strategi memilih pertumbuhan lewat debitur berkulitas tinggi tersebut membuat adanya perbaikan tajam pada biaya kredit. Biaya kredit merosot tajam menjadi hanya 1,4% pada kuartal I tahun ini, jauh dibandingkan 2,5% pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan biaya kredit ini salah satunya ditopang oleh perbaikan pada rasio pinjaman berisiko atau Loan at Risk (LaR) ratio yang turun menjadi 16,3% pada Maret dari 22,1% pada akhir tahun lalu.

Dari sisi likuiditas, Perseroan membukukan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7,4% YoY atau mencapai Rp743,7 triliun.

Strategi pertumbuhan DPK difokuskan pada CASA khususnya CASA transaksional yang kuat melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif serta peningkatan kemampuan transaksional terutama pada aplikasi mobile banking dan BNI Direct.CASA Perseroan, yaitu giro dan tabungan tumbuh 6,9% YoY, seiring tingkat pertumbuhan kredit, dengan rasio CASA mencapai 69%. Pertumbuhan kredit dan CASA tersebut membuat BNI mampu mengelola Net Interest Margin (NIM) terjaga pada level 4,7%.

Sementara, biaya dana pihak ketiga (DPK) naik 46 basis poin. Menurut manajemen BBNI, hal itu sesuai dengan ekspektasi karena tiga alasan. Pertama, tren kenaikan suku bunga. Kedua, tingginya reserve requirement ratio oleh Bank Indonesia dan Ketiga, buffer likuiditas yang ditetapkan manajemen menjelang libur lebaran.

Selain pertumbuhan bisnis yang selektif dan berkualitas, manajemen juga menambahkan bahwa penting bagi perseroan saat ini untuk menjaga tingkat likuiditas dan permodalan.

Seiring dengan itu, pertumbuhan DPK yang sehat terutama dari CASA mampu membawa BNI menjaga posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) stabil di level 85,4%.Indikator kecukupan likuiditas lainnya seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) juga terus berada pada posisi yang sangat kuat, jauh di atas ketentuan regulator.

Lebih lanjut, tingkat kecukupan permodalan terus meningkat dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 21,6%, naik 230 bps secara tahunan.

Manajemen pun menjelaskan, demi mencapai target bisnis tahun 2023, BNI telah menetapkan tujuh kebijakan strategis.

Pertama, BNI mengembangkan solusi transaksi & ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah.

Kedua, mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital melalui data driven berbasis analytics, customer experience, dan perluasan partnership.

Ketiga, BNI fokus pada peningkatan CASA dan Fee Based Income (FBI) yang sustain.

Keempat, BNI meningkatkan ekspansi bisnis pada corporate top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko.

Kelima, Perseroan melanjutkan Transformasi Human Capital, Culture, dan Operasional sehingga lebih agile dan lean dalam mendukung bisnis. Keenam, perseroan memperkuat jaringan bisnis Internasional dalam mendukung penetrasi pasar global. Ketujuh, BNI juga mengoptimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi Perusahaan Anak.

Strategi Transformasi

Pencapaian mentereng dari BBNI pada kuartal I 2023 tidak lepas dari program transformasi internal. Saat ini, dalam struktur manajemen senior, BBNI melakukan beberapa perubahan peran eksekutif untuk menyelaraskan dengan arah strategis kami ke depan.

Salah satu langkah startegis yang dilakukan bank korporasi ini adalah menambahkan fungsi Tresuri ke dalam Perbankan Korporasi, yang dipimpin oleh Silvano Rumantir. Penambahan fungsi ini memastikan koordinasi yang lancar untuk mengoptimalkan penjualan silang berbagai layanan kepada klien perbankan korporat.

Dari sisi jaringan internasional, BBNI juga memiliki jaringan di tujuh pusat keuangan di dunia. Jaringan internasional di bawah Corporate Banking penting karena semakin banyak bisnis Indonesia yang berkembang secara global.

Transformasi kelembagaan juga membuat BBNI mampu membangun struktur pendanaan yang lebih kuat terutama terdiri dari dana murah CASA, dan mengurangi ketergantungan pada pendanaan dengan tarif khusus, yang pada akhirnya akan menurunkan biaya dana dalam jangka panjang.

BBNI semakin mengedepankan pentingnya perubahan portfolio kredit agar menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dan lebih berkesinambungan untuk para pemegang saham.

Selain itu BBNI juga sukses meningkatkan Growth Portfolionya sebanyak 15% per tahun secara compounding alias CAGR, sementara kategori Selective Portfolio sukses diturunkan 9% per tahun CAGR.

Kategori Growth Portfolio terdiri atas kredit perusahaan swasta, konglomerasi, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan kredit konsimsi sementara kategori Selective Portfolio terdiri atas kredit untuk BUMN, kredit komersil, dan kredit UMKM.

Perlu di catat, dua tahun lalu pertumbuhan kredit hanya berada di kisaran 6% per tahun CAGR dalam dua tahun terakhir. Karena hasil dari kerja keras inilah resiko portfolio kredit BBNI turun drastis yang bisa dilihat dari Risk Weighted Asset (RWA) yang turun dari 81% ke 76%.

Perbaikan kualitas resiko tidak hanya menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang tinggi dalam dua tahun terakhir, akan tetapi ke depan juga akan mengurangi volatilitas laba yang akan muncul ketika perekonomian mengalami siklus penurunan.

Hal inilah yang ingin dilihat oleh manajemen BBNI yakni naiknya level Return on Equity (RoE) yang berkesinambungan. Singkatnya, buah transformasi tampak dari raihan kinerja kuartal I 2023 BNI yang positif di muka dan membuat ruang pertumbuhan bank masih terbuka lebar ke depan.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(pap/pap)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation